Perang Saudara Islam I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20230409)) #IABot (v2.0.9.3) (GreenC bot
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 34:
Setelah kematian [[Muhammad]] pada tahun 632, [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] menjadi pemimpin komunitas [[Muslim]]. Setelah [[Perang Riddah|menegaskan kembali kendali Muslim]] atas suku-suku pembangkang [[Jazirah Arab|Arab]], dia mengirim pasukan untuk berperang melawan [[Kekaisaran Bizantium]] dan [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah Persia]], memulai gelombang penaklukan yang dilanjutkan oleh penggantinya [[Umar bin Khattab|Umar]] (memerintah 634–644). Pertempuran-pertempuran ini menyebabkan kehancuran total Sasaniyah, dan membatasi Kekaisaran Bizantium ke [[Anatolia]], [[Afrika Utara]], dan penguasaannya di Eropa.<ref>{{harvtxt|Lewis|2002|pp=49–51}}</ref> Penaklukan membawa pendapatan dan tanah yang melimpah bagi umat Islam.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=148}}</ref> Di [[Sawad|Irak]], tanah mahkota dan aristokrasi Persia kini berada di tangan Muslim. Ini menjadi properti komunal yang dikelola negara. Pendapatan didistribusikan di antara pasukan penakluk, yang menetap di Irak.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|p=59}}</ref> Umar juga menyerahkan administrasi provinsi kepada gubernur daerah, yang memerintah dengan otonomi yang cukup besar. Surplus provinsi dihabiskan untuk pemukim Muslim di wilayah yang ditaklukkan daripada diteruskan ke ibu kota, [[Madinah]].<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|pp=60}}</ref>
 
[[Utsman bin 'Affan|Utsman]] menggantikan Umar setelah pembunuhannya oleh seorang budak pada tahun 644. Kebijakan khalifah baru menimbulkan ketidakpuasan di kalangan elit Muslim serta tuduhan nepotisme. Dia mulai memusatkan kekuasaan dengan mengandalkan kerabat [[Dinasti Umayyah|Umayyah]]-nya, yang telah lama menentang Muhammad sebelum masuk Islam pada tahun 630. Kesukaannya terhadap kerabat tidak termasuk anggota [[Quraisy]] lainnya,{{efn|Pengelompokan klan-klan MekkahMakkah yang dimiliki Muhammad dan para khalifah, termasuk Utsman.}} yang telah menikmati otoritas signifikan selama pemerintahan dua pendahulunya. Dia menunjuk kerabatnya untuk semua jabatan gubernur provinsi.<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1927|pp=41–42}}. {{harvtxt|Lewis|2002|p=59}}</ref> Meskipun Utsman melanjutkan ekspansi Muslim di Persia dan Mesir, penaklukan ini terhenti pada paruh akhir masa pemerintahannya.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=148}}. {{harvtxt|Lewis|2002|p=60}}</ref> Masuknya barang rampasan melambat, memperbesar masalah ekonomi yang sebelumnya diredam oleh pendapatan yang masuk.<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1927|pp=43}}</ref> Hal ini ditambah dengan antipati pengembara Arab terhadap otoritas pusat, yang sampai sekarang telah digantikan oleh upaya perang yang terus berlanjut.<ref>{{harvtxt|Lewis|2002|p=60}}</ref> Migrasi berkelanjutan suku-suku dari Arab ke wilayah taklukan juga mengakibatkan berkurangnya pembayaran dari pendapatan tanah, yang menyebabkan kebencian di antara para pemukim sebelumnya.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=148}}. {{harvtxt|Kennedy|2016|p=63}}</ref> Pemukim awal juga melihat status mereka terancam oleh hibah tanah di wilayah yang ditaklukkan kepada kaum Quraisy terkemuka seperti [[Thalhah bin Ubaidillah]] dan [[Zubair bin Awwam]], serta akuisisi tanah oleh kepala suku yang datang terlambat, seperti Asy'ats bin Qais. Para pemimpin ini diberi wilayah ini sebagai ganti tanah mereka di Arabia.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|pp=149–150}}. {{harvtxt|Kennedy|2016|p=63}}</ref> Selanjutnya, Utsman menguasai tanah mahkota Irak sebagai aset negara, dan menuntut agar surplus provinsi diteruskan ke khalifah. Campur tangan dalam urusan provinsi ini menimbulkan penentangan luas terhadap pemerintahannya, terutama dari Irak dan Mesir, tempat mayoritas tentara penakluk menetap.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|pp=61–62}}</ref>
 
Didorong oleh elit Madinah termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Thalhah, Zubair, [[Amr bin Ash]] (mantan gubernur Mesir yang digulingkan Utsman), dan janda Muhammad, [[Aisyah]], oposisi provinsi kemudian meluas menjadi pemberontakan terbuka. Para pembangkang dari Mesir dan Irak berbaris di Madinah, membunuh khalifah pada bulan Juni 656.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|pp=64–65}}. {{harvtxt|Lewis|2002|p=60}}</ref> [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], sepupu dan menantu Muhammad, kemudian diakui sebagai khalifah.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|p=65}}</ref>
Baris 40:
== Pertempuran Jamal ==
{{main|Pertempuran Jamal}}
Aisyah, Thalhah, dan Zubair menentang suksesi Ali dan berkumpul di MekkahMakkah, di mana mereka menuntut pembalasan atas kematian Utsman dan pemilihan khalifah baru, mungkin Thalhah atau Zubair, melalui konsultasi.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=157, 158}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=289, 291}}</ref> Pemberontak mengumpulkan pasukan dan merebut [[Basra]] dari gubernur Ali, menimbulkan banyak korban pada anak buahnya, dengan maksud untuk memperkuat posisi mereka.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=162, 163}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=137}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Ali mengutus putranya [[Hasan bin Ali|Hasan]] untuk memobilisasi pasukan di Kufah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=166}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Setelah Ali sendiri tiba di [[Kufah]], pasukan gabungan berbaris ke Basra.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=158–160}}</ref>
 
Kedua pasukan bertemu di luar Basra. Setelah tiga hari negosiasi yang gagal, pertempuran dimulai pada sore hari tanggal 8 Desember 656 dan berlangsung hingga malam hari.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=169, 170}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Gleave|2008}}</ref> Zubair meninggalkan lapangan tanpa perlawanan. Mungkin karena tindakan tidak terhormat meninggalkan sesama Muslim di belakang dalam perang saudara yang disebabkannya, Zubair dikejar dan dibunuh oleh pasukan [[Ahnaf bin Qais]], seorang kepala Bani Sa'ad yang tetap berada di sela-sela pertempuran.<ref name=":622">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=170, 171}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=295, 296}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Thalhah dibunuh oleh Bani Umayyah, [[Marwan bin al-Hakam]].<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=171, 172, 181}}</ref>
Baris 60:
Kedua arbiter bertemu bersama, pertama di [[Dumat al-Jandal]] dan kemudian di Udhruh, dan prosesnya kemungkinan besar berlangsung hingga pertengahan April 658 M.<ref>{{Harvtxt|Donner|2010|p=162}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|pp=254, 255}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=210}}</ref> Di Dumat al-Jandal, para arbiter mencapai keputusan bahwa Utsman telah dibunuh secara tidak wajar dan bahwa Mu'awiya berhak membalas dendam.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=255}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=Uthman had indeed been wrongfully killed}}. {{Harvtxt|Aslan|2011|p=137}}</ref> Menurut cendekiawan [[Wilferd Madelung]], putusan ini bersifat politis daripada yudisial, dan merupakan kesalahan besar dari Abu Musa yang naif.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=256}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=312}}</ref> Putusan ini memperkuat dukungan Suriah untuk Mu'awiyah dan melemahkan posisi Ali.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=255}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=65}}. {{Harvtxt|Momen|1985|p=25}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|2013|p=31}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=162, 163}}</ref>
 
Pertemuan kedua di Udhruh kemungkinan besar bubar karena Amr melanggar perjanjian sebelumnya dengan Abu Musa.<ref name=":1">{{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=311, 312}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Glassé|2001|p=40}}. {{Harvtxt|Donner|2010|p=165}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Delegasi Kufah bereaksi dengan marah atas konsesi Abu Musa, dan mantan arbiter melarikan diri ke MekahMakkah dengan aib.<ref name=":62">{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=212}}</ref> Sebaliknya, Amr diterima dengan penuh kemenangan oleh Mu'awiyah sekembalinya ke Suriah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=212}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=312}}</ref> Setelah penyelesaian arbitrase pada tahun 659 M, orang-orang Suriah berjanji setia kepada Mu'awiyah sebagai khalifah berikutnya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=212}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=312}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|Stewart|2013|p=31}}. {{Harvtxt|Donner|2010|p=163}}. {{Harvtxt|Hinds|2021}}</ref> Ali mencela perilaku kedua arbiter itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan mulai mengatur ekspedisi baru ke Suriah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Glassé|2001|p=40}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref>
 
== Pertempuran Nahrawan ==