Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Heyand (bicara | kontrib)
Mengembalikan kembali beberapa suntingan2 yang baik, positif, serta membangun dari Amaikpiliang agar isi artikel menjadi lebih bagus dan lengkap isinya
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Heyand (bicara | kontrib)
→‎Bahasa: Memperbaiki, merapihkan dan melengkapi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 253:
=== Bahasa ===
 
Riau merupakan provinsi dengan latar belakang penduduk yang majemuk, sehingga terdapat banyak bahasa yang dituturkan sehari-hari. Menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|sensus 2010]], 40,05% penduduk Riau berusia 5 tahun ke atas berbicara menggunakan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]], sedangkan 58,68% menggunakan [[Bahasa daerah|bahasa daerah]]. Sisanya1,27% sisanya menggunakan bahasa asing, tidak terdata/tidak didata (tidak diketahui), tidak ditanyakan, atau tidak menjawab.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|website=www.bps.go.id|access-date=2021-01-24|archive-date=2021-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20210325171828/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|dead-url=no}}</ref> Bahasa-bahasa daerah yang dominan dituturkan di Riau, antara lain [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa MinangkabauJawa|MinangkabauJawa]], [[Bahasa JawaMinangkabau|JawaMinangkabau]], [[Bahasa Batak|Batak]], dan [[Bahasa Banjar|Banjar]].<ref name=":0">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref>
 
Bahasa Melayu, yang dikenal sebagai bahasa Melayu Riau beserta dialeknya, merupakan bahasa yang dipertuturkan secara luas oleh etnis [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang merupakan penduduk asli Riau khususnya di daerah pesisir, seperti [[Kabupaten Rokan Hilir|Rokan Hilir]], [[Kabupaten Bengkalis|Bengkalis]], [[Kota Dumai|Dumai]], [[Kabupaten Kepulauan Meranti|Kepulauan Meranti]], [[Kabupaten Indragiri Hilir|Indragiri Hilir]], hingga ke daerah daratan, seperti [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Kabupaten Indragiri Hulu|Indragiri Hulu]], [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]], [[Kabupaten Kampar|Kampar]], dan [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]]. Menurut Sensus 2010, bahasa Melayu dipertuturkan oleh 1,85 juta lebih penduduk.<ref name=":6" />
 
Bahasa Jawa digunakan oleh etnis/suku Jawa, orang-orang Jawa/keturunan Jawa yang ada di provinsi Riau. Mereka datang dari pulau Jawa dan mereka merupakan suku yang mendominasi di Riau sekaligus menjadi suku terbesar kedua setelah suku asli Melayu Riau. Tidak salah jika bahasa Jawa adalah salah satu bahasa yang banyak dituturkan di Riau (terbesar ke-3 setelah bahasa Indonesia dan Melayu). Orang-orang beretnis Jawa/keturunan Jawa biasanya menggunakan bahasa Jawa dirumah, menuturkan bahasa Jawa kepada keluarga atau rekan/teman, kerabat, saudara dan orang-orang yang dikenal atau orang-orang terdekat yang sama-sama beretnis Jawa dan menuturkan bahasa Jawa. Suku Jawa juga menuturkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua atau sebagian sebagai bahasa utama terutama untuk komunikasi antar etnis kepada etnis yang berbeda, sebagian ada yang menggunakan bahasa Minang yang dominan di Pekanbaru dan menjadi bahasa pergaulan/sehari-hari di Pekanbaru serta berbagai dialek Melayu Riau tergantung dimana ia berada. Bahasa Jawa dituturkan oleh hampir 1 juta penduduk.
Bahasa Minangkabau dipergunakan secara luas/dominan menjadi bahasa perniagaan di perkotaan (Pekanbaru) dan di sebagian wilayah bagian barat Riau yang berbatasan dengan Sumatra Barat. Selain menjadi bahasa yang digunakan masyarakat etnis Minangkabau dan digunakan di pasar-pasar/tempat perniagaan, dialek/bahasa Minangkabau juga bahkan dominan dan menjadi bahasa sehari-hari, bahasa pengantar/komunikasi (lingua franca), dan bahasa pergaulan masyarakat kota Pekanbaru. Di Pekanbaru sendiri mayoritas etnis Minang, etnis Minang merupakan etnis terbesar di Pekanbaru. Hal ini dikarenakan banyak orang Minang yang merantau lalu berniaga, bekerja, dan sekolah/kuliah di Riau hingga menetap dan menjadi warga Riau (khususnya Pekanbaru yang merupakan ibukota provinsi Riau), ini juga menyebabkan logat khas Minang dengan ciri khas penambahan partikel "do" diakhir kalimat dan beberapa kosakata/partikel seperti "mah", "wak", dan lainnya banyak dipakai masyarakat kota Pekanbaru oleh non-Minang seperti pendatang lainnya ataupun masyarakat asli Melayu Riau itu sendiri. Bahasa Melayu lokal di daerah sekitar Pekanbaru yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Riau memang terdengar banyak kemiripan dan ada beberapa persamaan dengan dialek bahasa Minangkabau terutama dari logatnya. Bahasa Melayu lokal disana juga memiliki ciri kata diakhiri "o" seperti Minang juga dengan beberapa kosakata yang sama dan banyak kemiripan terutama dari logat bahasa. Selain dituturkan di Pekanbaru, bahasa ini juga dituturkan oleh masyarakat asli Minang yang berada di sebagian wilayah yang berbatasan dengan Sumatra Barat di sebagian [[Kabupaten Kampar|Kampar]], sebagian [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]], dan sebagian [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Ketiga daerah tersebut mempunyai banyak kemiripan dan beberapa persamaan dari adat-istiadat, budaya/kebudayaan, dan bahasa dengan daerah tetangganya di Sumatra Barat, serta mempunyai ciri dialek tersendiri yang agak berbeda dengan masyarakat Melayu Riau lainnya. Pada umumnya, penutur asli tersebut tidak menyebutkan bahasanya sebagai bahasa Minang, tapi sebagai bahasa tersendiri atau sebagai dialek Melayu.<ref>Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) ''Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985).'' Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131033747/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/|date=2021-01-31}}</ref><ref>Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) ''persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h.'' Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210130022127/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/|date=2021-01-30}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Kampar, antara Melayu dan Minangkabau - WACANA|url=http://www.wacana.co/2017/02/kampar-antara-melayu-dan-minangkabau/|website=www.wacana.co|language=Indonesia|access-date=2018-07-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui ([[:Kategori:Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui|link]])</ref> Dialek-dialek rumpun Minang yang tersebar di Riau antara lain, [[Bahasa Kampar|dialek Melayu Kampar]],<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180817023105/https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html|date=2018-08-17}}</ref><ref name=":12">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> [[Dialek Kuantan|dialek Melayu Kuantan]], dan dialek Melayu Rokan.<ref>Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> Menurut Sensus 2010, bahasa Minangkabau dituturkan oleh 272 ribu penduduk, bahkan lebih.<ref name=":6">Sugono, Dendy, Sasangka, S.S.T. Wisnu, Rivay, Ovi Soviaty, et al., 2017. ''Bahasa dan peta bahasa di Indonesia.'' Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. ISBN 9786024373762 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131022024/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/|date=2021-01-31}}</ref>
 
Bahasa Minangkabau dipergunakan secara luas/dominan menjadi bahasa perniagaan di perkotaan (Pekanbaru) dan di sebagian wilayah bagian barat Riau yang berbatasan dengan Sumatra Barat. Selain menjadi bahasa yang digunakan masyarakat etnis Minangkabau dan digunakan di pasar-pasar/tempat perniagaan, dialek/bahasa Minangkabau juga bahkan dominan dan menjadi bahasa sehari-hari, bahasa pengantar/komunikasi (lingua franca), dan bahasa pergaulan masyarakat kota Pekanbaru. Di Pekanbaru sendiri mayoritas etnis Minang, etnis Minang merupakan etnis terbesar di Pekanbaru. Hal ini dikarenakan banyak orang Minang yang merantau lalu berniaga, bekerja, dan sekolah/kuliah di Riau hingga menetap dan menjadi warga Riau (khususnya Pekanbaru yang merupakan ibukota provinsi Riau), ini juga menyebabkan logat khas Minang dengan ciri khas penambahan partikel "do" diakhir kalimat dan beberapa kosakata/partikel seperti "mah", "wak", dan lainnya banyak dipakai masyarakat kota Pekanbaru oleh non-Minang seperti pendatang lainnya ataupun masyarakat asli Melayu Riau itu sendiri. Bahasa Melayu lokal di daerah sekitar Pekanbaru yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Riau memang terdengar banyak kemiripan dan ada beberapa persamaan dengan dialek bahasa Minangkabau terutama dari logatnya. Bahasa Melayu lokal disana juga memiliki ciri kata diakhiri "o" seperti Minang juga dengan beberapa kosakata yang sama dan banyak kemiripan terutama dari logat bahasa. Selain dituturkan di Pekanbaru, bahasa ini juga dituturkan oleh masyarakat asli Minang yang berada di sebagian wilayah yang berbatasan dengan Sumatra Barat di sebagian [[Kabupaten Kampar|Kampar]], sebagian [[Kabupaten Rokan Hulu|Rokan Hulu]], dan sebagian [[Kabupaten Kuantan Singingi|Kuantan Singingi]]. Ketiga daerah tersebut mempunyai banyak kemiripan dan beberapa persamaan dari adat-istiadat, budaya/kebudayaan, dan bahasa dengan daerah tetangganya di Sumatra Barat, serta mempunyai ciri dialek tersendiri yang agak berbeda dengan masyarakat Melayu Riau lainnya. Pada umumnya, penutur asli tersebut tidak menyebutkan bahasanya sebagai bahasa Minang, tapi sebagai bahasa tersendiri atau sebagai dialek Melayu.<ref>Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) ''Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985).'' Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131033747/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/1685/|date=2021-01-31}}</ref><ref>Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) ''persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h.'' Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210130022127/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/3413/|date=2021-01-30}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|title=Kampar, antara Melayu dan Minangkabau - WACANA|url=http://www.wacana.co/2017/02/kampar-antara-melayu-dan-minangkabau/|website=www.wacana.co|language=Indonesia|access-date=2018-07-03}}{{Pranala mati|date=Maret 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui ([[:Kategori:Pemeliharaan CS1: Bahasa nan tidak diketahui|link]])</ref> Dialek-dialek rumpun Minang yang tersebar di Riau antara lain, [[Bahasa Kampar|dialek Melayu Kampar]],<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180817023105/https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html|date=2018-08-17}}</ref><ref name=":12">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> [[Dialek Kuantan|dialek Melayu Kuantan]], dan dialek Melayu Rokan.<ref>Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> Menurut Sensus 2010, bahasa Minangkabau dituturkan oleh 272 ribu penduduk, bahkan lebih.<ref name=":6">Sugono, Dendy, Sasangka, S.S.T. Wisnu, Rivay, Ovi Soviaty, et al., 2017. ''Bahasa dan peta bahasa di Indonesia.'' Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. ISBN 9786024373762 [http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210131022024/http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/7191/|date=2021-01-31}}</ref>
 
Dialek-dialek dari [[Rumpun bahasa Batak|bahasa Batak]], juga dipertuturkan di provinsi Riau. Khususnya [[Bahasa Mandailing|dialek Mandailing]] yang dituturkan oleh masyarakat [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]] di wilayah kabupaten Rokan Hulu yang berbatasan dengan Sumatra Utara. Dialek Batak lainnya seperti [[Bahasa Batak Toba|dialek Toba]] juga banyak dituturkan oleh masyarakat [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] yang tinggal disekitar perkotaan (Pekanbaru & Dumai) serta daerah-daerah Riau lainnya di beberapa kabupaten.<ref name=":0" />
 
Bahasa Banjar di Riau banyak dituturkan [[Suku Banjar|orang Banjar]] di Kabupaten Indragiri Hilir. Ada 4 dialek yang tersebar, yaitu dialek Pekan Kamis, dialek Simpang Gaung, dialek Sungai Raya-Sungai Piring, dan dialek Teluk Jira. Menurut perhitungan dialektrometri, dialek-dialek Banjar yang ada di Riau memiliki perbedaan sebesar 33,25% dan hanya memiliki 66,75% persamaan dengan daerah asalnya di [[Kalimantan Selatan]]. Cukup jauh berbeda dengan dialek Banjar di wilayah aslinya (Kalimantan Selatan) dengan kesenjangan yang cukup besar. Antar dialek Banjar di Kalimantan Selatan rata-rata memiliki persamaan 85-95% dan hanya memilimi perbedaan yang tidak begitu signifikan sebesar 5-15% persen. Bahasa Banjar di Riau sudah tercampur dan terpengaruh beberapa bahasa salah satunya yang dominan ialah bahasa Melayu.<ref name=":0"Banyak kosakata yang diserap dari bahasa Melayu Riau (baik Indragiri Hilir dan sekitarnya maupun dialek Melayu Riau di wilayah lain), sisanya terdapat juga sebagian serapan dari bahasa Jawa dan Bugis. />
 
Selain itu [[Bahasa Hokkien|bahasa Hokkien]] juga masih banyak digunakan di kalangan masyarakat Tionghoa, terutama yang bermukim di [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Kota Dumai||Dumai]], [[Selatpanjang (kota)|Selatpanjang]], [[Bengkalis, Bengkalis|Bengkalis]], dan [[Bagansiapiapi (kota)|Bagansiapiapi]]{{fact}}.