Nasakh (tafsir): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Reverted 2 edits by فاتح باشر (talk)
Tag: Pembatalan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 1:
'''''Naskh''''' ( نسخ ) adalah kata dalam [[bahasa Arab]] yang biasanya diterjemahkan sebagai "pembatalan". Dalam penafsiran hukum [[Islam]] (atau ''[[tafsir]]''), ''naskh'' adalah teori yang dikembangkan untuk menyelesaikan putusan-putusan wahyu Islam yang tampaknya kontradiktif dengan menggantikan atau membatalkan wahyu sebelumnya. Dalam bentuk ''naskh''<ref name=JBTAtHRC1970:250>[[#JBTAtHRC1970 |Burton, "Those Are the High-Flying Cranes", ''JSS'', 15, 1970]]: p.250</ref> dan "klasik"<ref name=Hazimi-I’tbar-5-6>Hazimi, Abu Bakr. Al-I’tbar, 5-6</ref><ref name=JBSILITA1990:56>[[#JBSILITA1990|Burton, ''Islamic Theories of Abrogation'', 1990]]: pp.56</ref> yang diakui secara luas, peraturan/hukum Islam (''hukum'') dibatalkan demi yang lain, tetapi teks yang menjadi dasar ''hukum'' tidak dihilangkan
Beberapa contoh peraturan Islam berdasarkan ''naskh'' termasuk larangan konsumsi alkohol secara bertahap (semula alkohol tidak dilarang tetapi umat Islam diberi tahu bahwa yang buruk melebihi kebaikan dalam minum), dan perubahan arah ([[kiblat]]) yang harus dihadapi ketika shalat shalat (awalnya Muslim menghadap ke [[Yerusalem]], tetapi diubah menjadi menghadap ke [[Kakbah|Kabah]] di [[Mekkah|Mekah]]).<ref name="Dogan-2013">{{cite book |last1=Dogan |first1=Recep |title=Usul al-Fiqh: Methodology of Islamic Jurisprudence |date=2013 |publisher=Tughra Books. |chapter-url=https://books.google.com/books?id=YRxRCwAAQBAJ&pg=PT303&lpg=PT303&dq=naskh+alcohol+jerusalem&source=bl&ots=STPZzGoa64&sig=d0OsVN351WGDc05MH5XtvAQqKPE&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwioqZem94jcAhVq6YMKHe3zAGkQ6AEIrwEwFA#v=onepage&q=naskh%20alcohol%20jerusalem&f=false |accessdate=5 July 2018 |chapter=Naskh (Abrogation)}}</ref>Teks atau putusan yang telah ''dicabut'' disebut ''mansukh''; sebuah teks atau putusan yang membatalkan dikenal sebagai ''nasikh''.<ref>Roslan Abdul-Rahim ‘NASKH Al-QUR’AN A Theological And Juridical Reconsideration Of The Theory Of Abrogation And Its Impact On Qur’anic Exegesis’ (PhD thesis, Temple University 2011)</ref><ref>{{Cite book|title=bible|last=|first=|isbn=|location=|pages=|year=1954}}</ref>
Beberapa ayat [[Al-Qur'an|Al-Quran]] menyatakan bahwa beberapa wahyu telah dibatalkan dan digantikan oleh wahyu kemudian, dan narasi dari [[Sahabat Nabi|sahabat-sahabat nabi]] Muhammad menyebutkan ayat-ayat atau aturan agama yang dibatalkan. Prinsip pencabutan ayat yang lebih tua dengan ayat baru dalam Al-Quran, atau dalam [[Hadis|Hadits]] adalah prinsip yang diterima dari keempat ''maḏāhib'' Sunni atau [[mazhab]] ''[[Fikih|fiqih]]'' (yurisprudensi), dan merupakan prinsip yang mapan dalam Syariah paling tidak pada abad ke-9,<ref name=hmot /><ref name=wbha /><ref name=JBSILITA1990:43-44,56-59,122-124>[[#JBSILITA1990|Burton, ''Islamic Theories of Abrogation'', 1990]]: pp.43-44, 56-59, 122-124</ref>(meskipun sejak abad ke-19, [[Modernisme Islam|Moderniseme Islam]] dan [[Islamisme]] menentang konsep ''naskh'', mempertahankan keabsahan absolut dari Al-Quran). Namun, dengan sedikit pengecualian, wahyu Islam tidak menyatakan ayat atau hadis Quran ''mana yang'' telah dibatalkan, dan para ahli tafsir dan ahli hukum Islam tidak sepakat tentang mana dan berapa banyak hadis dan ayat Al-Quran yang diakui sebagai dibatalkan, dengan perkiraan bervariasi dari kurang dari sepuluh hingga lebih dari 500.<ref name="Fatoohi-2013-3">{{cite book |last1=Fatoohi |first1=Louay |title=Abrogation in the Qur'an and Islamic Law |date=2013 |publisher=Routledge. |page=3 |url=https://books.google.com/?id=bvaT-LoxtVMC&printsec=frontcover&dq=why+is+there+naskh#v=onepage&q=why%20is%20there%20naskh%3F&f=false |accessdate=8 July 2018|isbn=9781136217272 }}</ref><ref name=JBSILITA1990:184>[[#JBSILITA1990|Burton, ''Islamic Theories of Abrogation'', 1990]]: p.184</ref>