Motivasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh Sifa Fandi (pembicaraan) ke revisi terakhir oleh 103.147.72.22
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Sifa Fandi (bicara | kontrib)
k Penambahan jumlah tingkatan melewati website lain
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
'''Motivasi''' adalah proses yang menjelaskan [[intensitas]], [[arah]], dan [[ketekunan]] seorang [[individu]] dalam mencapai tujuannya.<ref name="pengertian">{{en}}Mitchell, T. R. ''Research in Organizational Behavior''. Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.</ref> Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.<ref name="motivasi" />
 
Berdasarkan [[teori hierarki kebutuhan Maslow|teori hierarki kebutuhan]] [[Abraham Maslow]], [[teori X dan teori Y]] [[Douglas McGregor]] maupun teori [https://www.azu.my.id/2023/07/motivasi-diri-untuk-jadi-pemenang.html motivasi] kontemporer, arti motivasi adalah 'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi bila orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaan yang sedang dilakukannya saat ini. Berbeda dengan arti motivasi yang berkembang di masyarakat yang sering disamakan dengan 'semangat', seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Pernyataan ini bisa diartikan bahwa orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan dalam penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dorongan, dan ada juga yang mengartikannya sama dengan semangat.
 
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali jika upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan [[organisasi]].<ref name=motivasi/> Sebaliknya, elemen yang terakhir yaitu ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.<ref name=motivasi>Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232</ref>