Terapi lebah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Wimakampus (bicara | kontrib)
k tambahan kota ambon, makassar, Tasik,
Baris 9:
Penerapan lebah di Indonesia sangat beragam dari yang tradisional sampai dengan yang modern, ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagian saja, seperti hanya menggunakan madu saja namun sengat lebahnya tidak digunakan atau menggunakan sengat lebah untuk penyakit tertentu saja.
 
Pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di [[Nanjing]], RRC, pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan, selanjutnya disebutkan bahwa, “Lebah dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama dari jenis Apis Mellyfera. Kini, terapi sengatan lebah (''bee venom therapy - BVT'') diterapkan di berbagai negara, antara lain China, Korea, [[Rumania]], [[Bulgaria]], [[Rusia]], dan Indonesia. Di Indonesia ada beberapa lokasi seperti di Ambon, Makassar, Tasik, [[Semarang]], [[Malang]], [[Bogor]], [[Depok]], [[Sukabumi]], [[Jakarta]] (Ph. 021-860-5606 ), [[Manado]], [[Papua]],dll.
 
Bahkan di dalam [[Al qur’an]] disebutkan dalam surat An-Nahl: 68-69 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibuat manusia". kemudian,makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir“