Bandar Udara Syamsudin Noor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andreweys (bicara | kontrib)
Tag: Pengalihan baru Pengembalian manual Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Andreweys (bicara | kontrib)
Tag: Menghapus pengalihan Dikembalikan menambah URL dengan parameter pelacak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Infobox airport
#ALIH [[Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor]]
| name = Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor
| nativename = {{small|{{lang|id|Syamsudin Noor International Airport }}}}
| nativename-a =
| nativename-r =
| image = Syamsudinnoorairportlogo.png
| image2 = Terminal of Syamsudin Noor International.jpg
| image-width = 250
| image2-width = 250
| IATA = BDJ
| ICAO = WAOO
| WMO = 96685
| type = Publik
| owner = PT [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Persero)
| operator = PT [[Angkasa Pura I]]
| city-served = [[Banjar Bakula]]
| location = [[Banjarbaru]], [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]]
| timezone = [[Waktu di Indonesia|WITA]]
| utc = [[UTC+08:00]]
| elevation-m = 20
| elevation-f = 66
| coordinates = {{coord|03|26|32|S|114|45|45|E|display=inline,title}}
| website = {{URL|http://syamsudinnoor-airport.co.id//}}
| image_map = Kalimantan Locator.svg
| image_map_caption = [[Kalimantan]] daerah di Indonesia
| pushpin_map = Indonesia Kalimantan#Indonesia#Southeast Asia#Asia
| pushpin_label = '''BDJ'''/WAOO
| pushpin_mark = Airplane_silhouette.svg
| pushpin_mapsize = 250
| pushpin_map_caption = Lokasi bandara di Kalimantan Selatan / Indonesia
| metric-rwy = y
| r1-number = 10/28
| r1-length-m = 3,000
| r1-length-f = 9,843
| r1-surface = [[Aspal]]
| stat-year = 2018
| stat1-header = Penumpang
| stat1-data = 3,854,561
| stat2-header = Pergerakan pesawat
| stat2-data = 66,347
| stat3-header = Kargo
| stat3-data = 22,995,784
| footnotes = Sumber: [[DAFIF]],<ref name=WAD>{{WAD|WAOO|source=[[DAFIF]]}}</ref><ref name=GCM>{{GCM|WAOO|source=[[DAFIF]]}}</ref> Angkasa Pura I<ref>{{in lang|id}} [http://www.angkasapura1.net/index.php?modul=operasi&show=spesifikasi%20bandara&page=detail&operasiid=13 Airport information from Angkasa Pura I]{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>http://www.angkasapura1.co.id/uploads/files/10bb0090d3c9b148c2e291ad282339b7459fce5a.pdf</ref> [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het eerste vliegtuig is geland op Oelin (27 km van Bandjermasin) Borneo TMnr 10014089.jpg|jmpl|240px|[[Douglas DC-3]] milik [[KNILM]] di lapangan terbang Ulin (1936)]]
 
'''Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Syamsudin Noor International Airport'') {{airport codes|BDJ|WAOO}} adalah [[bandar udara]] yang melayani wilayah [[Banjar Bakula]] di [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]]. Letaknya di Kelurahan [[Syamsudin Noor, Landasan Ulin, Banjarbaru|Syamsudin Noor]], Kecamatan [[Landasan Ulin, Banjarbaru|Landasan Ulin]], [[Kota Banjarbaru]], [[Kalimantan Selatan]] atau 30&nbsp;km sebelah tenggara dari pusat Kota [[Banjarmasin]], kota terbesar di Kalimantan, dan terletak 10 kilometer barat dari pusat Kota [[Banjarbaru]]. Memiliki luas area 257 hektare. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun [[1936]] dengan nama Lapangan Terbang Ulin. Pada tahun [[1975]] bandara ini resmi ditetapkan sebagai bandara sipil dan diubah namanya menjadi bandara Syamsudin Noor. Pada tahun [[2011]], Bandara Syamsudin Noor mempunyai terminal domestik dengan luas 77.562 m² dan dapat menangani 7.000.000 penumpang. Salah satu di depan terminal yang mampu menangani pesawat berukuran sedang yaitu [[Boeing 737-400]] dan satu di terminal yang baru mampu menampung [[Airbus A330-300]], [[Boeing 747-400]], dan [[Boeing 787 Dreamliner]].
 
== Sejarah ==
Bandara ini dibangun kembali pada mulanya oleh pemerintahan pendudukan [[Jepang]] pada tahun 1944 dan terletak disebelah utara Jalan Jend. Ahmad Yani Km 25 Kecamatan [[Landasan Ulin, Banjarbaru|Landasan Ulin]],[[Banjarbaru]]. Tepatnya pada posisi koordinat 03 270 S 114 450 E, serta pada masa itu hanya memiliki ukuran landasan panjang 2.220 meter dan lebar 45 meter.
 
Berakhirnya masa pendudukan [[Jepang]] di tandai serangan [[Belanda]] yang kiat meningkat sehingga bandar udara yang dibuat [[Jepang]] hancur luluh lantak di bombardir oleh tentara sekutu, kemudian pada tahun [[1948]] landasan tersebut di renovasi oleh pemerintahan pendudukan [[Belanda]] ([[NICA]]) dengan Pengerasan landasan udara dengan fondasi batu setebal 10&nbsp;cm.
 
Setelah sekian lama di pakai Belanda dalam perkuatan armada udaranya akhirnya pada tanggal 1961 [[Belanda]] Jatuh ke tangan Indonesia itu terbukti Saat pengakuan [[Belanda]] dan Dunia Internasional kepada kedaulatan [[Republik Indonesia Serikat|RIS]] ([[Republik Indonesia Serikat]]) , pengelolaan lapangan terbang Ulin kemudian dilakukan oleh Pemerintah Daerah / Dinas Pekerjaan Umum, dan pada Pemerintahan RI (khususnya Departemen Pertahanan Udara dalam hal ini [[TNI AU]]) kemudian pada akhirnya pengelolaan ini dilimpahkan sepenuhnya kepada Kementrian Perhubungan Jawatan Penerbangan Sipil.
 
Dalam masa pembangunan mengisi kemerdekaan maka pada tahun 1974 landasan pacunya telah mampu didarati oleh pesawat udara jenis [[Fokker F-28]], dan pada tahun 1977 diresmikan landasan pacu yang baru terletak sekitar 80 meter sebelah utara landasan pacu yang lama dengan kemampuan [[DC-9]] terbatas.
 
Peranan [[Lapangan Terbang Ulin]] sudah cukup banyak dalam mendukung kegiatan operasi, baik operasi Udara maupun operasi darat, tentu dengan kiprah Lapangan Terbang tersebut telah membawa harum bagi daerah [[Kalimantan Selatan]], namun keharuman itu belumlah lengkap apabila sederetan Pahlawan Nasional Putra [[Kalimantan Selatan]] tidak diabadikan seperti mencantumkan nama pahlawan melalui nama [[jalan]], lambang satuan, nama [[gedung]] atau sarana umum lainnya.
 
Guna mengenang kembali jasa para [[Pahlawan Nasional]] yang berasal dari daerah [[Kalimantan Selatan]], maka Pemerintah Daerah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [[Kalimantan Selatan]] mengusulkan agar [[Lapangan Terbang Ulin]] dapat digantikan dengan nama Pahlawan Nasional asal Putra Daerah Kalimantan Selatan.
 
Sederetan nama Pahlawan Nasional baik dari kalangan militer maupun sipil mulai diusulkan, semula diusulkan untuk mengganti nama [[Lapangan Terbang Ulin]] dengan Lapangan Terbang Supadio mengingat Komodor Udara Supadio adalah Panglima Komando Lapangan Terbang [[Kalimantan]] yang pertama namun Pemerintah Provinsi [[Kalimantan Selatan]] belum menyetujuinya, kemudian diusulkan kembali nama putera daerah yang banyak andil dalam menegakkan negeri ini seperti [[Pangeran Antasari]] dan [[Sjamsudin Noor]]. Dari kedua nama Pahlawan Nasional tersebut mulai diperdebatkan, mengingat nama satuan yang akan diberikan merupakan unsur dari penerbangan, maka untuk mengenang kembali jasanya yang banyak dalam menegakkan dan memajukan penerbangan Nasional di mana pengabdian dan pengorbanan tanpa pamrih dari almarhum Letnan Udara Satu Anumerta Syamsudin Noor, maka Pimpinan Pangkalan Udara Banjarmasin saat itu mengusulkan penggunaan nama Syamsudin Noor yang telah gugur dalam menunaikan tugas negara, patut menjadi contoh suri tauladan bagi segenap putra Indonesia dan warga AURI pada khususnya.
 
Atas pengorbanan dan jasa-jasa Letnan Udara Satu Anumerta Syamsudin Noor maka pimpinan [[Lapangan Terbang Ulin]] mengusulkan nama Syamsudin Noor sebagai pengganti nama Lapangan Terbang Ulin. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan pembicaraan antara Pimpinan Lapangan Terbang Ulin dengan Pemerintah Daerah [[Kalimantan Selatan]], setelah tercapai kesepakatan dengan pemerintah daerah [[Kalimantan selatan]] yang tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan Nomor 4 / DPRD / KPT / 1970 Tanggal 13 Januari 1970 tentang Perubahan Nama [[Lapangan Terbang Ulin]] menjadi [[Bandara Syamsudin Noor]], maka diusulkan oleh Lapanga Terbang Ulin kepada pimpinan Angkatan Udara di Jakarta untuk mengganti namanya menjadi [[Bandara Syamsudin Noor]], maka berdasarkan surat keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No 29 Tanggal 21 Maret 1970 nama [[Lapangan Terbang Ulin]] secara resmi diganti dengan nama [[Bandara Syamsudin Noor]], berlaku mulai tanggal 9 April 1970.
 
Dengan perkembangan yang begitu pesat maka pada tahun 1975 telah ditetapkan bahwa Lapangan Terbang Ulin sebagai lapangan terbang sipil yang dikuasai sepenuhnya oleh Departemen Perhubungan melalui keputusan bersama Menteri Pertahanan Keamanan / Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Menteri Perhubungan RI dan Menteri Keuangan RI Nomor : Kep / 30 / IX / 1975, No KM / 598 / 5 / Phb-75 dan No Kep. 927.a / MK / IV / 8 / 1975.
 
Pada masa pemerintahan Gubernur Syahriel Darham, [[Bandara Syamsudin Noor]] sudah mampu didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti jenis [[Boeing 767]], sehingga pengembangan kedepan [[Bandara Syamsudin Noor]] akan ditingkatkan menjadi Bandara Internasional.
 
Pada tanggal [[10]] [[Desember]] [[2019]] terminal baru bandara ini mulai dioperasikan, semua aktivitas penerbangan di terminal lama bandara dipindahkan ke terminal baru bandara.
 
Pada tanggal [[18]] [[Desember]] [[2019]] terminal baru bandara ini diresmikan oleh [[Presiden]] [[Republik]] [[Indonesia]] [[Joko Widodo]].<ref>{{Cite book|last=Redaksi|date=April 2020|title=Banjarbaru Pintu Gerbang Kalsel|location=Banjarbaru|publisher=Humas Banjarbaru Kota|pages=24-25|url-status=live}}</ref>
 
== Maskapai dan tujuan ==
{{airport-dest-list
|[[Batik Air]]|[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
|[[Citilink]]| [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Ahmad Yani|Semarang]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]]
|[[Garuda Indonesia]]|[[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]]
<br/>'''Haji:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]] (musiman)|[[Lion Air]]| [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]] [[Bandar Udara Internasional Ahmad Yani|Semarang]], [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]], [[Bandar Udara Internasional Yogyakarta|Yogyakarta–Internasional]]<br/>'''Haji:''' [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]] (musiman)
|[[Super Air Jet]]|[[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandung]],<ref>{{cite news|url=https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-136781279/super-air-jet-buka-buka-sejumlah-penerbangan-rute-baru-dari-bandung-juli-2023 |title=Super Air Jet Buka Rute Bandung Tujuan Palembang dan Banjarmasin Per 3 Juli|last=|first=|work=PRFMNEWS|publisher=|location=|access-date=2023-06-15}}</ref> [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta–Soekarno–Hatta]],<ref>https://www.instagram.com/p/Cb-GSjpvoer/?utm_medium=copy_link</ref> [[Bandar Udara Internasional Juanda|Surabaya]]|[[Wings Air]]|[[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Balikpapan]], [[Bandar Udara Batu Licin|Batulicin]], [[Bandar Udara Gusti Syamsir Alam|Kotabaru]], [[Bandar Udara Haji Muhammad Sidik|Muara Teweh]]}}
 
== Haji ==
[[Embarkasi Haji]] Banjarmasin dibuka pada tahun 2003. Selama musim haji, bandara ini melayani jamaah [[haji]] dari [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Tengah]] untuk penerbangan langsung ke [[Jeddah]]. Terminal haji dibangun dalam rangka untuk mengkoordinasikan peziarah dan terletak di seberang bandara. Juga, bandara ini sejak [[2010]] adalah bandara haji tersibuk di Indonesia dengan jumlah wisatawan Haji terbesar daripada provinsi lainnya di Indonesia.
 
== Transportasi Darat ==
=== Taksi ===
Biasanya taksi ada sampai penerbangan terakhir. dan Perusahaan penyedia Jasa Taksi Yakni :
- Arya Taxi
- Kojatas Taxi
- Kopatas Taxi
- Banua Taxi
- Banjar Taxi
- Borneo Taxi
- Angkutan Kota dengan tujuan : Banjarmasin KM 6, Gambut, Banjarbaru, dan Martapura.
Dan rencana pada tahun 2015, [[Damri]] akan membuka rute bus dari Bandara menuju [[Kota Banjarmasin]] dengan mengoperasikan 6 bus sedang.
 
== Kecelakaan ==
* Pada tanggal 13 Januari 1980 pesawat DC-9 Garuda yang rusak berat akibat mendarat keras.
* Pada tanggal 26 Agustus 1980 di 06.29 WITA, sebuah Viscount Vickers dari Far Eastern Air Transport (registrasi PK-IVS) jatuh di dekat Jakarta selama penerbangan penumpang terjadwal dari Banjarmasin yang dioperasikan atas nama Bouraq, menewaskan 31 penumpang dan enam awak on board. Para pilot telah kehilangan kendali atas pesawat sementara mendekati Soekarno-Hatta International Airport ketika lift yang benar terputus. Ia kemudian ditentukan bahwa ikat telah melampaui masa hidup mereka dengan faktor tiga tanpa pernah diganti selama pemeriksaan pemeliharaan.
* Pada tanggal 4 Januari 1989, HS Bouraq 748 menderita kerusakan parah ketika pilot harus melakukan pendaratan perut di Bandara Syamsudin Noor, menyusul kegagalan gigi pendaratan dengan 47 penumpang dan lima awak.
* Pada tanggal 28 Agustus 1992, sebuah Bouraq Vickers Viscount PK-IVX Terbakar dalam kebakaran mesin di Bandara Syamsudin Noor. Api dimulai selama menjalankan take-off, tetapi pilot melihat itu saat lepas landas dan mengevakuasi 64 penumpang (ditambah enam awak), sebelum pesawat itu ditelan oleh api, 23 orang cedera.
* Pada tanggal 16 Agustus 2013, Garuda Indonesia Boeing 737-800 NG PK-GMH dengan nomor penerbangan GA 532 menderita kondisi Nose wheel US Ketika mengalami masalah, pilot menginformasikan ke menara Air Traffic Control (ATC). Pesawat memang sempat holding (berputar-putar) tetapi kemudian mendarat dengan selamat. Semua penumpang selamat. Pesawat karena digerakkan secara manual sehingga rodanya tidak bisa dibelokkan karena itu ditarik dengan towing menuju apron.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://syamsudinnoor-airport.co.id Situs resmi]
{{Bandar Udara di Indonesia}}
 
{{garbarata}}
 
[[Kategori:Bandar udara di Kalimantan Selatan|Syamsudin Noor]]