Gereja Ortodoks Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Pierrewee (bicara | kontrib)
Baris 39:
Persamaan dengan Gereja Katolik Roma ialah Gereja Ortodoks mengakui semua keputusan-keputusan ke-7 [[konsili oikumenis]] sebelum tahun 1054. Misalkan [[Doa Syahadat Nicea]] juga dipakai tetapi tanpa kata [[filioque]] yang merupakan tambahan dari Katolik Roma tanpa persetujuan dari 4 Patriarkh di Timur. Kedua Gereja juga sama-sama mengakui adanya [[Sakramen (Katolik)|7 sakramen]]. Imam Gereja Ortodoks dan [[Gereja Katolik]] [[Ritus Timur]] dapat ditahbiskan dari lelaki yang telah menerima sakramen perkawinan (namun bagi yang ditahbiskan dalam keadaan belum menikah wajib untuk tetap dalam keadaan selibat seumur hidup), tetapi para uskupnya dipilih hanya dari mereka yang selibat (tidak menikah).
 
== Pasca SkismaPascaskisma ==
[[Berkas:Bartolomew I.jpg|mini|Patriark Bartolomeus I.]]
PenaklukkanPenaklukan Konstantinopel oleh tentara [[Perang Salib Keempat]] pada tahun 1204 sering dipandang sebagai puncak konflik antara [[Gereja Barat]] dan [[Gereja Timur]]. Perampokan ''[[Hagia Sophia|Church of Holy Wisdom]]'' dan pendirian [[Kekaisaran Latin]] sebagai upaya nyata menggantikan [[Kekaisaran Romawi Timur]] pada 1204 masih menyisakan dendam hingga sekian lama. Namun pada tahun 2004, [[Paus Yohanes Paulus II]] menyampaikan permintaan maaf secara formal atas kejadian tahun 1204 tersebut, yang mana perbuatan tersebut juga dikecam dengan keras oleh [[Paus Innosensius III]] ([[Paus (Katolik Roma)|paus]] pada saat itu); permintaan maaf tersebut secara resmi diterima oleh [[Patriark Oikumenis Konstantinopel|Patriark Oikumenis]] [[Bartolomeus I dari Konstantinopel|Bartolomeus I]]. Permintaan maaf dari Gereja Barat juga disertai dengan pengembalian [[relikwi]] [[Santo]] [[Yohanes Krisostomus]] dan Santo [[Gregorius dari Nazianzus]], yang dipercayai telah dicuri dari Konstantinopel saat peristiwa tahun 1204.<ref>{{en}} [http://www.fordham.edu/halsall/source/1204innocent.html Pope Innocent III, Letters, 126] (given July 12, 1205, and addressed to the papal legate, who had absolved the crusaders from their pilgrimage vows). Text taken from the Internet Medieval Sourcebook by Paul Halsall. Modified. Original translation by J. Brundage.</ref><ref name="continuing">{{en}} {{cite web |url=http://www.orthodoxytoday.org/articles4/CarlsonUnity.php |title=Continuing the Dialogue of Love: Orthodox-Catholic Relations in 2004 |publisher=OrthodoxyToday.org |year=2004 |author=Dr. David Carlson |access-date=2015-03-05 |archive-date=2015-04-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150429071959/http://www.orthodoxytoday.org/articles4/CarlsonUnity.php |dead-url=yes }}</ref>
 
Usaha persekutuan setelah peristiwa penaklukkan Konstantinopel tahun 1204 sempat terjadi pada [[Konsili Lyon II]] tahun 1274 dan [[Konsili Firenze]] tahun 1439. Konsili Firenze berhasil membangun kembali persekutuan antara Timur dan Barat, yang bertahan sampai [[jatuhnya Konstantinopel]] pada tahun 1453. Usaha penyatuan menjadi sangat sulit secara politis sejak Konstantinopel berada di bawah kekuasaan [[Utsmaniyah]]. Beberapa [[Ritus Timur (disambiguasi)|Gereja Timur]] lokal membangun persekutuan dengan Roma sejak saat itu (Lihat: [[Gereja Katolik Timur]]). Namun dalam beberapa dekade terakhir telah terlihat pembaruan semangat [[oikumenis]] dan dialog antara kedua [[Gereja]], terutama dipelopori oleh [[Paus Paulus VI]] dan Patriark Oikumenis [[Atenagoras I dari Konstantinopel|Atenagoras I]].<ref name="continuing"/>