Jalur kereta api Besitang–Medan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiz Abbsy (bicara | kontrib) Merapikan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Faiz Abbsy (bicara | kontrib) Merapikan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 29:
| linelength =
| tracklength =101 [[Kilometer|km]]
| notrack =
| gauge = * {{RailGauge|1067 mm}}
* Percabangan Besitang–Pangkalan Susu ''dual gauge'' {{RailGauge|1067 mm}} dan {{RailGauge|750 mm}} | minradius =
| el =
| speed = {{convert|70|km/h|m/s|lk=on|abbr=on}} - {{convert|90|km/h|m/s|lk=on|abbr=on}}
([[Stasiun Medan|Medan]]-[[Stasiun Kuala Bingai|Kuala Bingai]])
| elevation =
| maxincline =
Baris 42 ⟶ 44:
Jalur kereta api ini kemudian dihidupkan lagi sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Trans-Sumatra.
== Sejarah ==
Jalur ini dibangun dalam dua periode, yaitu pembangunan jalur kereta api dari Medan menuju Timbang Langkat (Binjai) serta pembangunan menuju Besitang. Pada tanggal 23 Januari 1883, [[Deli Maatschappij]] berhasil mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun jalur kereta api dari [[Stasiun Belawan|Belawan]] menuju [[Stasiun Medan|Medan]] dan dilanjut ke Deli Tua dan Timbang Langkat, Sumatra Utara. Pembangunan jalur ini dimaksudkan untuk memperlancar arus angkutan kayu, kelapa sawit, tembakau, dan komoditas-komoditas ekspor lainnya dari Sumatra Utara.
Sebagai langkah awal, dibangunlah jalur kereta api Belawan–Medan, namun sejak 3 November 1883, konsesi yang didapat oleh Deli Maatschappij kemudian diserahkan kepada Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) yang sudah menspesialisasikan dirinya sebagai perusahaan kereta api di tanah Deli tersebut. Untuk jalur Medan–Timbang Langkat(Binjai) selesai pada tanggal 1 Mei 1887.<ref name=":0">{{cite book|title=Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië|last=Weijerman|first=A. W. E.|publisher=Javasche Boekhandel & Drukkerij|year=1904}}</ref><ref>{{Cite book|title=The History of Medan in the Olden Times|last=Sinar|first=Tengku Luckman|publisher=Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu|year=1996|isbn=|location=Medan|pages=}}</ref><ref>{{Cite book|title=Yearbook of the Netherlands East Indies|last=Anonim|first=|publisher=Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel|year=1916|isbn=|location=|pages=195}}</ref>
Agar DSM dapat menjangkau seluruh Sumatra Utara, untuk hubungan ke utara, dibangun jalur kereta api Timbang Langkat–Stabat yang dimulai pada tahun 1900 dan selesai pada tanggal 20 Juni 1903,<ref name=":0" /> lalu dilanjut ke Tanjung Pura pada tanggal 1 Agustus 1904 dan berakhir di Pangkalan Brandan pada tanggal 15 Desember 1904.<ref>{{cite book|title=Archiv Für Eisenbahnwesen|year=1935|volume=58}}</ref>
Baris 53 ⟶ 54:
Pada tahun 1916, DSM mengajukan konsesi untuk membangun jalur dari Besitang menuju Pangkalan Brandan, yang dibuka pada tahun 1919.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/53057901|title=Engines of Empire : steamshipping and state formation in colonial Indonesia|last=1946-|first=Campo, Joseph Norbert Frans Marie à,|date=2002|publisher=Verloren|isbn=9065507388|location=Hilversum|oclc=53057901}}</ref> Hubungan ini bertujuan untuk menghubungkan Banda Aceh dengan Medan, hanya saja jalur-jalur milik [[Atjeh Tram|Atjeh Staatsspoorwegen (ASS)]] semuanya menggunakan sepur 750 mm, sedangkan DSM adalah 1.067 mm. Karena berbeda, maka agar pengiriman ke Pelabuhan Pangkalan Susu lancar baik dari Aceh maupun Medan, maka dibangun jalur dengan lebar sepur ganda (''double gauge'') dari Besitang dengan Pangkalan Susu. Jalur ini selesai pada tanggal 29 Desember 1919.<ref>{{Cite journal|last=|first=|date=1920|title=Vooltooling der Spoorwegverbinding Koeta Radja-Medan|url=|journal=de Ingenieur|volume=35|issue=|doi=|pmid=|access-date=}}</ref>
Menjelang nonaktifnya
== Reaktivasi ==
|