Walter Kaudern: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Toposopamona (bicara | kontrib)
→‎Penelitian di Sulawesi: Menambahkan supaya lebih jelas
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Toposopamona (bicara | kontrib)
→‎Penelitian di Sulawesi: Perbaikan kesalahan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 12:
Kurang dari empat tahun setelah kembali dari Madagaskar, dia bersama istrinya, dan kedua anak mereka bersiap kembali untuk memulai perjalanan panjang pada bulan Desember 1916. Tujuan mereka adalah [[Celebes]]/Sulawesi, dan ekspedisi tersebut berlangsung selama empat tahun Ekspedisi ini didanai oleh [[Axel Ax:son Johnson]].{{sfn|Svenskt Biografiskt Lexikon|2018|p=1}} Tujuan mereka adalah untuk membuat studi zoologi-geografi dan etnografi di bagian pedalaman dan wilayah lain yang belum diketahui di Sulawesi.{{sfn|Lindberg|2006|p=267}} Kaudern tinggal di Gurupahi, [[Sulawesi Utara]] pada bulan Juni dan Juli 1917, kemudian dia pindah dan melakukan beberapa perjalanan dengan kapal motor di sepanjang pantai utara. Pada musim semi tahun 1918, ia pindah dan mendirikan kantor pusatnya di [[Lembah Palu]], dan pada musim panas ia mengunjungi Desa [[Winatu, Kulawi, Sigi|Winatu]] dan [[Lindu, Sigi|Lindu]]. Pada bulan Oktober, dia melakukan kunjungan ke distrik [[Tobaku, Kulawi, Sigi|Tobaku]], Banggakoro, dan Tole'e. Ia merayakan [[Hari Natal]] di Kulawi, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke distrik [[Lembah Bada|Bada]] dan [[Lembah Besoa|Behoa]]. Pada bulan Februari 1919, pusat ekspedisi ini pindah ke [[Kalawara, Gumbasa, Sigi|Kalawara]]. Kaudern dan keluarganya terus bergerak ke arah timur laut Sulawesi dan mengunjungi distrik Pada dan [[Mori Atas, Morowali Utara|Mori]] pada bulan Juni, kemudian pergi ke [[Kolonodale, Petasia, Morowali Utara|Kolonedale]] di pantai timur. Pada tanggal 22 September 1919, mereka berlayar dari Sukon kembali ke [[Luwuk]], tempat mereka mendirikan basis mereka untuk ditinggali selama sisa tahun tersebut. Kunjungan di bagian selatan [[Pulau Peleng]] dilakukan sebelum semua material dan koleksi etnografi dikumpulkan sebagai persiapan untuk kembali ke Swedia.{{sfn|Lindberg|2006|p=268}}
 
Di wilayah [[Kerajaan Tojo]], di Lamusa, Walter Kaudern yang seorang peneliti dari negara swedia datang ke wilayah yang dulunya di tempati oleh to lamusa tahun 1916, Walter Kaudern menemukan sebuah "kebohongan besar" tentang Lamusa<ref>To Lamusa, ''hanyalah tanah kosong yang tidak berpenghuni, '' halaman 122, [https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.54934]</ref>, yang Lamusa tersebut ada sebuah tempat yang bernama Tando Ngkasa yang merupakan sebuah tempat di Lamusa, [[Kabupaten Poso]] sekarang , kemudian Walter Kaudern hanya menemukan tanah kosong tanpa penghuni, dan adapun kalau ditempati tanah tersebut sudah ditinggalkan dalam waktu yang lama sekali, karena tanahnya sangat sulit untuk dibuatkan semacam rumah tempat tinggal, jadi kemudian dia menyimpulkan ternyata to lamusa sudah lama meninggalkan wilayahnya dan di bekas tanah yang ditempati oleh to lamusa pada jaman dahulu kini didirikan desa-desa oleh orang-orang to pu’umboto (puumboto).
Dan setelah zaman penjajahan, sumber awal yang berasal dari orang-orang Umat Kristen yang mengaku dari Kerajaan luwu menciptakan suatu tokoh fiktif yang bernama Tampayau (tampaya'u) yang berasal dari Lamusa, agar Sejarah Poso menjadi kabur.