Transjakarta: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
RasyaAbhirama13 (bicara | kontrib)
k Penambahan referensi
Tag: referensi YouTube VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33:
Logo Transjakarta.svg|2014–sekarang
</gallery>
Ide pembangunan proyek [[Bus raya terpadu|Bus Rapid Transit]] di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Pada saat itu, Gubernur DKI Jakarta [[Sutiyoso]] mengusulkan empat moda transportasi massal di Jakarta, yakni:<ref name=":0">{{Citation|title=Sutiyoso Ceritakan Momen Transjakarta Dikecam Banyak Pihak #untoldstory|url=https://www.youtube.com/watch?v=2ylWDKcvvg0|accessdate=15 Juli 2023|language=id-ID}}</ref>
Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian, ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, yaitu [[Sutiyoso]]. Sebuah institut yang bernama ''Institute for Transportation & Development Policy'' (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan [[DKI Jakarta]]. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika ([[USAID]]) dan ''The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies'' (UI–CTS).<ref>{{cite news
 
* [[Angkutan cepat|Mass-rapid transit]] (MRT). Pembangunan fase 1 dari jalur pertamanya dimulai pada akhir tahun 2013 dan beroperasi pada Maret 2019, dan saat ini sedang dilanjutkan pembangunannya di fase 2.
* [[Monorel]]. Pembangunannya dimulai pada tahun 2004 namun tidak lama kemudian dihentikan pembangunannya. Proyek monorel sempat ingin dilanjutkan pada tahun 2013, namun proyek tersebut dibatalkan permanen dua tahun kemudian.
* '''Bus Rapid Transit (BRT)'''
* [[Transportasi air]] (Waterway)
 
MRT memiliki daya angkut penumpang yang sangat besar dan memiliki waktu tempuh yang singkat dibanding tiga moda transportasi lainnya yang diusul, namun pembangunanya membutuhkan investasi asing yang besar. Saat itu, Indonesia kehilangan kepercayaan investor karena kekhawatiran para investor mengenai kondisi sosial Indonesia pada awal 2000-an yang dinilai belum stabil, sehingga pembangunan MRT belum bisa direalisasi. Dari keempat moda transportasi yang diusulkan tersebut, bus rapid transit dinilai paling memungkinkan untuk direalisasi dengan cepat karena pembagunannya tidak memerlukan investasi asing.<ref name=":0" />
 
Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian, ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, yaitu [[Sutiyoso]]. Sebuah institut yang bernama ''Institute for Transportation & Development Policy'' (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan [[DKI Jakarta]]. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan[[Lembaga bantuanPembangunan Internasional Amerika ([[USAIDSerikat]] (USAID) dan ''The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies'' (UI–CTS).<ref>{{cite news
|url=http://www.itdp.org/documents/TransJak%20Tech%20Rev.pdf
|title=TransJakarta Bus Rapid Transit System, Technical Review