Surat Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Menambahkan konten ringkasan.
Tag: Dikembalikan
Baris 15:
|caption=[[Rupa huruf]] aksara Lampung rekaan Koninklijke Joh. Enschedé (1907)}}
 
'''Surat Lampung''', dikenal juga sebagai '''''Surat Ulu''''' atau '''Aksara Lampung''', adalah kekayaan bahasa daerah di Indonesia. Tata tulis khas dari pintu gerbang [[Sumatra]] yang merupakan warisan sejarah [[Nusantara]]
'''Surat Lampung''', dikenal juga sebagai '''''Surat Ulu''''' atau '''Aksara Lampung''', adalah sekumpulan [[aksara]] tradisional Indonesia yang berkembang di selatan [[pulau Sumatra]]. Aksara ini digunakan untuk menulis [[Bahasa Lampung|rumpun bahasa Lampung]] dan [[bahasa Melayu]].<ref name=":0" /> Surat Lampung merupakan turunan dari [[aksara Brahmi]] melalui perantara [[aksara Kawi]]. Surat Lampung aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari masyarakat Lampung sejak pertengahan abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di [[Provinsi Lampung]] sebagai bagian dari muatan lokal,{{sfn|Pudjiastuti|1996|pp=60}}<ref name=":2" /> namun dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.
<ref name='lmp'/>.
Aksara Lampung ialah sistem penulisan kuno yang di gunakan [[suku Lampung]], suku di Indonesia kukim di Provinsi Lampung. Sistem tulisan ini juga digunakan oleh suku yang bermukim di daerah pesisir Sumatra Selatan, Bengkulu dan Banten
<ref name='lmp'/>.
Aksara Lampung yakni kelompok aksara tradisional Indonesia yang berkembang. Sistem penulisan ini digunakan untuk menulis bahasa Lampung dan Melayu
<ref name='lmp'/>.
Aksara ini memiliki nilai sejarah yang kaya dan menjadi aset masyarakat Lampung. Aksara Lampung merupakan bagian integral identitas masyarakat Lampung. Untuk menyampaikan nilai-nilai, tradisi dan sejarah<ref name='lmp'>https://indonesia.postsen.com/local/649088/Get-to-know-the-Lampung-script-history-and-complete-children.html</ref>.
 
'''Surat Lampung''', dikenal juga sebagai '''''Surat Ulu''''' atau '''Aksara Lampung''', adalah sekumpulanSekumpulan [[aksara]] tradisional Indonesia yang berkembang di selatan [[pulau Sumatra]]. Aksara ini digunakan untuk menulis [[Bahasa Lampung|rumpun bahasa Lampung]] dan [[bahasa Melayu]].<ref name=":0" /> Surat Lampung merupakan turunan dari [[aksara Brahmi]] melalui perantara [[aksara Kawi]]. Surat Lampung aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari masyarakat Lampung sejak pertengahan abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di [[Provinsi Lampung]] sebagai bagian dari muatan lokal,{{sfn|Pudjiastuti|1996|pp=60}}<ref name=":2" /> namun dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.
 
Surat Lampung adalah sistem tulisan [[abugida]] yang terdiri dari tiga macam unsur, yaitu ''kelabai surat'' (19 aksara dasar), ''benah surat'' (12 diakritik), dan tanda baca. Seperti aksara [[Rumpun aksara Brahmi|Brahmi]] lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ atau /ɔ/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan surat Lampung adalah kiri ke kanan. Aksara ini termasuk dalam rumpun aksara hulu (''[[Surat Ulu]]''). Rumpun aksara ini memiliki ciri khas, yaitu bentuknya berupa goretan patah-patah/lengkung, tidak memiliki ''pasangan'', dan lebih sederhana ketimbang keturunan aksara Kawi lainnya (seperti [[Aksara Jawa|Jawa]] dan [[Aksara Bali|Bali]]).<ref>{{Cite web|title=Aksara Kaganga Bengkulu – Kantor Bahasa Bengkulu|url=https://kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go.id/aksara-kaganga-bengkulu/|language=id-ID|access-date=2021-03-15}}</ref>