Raden Patah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hapus pranala ke "Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar": Halaman tidak tersedia. (👮🏻‍♂️🔎)
Mojopahit1293 (bicara | kontrib)
k Perbaikan Pengetikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 36:
'''Raden Patah''' alias '''Jin Bun''' ([[Aksara Jawa|Jawa]] : {{lang|jav|ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦦꦠꦃ}}, [[Hanzi Tradisional|Hanzi]] : {{lang|zh-hans|靳文}}, [[Pinyin]] : ''Jìn Wén'') bergelar '''Panembahan Jimbun''' (lahir: [[Palembang]], [[1455]]; wafat: [[Demak]], [[1518]]) adalah pendiri dan sultan [[Kesultanan Demak|Demak]] pertama yang memerintah tahun 1478-1518.
 
Menurut [[kronik Tiongkok]] dari [[Kuil Sam Po Kong]] [[Semarang]], ia adalah keturunan Tionghoa dan memiliki nama kecil Jin Bun tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya saja yang berdarah Tionghoa. Jin Bun memiliki arti orang yang kuat.<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&hl=id&pg=PA89#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=89}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref>
 
Menurut sejarawan [[Belanda]] yaitu [[Pigeaud]] dan [[De Graaf]], sejarahwan Australia [[M. C. Ricklefs]] menulis bahwa pendiri Demak adalah seorang Tionghoa Muslim bernama [[Cek Ko-po]] (Pate Rodin senior). Ricklefs memperkirakan bahwa anaknya adalah orang yang oleh [[Tomé Pires]] dalam ''[[Suma Oriental]]'' dijuluki Pate Rodin, mungkin maksudnya "Badruddin" atau "Kamaruddin" (meninggal sekitar tahun 1504). Putra atau adik Rodim dikenal dengan nama [[Trenggana]] (bertahta 1505-1518 dan 1521-1546), membangun keunggulan Demak atas [[Jawa]].
Baris 65:
 
== Berdirinya Kesultanan Demak ==
''[[Babad Tanah Jawi]]'' menyebutkan, Raden Patah menolak menggantikan [[Arya Damar]] menjadi Adipati [[Palembang]]. Ia kabur ke [[pulau Jawa]] ditemani Raden Kusen (Husain). Sesampainya di [[Jawa]], keduanya berguru pada [[Sunan Ampel]] di [[Surabaya]]. Raden Kusen kemudian mengabdi ke [[Majapahit]] bergelar adipati pecat tondho ing terung, sedangkan Raden Patah pindah ke [[Jawa Tengah]] membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah [[pesantren]].
 
Makin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju. [[Brawijaya]] di [[Majapahit]] khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak. Raden Kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati [[Terungkulon, Krian, Sidoarjo|Terung]] diperintah untuk memanggil Raden Patah.