Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ah madsufi (bicara | kontrib)
Update 2.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ah madsufi (bicara | kontrib)
Update 3.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
Tercatat lima sutradara mendapatkan lebih dari satu nominasi dalam sebuah tahun tunggal, namun tidak semua memenangkan nominasinya pada tahun tersebut. [[Arifin C. Noer]] pada [[Festival Film Indonesia 1980|1980]] kalah oleh Frank Rorimpandey, [[Teguh Karya]] pada [[Festival Film Indonesia 1985|1985]] kalah oleh Slamet Rahardjo. Sedangkan [[Chaerul Umam]] ([[Festival Film Indonesia 1992|1992]]) dan [[Rudy Soedjarwo]] ([[Festival Film Indonesia 2004|2004]]) berhasil memenangkannya. Sementara itu [[Hanung Bramantyo]] melakukannya dua kali; pada [[Festival Film Indonesia 2007|2007]] dia berhasil menang, tetapi pada [[Festival Film Indonesia 2011|2011]] dia harus mengakui keunggulan Ifa Isfansyah.
 
Pada tahun [[Festival Film Indonesia 2008|2008]], dari lima sutradara yang masuk nominasi, empat di antaranya adalah [[wanita]]; yaitu: [[Mouly Surya]], [[Rachmania Arunita]], [[Upi Avianto]], dan [[Viva Westi]]. Dan pemenangnya adalah Mouly Surya dengan [[Fiksi (film)|fiksi.]], sekaligus memenangkan [[Penghargaan FFI untuk Skenario Terbaik|Skenario Terbaik]] (bersama Joko Anwar). Meskipun demikian, sutradara wanita yang paling banyak mendapatkan nominasi dengan tigaempat nominasi adalah [[UpiKamila AviantoAndini]] (20082011, 20132018, 2021, & 20162022) dandiikuti oleh [[KamilaUpi AndiniAvianto]] dengan tiga nominasi (20112008, 20182013, & 20212016), namun baik Kamila maupun Upi tidak pernah memenangkannya. Mouly sendiri masuk nominasi dua kali (2008 & 2018) dan memenangkan keduanya. Selain Mouly, sutradara wanita lain juga sempat 2 kali masuk nominasi adalah [[Nia Dinata]] (2004 & 2006); namun tidak memenangkan nominasinya itu.
 
Dengan kemenangannya pada tahun 2008 (''[[Fiksi (film)|fiksi.]]''), [[Mouly Surya]] adalah sutradara wanita pertama yang memenangkan Piala Citra untuk Sutradara Terbaik; dan dengan kemenangannya pada tahun 2018 (''[[Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak]]''), dia menjadi sutradara wanita pertama yang memenangkan penghargaan tersebut dua kali.