Rumah Gadang Kajang Padati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Rujukan: pembersihan kosmetika dasar
Orangpadaeng (bicara | kontrib)
k Membutuhkan referensi
Tag: Dikembalikan
Baris 8:
Kesultanan Aceh diawali oleh kerajaan [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudra Pasai]] yang kemudian menjadikan Aceh berkembang menjadi daerah kosmopolitan. Kesultanan Aceh yang berada di ujung utara Pulau [[Sumatra]] itu menjadi pintu masuk [[Selat Malaka]] dan terletak di bibir pantai [[Samudra Hindia|Lautan Hindia]]. Orang-orang dari berbagai belahan bumi lainnya datang ke Aceh bukan hanya untuk mencari rempah dan mengisi perbekalan saja, namun juga mengembangkan peradaban seperti para musafir Arab dan [[Gujarat]].{{sfn|Nasbahry Couto|2013|pp=4}}
 
Berbagai aspek budaya benda daerah pesisir dipengaruhi oleh kesultanan Aceh, termasuk rumah gadangnya yang bergaya melayu (Aceh). Terlihat dari adanya pencatatan sekitar tahun 1500 yang menyebutkan bahwa arsitektur dalam pembuatan rumah gadang itu menjadi salah satu keinginan dari kesultanan Aceh{{cn}}. Pada tahun tersebut juga terjadi perkawinan putera Minangkabau dengan puteri Aceh. Namun pernikahan tersebut tidak berakhir dengan baik, sehingga membuat Aceh kecewa dan berbalik menyerang Minangkabau. Selain itu Aceh juga menguasai sumber komoditas perdagangan pantai barat.{{sfn|Nasbahry Couto|2013|pp=4}}
 
Berawal pada tahun 1607 ketika Aceh yang dipimpin oleh [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]] menguasai pesisir barat, Aceh bertindak sebagai pemonopoli perdagangan dan ikut campur dalam hal adat kebudayaan, bahkan turut serta mengeluarkan peraturan. Salah satu aturannya adalah bahwa rumah gadang harus dibangun dengan memadukan pengaruh Aceh dengan Minangkabau, dan tidak dibolehkan meniru rumah gadang di darek.{{sfn|Nasbahry Couto|2013|pp=6}}