Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan by 125.160.229.213 (bicara): -> rv (🕵️♂️) Tag: Pembatalan |
Saya revisi sebagian supaya lebih netral, memperbaiki banyak referensi yang keliru, dan menambah referensi. Tag: Dikembalikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
||
Baris 1:
{{pp-template|small=yes}}{{about|etimologi dan sejarah penggunaan istilah tersebut|konsep ketuhanan di dalam Islam|Allah (Islam)}}
[[Berkas:Allah3.svg|jmpl|ka|kata 'Allah' dalam [[kaligrafi]].]]
'''Allah''' ({{lang-ar|اللّٰه|translit=Allāh}}, {{IPA-ar|ʔaɫ.ɫaːh|IPA|Ar-allah.ogg}}) adalah kata yang berasal dari [[bahasa Arab]] yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata ''Allah'' ini ada yang mengartikan sebagai "[[Tuhan]]" (jabatan), ada juga yang mengartikan sebagai ''nama'' sembahan tertentu. Perbedaan pemahaman makna kata ini sering menjadi topik di dalam diskusi lintas agama atau aliran dalam kekristenan karena tidak semua Kristen yang sependapat kalau kata ''Allah'' bermakna ''[[Ilah]]'' atau ''Tuhan''.
Kata ''Allah'' telah digunakan oleh [[Hanif|kaum Hanif]]<ref>{{Cite book|date=1982|title=The concept of monotheism in Islam and Christianity: Ed. by Hans Köchler. Papers of the Internat. Symposion organized in Rome, Italy, by the Internat. Progress Organization|location=Wien|publisher=Braumüller|isbn=978-3-7003-0339-8|editor-last=Köchler|editor-first=Hans|editor-last2=International Progress Organization}}</ref>, penganut [[Mandean]]<ref>{{Cite web|title=The Ginza Rba - Mandaean Scriptures - The Gnostic Society Library|url=http://gnosis.org/library/ginzarba.htm|website=gnosis.org|access-date=2023-07-17}}</ref>, Kristen Arab, Yahudi Arab, sebelum lahirnya Islam di abad 7. Penggunaan ini meluas setelah lahirnya Islam kemudian diadopsi oleh penganut [[Babisme]], penganut [[Baháʼí]], umat Kristen Malaysia atau Melayu, sampai umat Kristen di Indonesia. Mereka mengartikan ''Allah'' sebagai jabatan pengganti kata ''Tuhan'', kecuali Yahudi Arab. Rabi Yahudi [[Saadia Gaon]], di abad 10 menerjemahkan [[Taurat|Torah]] ke bahasa Arab yang menyalin nama [[Tetragrammaton|YHWH]] menjadi nama Allah<ref>{{Cite web|title=Tafsir Rasag, Deuteronomy 6:5|url=https://www.sefaria.org/Tafsir_Rasag,_Deuteronomy.6.5?lang=bi|website=www.sefaria.org|access-date=2023-07-17}}</ref>.
== Etimologi ==
Ada 2 pendapat terkait etimologi kata ''Allah'' ini, yaitu pendapat yang menyatakan kata Allah ini berasal dari kata ''Al-Ilah'' dan pendapat yang menyatakan dahulunya ''Al-lah'' atau tetap.
=== Allah berasal dari Al-Ilah ===
Pada umumnya kalangan akademisi menyatakan ''Allah'' berasal dari ''Al-Ilah''<ref>{{Cite journal|last=Gardet|first=L.|date=2012-04-24|title=Allāh|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/allah-COM_0047|journal=Encyclopaedia of Islam, Second Edition|language=en|publisher=Brill}}</ref><ref>{{Cite web|last=Harper|first=Dauglas|title=Allah {{!}} Etymology, origin and meaning of the name allah by etymonline|url=https://www.etymonline.com/word/allah|website=www.etymonline.com|language=en|access-date=2023-07-17}}</ref><ref>{{Cite book|last=Campo|first=Juan|title=Encyclopedia Islam|location=New York|publisher=J. Gordon Melton|pages=34|url-status=live}}</ref>. Kata ''Al'' artinya ''Sang'', kata ''[[Ilah]]'', bermakna ''Tuhan''. Jadi ''Al-Ilah'' atau Sang Tuhan menjelaskan dia adalah suatu sosok sembahan/tuhan/dewa tertentu, yang hanya satu, tidak ada lainnya. Dr Reza Aslan menyatakan bahwa Allah dulunya adalah Dewa Hujan/Langit<ref>{{Cite book|last=Aslan|first=Reza|title=No God But God, The Origins, Evolution, and Future of Islam|location=New York|publisher=Random House|pages=7|url-status=live}}</ref>. Sementara sejarawan lain menyatakan dia dulunya adalah ilah yang memiliki atau terkait dengan 3 putri dewi bernama Allat, Al-uza, dan Manat<ref>{{Cite book|last=Hitti|first=Philip|date=1970|title=History of The arab, from The Earliest Times to The Present|location=New York|publisher=Macmillan|pages=98|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Finegan|first=Jack|date=1952|title=The Archeology of World Religions|location=New Jersey|publisher=Princeton University Press|pages=482|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Holt|first=PM|title=Cambridge History of Islam Vol 1A|location=United Kingdom|publisher=Cambridge University Press|pages=24|url-status=live}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|last=Johnson|first=Scott|date=2012|title=The Handbook of Late Antoquity|location=New York|publisher=Oxford University Press|pages=304|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Peters|first=Francis|date=1994|title=Muhammad and The Origins of Islam|location=New York|publisher=State University Press|pages=98|url-status=live}}</ref>. Johnson Scott juga menulis bahwa sosok Allah memang merupakan satu dari beberapa dewa Arab kuno yang tercatat di beberapa prasasti, entah dia sebagai dewa apa. Salah satu prasasti di Qaryat al-Faw mencatat seorang ''Igl'' menyerahkan makam yang dibangunnya kepada "Khal, Allah, dan Aththar dari Timur". Dilihat dari aksara-nya, prasasti ini ada di zaman awal kekristenan<ref name=":0" />.
Dari pandangan ini, maka kata ''Allah'' bukanlah suatu jabatan, melainkan suatu sosok sembahan.
=== Allah berasal dari Al-Lah ===
Para sarjana Muslim sendiri banyak berpendapat bahwa nama ''Allah'' memang berasal dari ''Al-Lah'' atau tidak mengalami perubahan sejak awal. Kata Allah termasuk ke dalam kata ''murtajal'' (kata yang tidak memiliki kata asal)<ref>{{Cite web|date=2022-04-23|title=Perihal Allah Sebagai Tuhan|url=https://alif.id/read/muz/perihal-allah-sebagai-tuhan-b243197p/|website=Alif.ID|language=id|access-date=2023-07-17}}</ref>. Mereka mendukung pandangan dari para ulama Islam antara lain Ibnul Arabi (w. 543), Abul Qasim as-Suhaili (w. 581), ar-Razi (w. 606), banyak di kalangan ahli ushul dan merupakan salah satu pendapat Sibawaih. Dari pandangan ini, Allah sejak awal sampai saat ini diyakini sebagai nama ilah.
== Penggunaan sebagai kata khusus ==
=== Arab-pra Islam ===
Variasi dari kata ''Allah'' ditemukan di prasasti pra-Islam pagan dan Kristen.<ref name="Robin304">{{cite book|author=Christian Julien Robin|year=2012|url=https://books.google.com/books?id=GKRybwb17WMC&pg=PA304|title=Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity|publisher=OUP USA|isbn=9780195336931|pages=304–305}}</ref><ref>{{cite book | last = Hitti | first = Philip Khouri | title = History of the Arabs | publisher = Palgrave Macmillan | year = 1970 | pages = 100–101}}</ref> Beberapa teori yang berbeda muncul mengenai peran ''Allah'' dalam kultus politeisme pra-Islam. Beberapa penulis menyebut bahwa orang-orang Arab politeistik menggunakan nama ini sebagai referensi kepada dewa pencipta atau dewa tertinggi dari jajaran mereka.<ref name="EoI">Encyclopaedia of Islam, ''Allah''</ref><ref>Zeki Saritopak, ''Allah'', The Qu'ran: An Encyclopedia, ed. by Oliver Leaman, p. 34</ref> Istilah ini mungkin terdapat dalam Agama asli Mekkah.<ref name="EoI" /><ref name="GodEoQ">Gerhard Böwering, ''God and his Attributes'', Encyclopedia of the Qur'an, ed. by [[Jane Dammen McAuliffe]]</ref> Menurut satu hipotesis, dari peneliti [[Julius Wellhausen]], Allah walaupun disebutkan atau kata yang merujuk nama Tuhan dari Abraham dari tiga agama besar (Yahudi, Kristen, dan Islam) tapi pada saat itu
=== Kristen ===
Penutur bahasa Arab dari semua agama Abraham, termasuk Kristen dan Yahudi, menggunakan kata "Allah" untuk berarti "Tuhan".<ref name="Columbia">[[Columbia Encyclopedia]], ''Allah''</ref> Orang-orang Arab Kristen saat ini tidak memiliki kata lain untuk "Tuhan" selain dari kata "Allah".<ref name="Cambridge">{{cite book|author1=Lewis, Bernard|author2=Holt, P. M.|author3=Holt, Peter R.|author4=Lambton, Ann Katherine Swynford|year=1977|title=The Cambridge history of Islam|location=Cambridge, Eng|publisher=University Press|isbn=978-0-521-29135-4|page=32}}</ref> Kata Allah dalam tradisi Kristen Asyria (''[[Church of the East|Church of the east]]'') di Mesopotamia (sekarang Iraq) juga digunakan daalam liturgi berbahasa Arab. Demikian juga Gereja Syria dan Koptik Mesir yang sama-sama telah menyebar sejak abad 1, semenjak Yesus mengutus para murid-Nya ke berbagai daerah. Bahkan keturunan bahasa Arab yang berbahasa Malta,<ref>{{cite book|title=Maltese|url=https://archive.org/details/maltese0000borg|author1=Borg and Azzopardi-Alexander, 1997|date=1997|publisher=[[Routledge]]|isbn=978-0-415-02243-9|page=xiii|quote=In fact, Maltese displays some areal traits typical of Maghrebine Arabic, although over the past 800 years of independent evolution it has drifted apart from Tunisian Arabic}}</ref><ref>{{cite book|url=http://macmillandictionaries.com/MED-Magazine/February2005/27-LI-Maltese.htm|title=Maltese - an unusual formula|author1=Brincat, 2005|quote=Originally Maltese was an Arabic dialect but it was immediately exposed to Latinisation because the Normans conquered the islands in 1090, while Christianisation, which was complete by 1250, cut off the dialect from contact with Classical Arabic. Consequently Maltese developed on its own, slowly but steadily absorbing new words from Sicilian and Italian according to the needs of the developing community.|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151208063739/http://macmillandictionaries.com/MED-Magazine/February2005/27-LI-Maltese.htm|archivedate=2015-12-08|df=|deadurl=no}}</ref> menggunakan kata Allah untuk "Tuhan" meskipun hampir seluruh populasi Malta adalah pemeluk agama Katolik Roma.
Orang Kristen Arab, menggunakan istilah Allāh al-ab (الله الأب) untuk Allah Bapa, Allāh al-ibn (الله الابن) untuk Allah Anak, dan Allāh al-rūḥ al-quds (الله الروح القدس) bagi Allah Roh Kudus di dalam banyak ritual Tradisi Gereja. Contoh tradisi Tanda Salib berdoa, memasuki ruang ibadah, dan juga pembaptisan.<ref>Matius 28:19 TB LAI "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus"</ref> mereka juga menciptakan ''bismillāh'' mereka sendiri di awal abad ke-8 di mana Islam mengadopsi ''bismillāh'' <ref name="Thomas">Thomas E. Burman, ''Religious Polemic and the Intellectual History of the Mozarabs'', [[Brill Publishers|Brill]], 1994, p. 103</ref> berbunyi: "Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Sedangkan ''Bismillāh'' Trinitias berbunyi: "Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Satu Tuhan." Doa Syria, Latin, dan Yunani tidak memiliki kata "Satu Tuhan" di akhir. Penambahan ini dibuat untuk menekankan aspek monoteistik dari keyakinan Trinitarian dan juga untuk membuatnya lebih familiar di kalangan Muslim.<ref name="Thomas" />
Baris 31 ⟶ 37:
Dalam konsep [[Islam]], '''Allah''' ([[bahasa Arab]]: الله) adalah nama Tuhan, dan diyakini sebagai [[Dzat]] Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22</ref>
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (''[[tauhid]]'').<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.88</ref> Dia itu ''wahid'' dan Esa (''ahad''), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.<ref name="Britannica">"Allah." [[Encyclopædia Britannica]]. 2007. Encyclopædia Britannica</ref> “Sesungguhnya aku Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali aku. Maka sembahlah aku dan dirikan shalat untuk mengingatku”. (Q.S Thoha 14). Menurut [[Al-Qur'an|Al-Quran]] terdapat [[99 Nama Allah]] (''[[Asmaulhusna|asma'ul husna]]'' artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.<ref name="EncMMENA">Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref><ref name="Bentley, David 1999">Bentley, David (1999). ''The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book''. William Carey Library. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/0-87808-299-9|0-87808-299-9]].</ref> Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas.<ref>Annemarie Schimmel,''The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationships in Islamic'', SUNY Press, Hal.206</ref> Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (''ar-rahman'') dan "Maha Penyayang" (''ar-rahim'').<ref name="EncMMENA"/><ref name="Bentley, David 1999"/>
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.<ref>Britannica Encyclopedia, ''Islam'', Hal. 3</ref> Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." ([[Surah Al-An'am|Al-'An'am]] 6:103).<ref name="John L. Esposito 1998">John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22.</ref>
Baris 37 ⟶ 43:
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada [[urat nadi]] manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”<ref name="John L. Esposito 1998"/> Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok [[agama Abrahamik]] lainnya seperti [[Kristen]] dan [[Yahudi]].<ref>"...dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (Surah Al-'Ankabut 29:46)</ref><ref>F.E. Peters, ''Islam'', p.4, Princeton University Press, 2003.</ref>.
== Kontroversi Nama Allah-ALLAH-allah ==
[[Berkas:Vocabularium, ofte Woordenboek, in 't Duytsch en Maleys (IA vocabulariumoft00dancgoog).djvu|page=78|thumb|Kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens (terbit tahun 1650) mencantumkan kata "Allah" sebagai padanan kata [[bahasa Belanda|Belanda]] "''Godt''"|pra=Berkas:Vocabularium,_ofte_Woordenboek,_in_'t_Duytsch_en_Maleys_(IA_vocabulariumoft00dancgoog).djvu%3Fpage=78]]
Sejarah penggunaan kata
▲[[Berkas:Vocabularium, ofte Woordenboek, in 't Duytsch en Maleys (IA vocabulariumoft00dancgoog).djvu|page=78|thumb|Kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens (terbit tahun 1650) mencantumkan kata "Allah" sebagai padanan kata [[bahasa Belanda|Belanda]] "''Godt''"|pra=Berkas:Vocabularium,_ofte_Woordenboek,_in_'t_Duytsch_en_Maleys_(IA_vocabulariumoft00dancgoog).djvu%3Fpage=78]]{{Utama|Allah (Kekristenan)}}
Penerjemahan berikutnya yang tetap dibantu oleh kaum terpelajar Muslim membuat kata ''Allah'' ini lebih banyak digunakan. Tercatat dari berbagai versi terjemahan seperti ''Alkitab Leydeker'' (abad 17), ''Alkitab Klinkert 1863 & 1870'' (abad 19), ''Alkitab Selabear dan Alkitab Melayu Baba'', ''Alkitab Terjemahan Lama'', dan ''Alkitab Terjemahan Baru'' (abad 20) terus memasukkan kata ''Allah'', padahal kata "Tuhan/''Toehan''" dan "ilah" sebagai jabatan juga sudah ada. Ini menjadi tumpang-tindih.
Contoh ayat Mar12:29 yang mengutip perkataan Yesus, di beberapa terjemahan ini dicatat sbb:
▲Sejarah penggunaan kata "Allah" dapat ditelusuri jauh pada waktu masuknya Kekristenan di Nusantara, terutama pada penggunaan kata tersebut oleh [[Fransiskus Xaverius]] saat menerjemahkan nas-nas Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada abad ke-16.<ref>The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society Sneddon, James M.; University of New South Wales Press; 2004</ref><ref>The History of Christianity in India from the Commencement of the Christian Era: Hough, James; Adamant Media Corporation; 2001</ref> Di dalam kamus bahasa Belanda–Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens pada tahun 1650, kata "Allah" dicantumkan sebagai padanan kata Belanda ''Godt''.<ref>{{cite book|last1=Wiltens|first1=Caspar|last2=Heurnius|first2=Justus|year=1650|url=https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&q=allah|title=Justus Heurnius, Albert Ruyl, Caspar Wiltens. "Vocabularium ofte Woordenboeck nae ordre van den alphabeth, in 't Duytsch en Maleys". 1650:65|access-date=14 Januari 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20131022172808/https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&v=onepage&q=allah&f=false|archive-date=22 Oktober 2013}}</ref>
* ''Jesoes menjaoet sama dia: Jang pertama dari segala parintah, ija-ini: "Hei Isjrail, dengarlah! '''Toehan Allah''' kita itoelah '''Toehan''' jang asa.''" (''Alkitab Klinkert 1863).''
* ''Maka sahoet Isa kapadanja: Adapon jang kapala sakali hoekoem Allah inilah: "Dengarlah olihmoe, hai Isjrail, adapon '''Toehan Allah''' kita itoelah '''Toehan''' jang asa.''" (''Alkitab Klinkert 1870).''
* ''Isa jawab, "Hukum yang nombor satu, ini-lah: 'Dngar-lah, hei Isra'el; '''Tuhan''' kita '''Allah''', dia-lah satu saja '''Tuhan'''''. (''Alkitab Melayu Baba).''
* Maka jawab Yesus kepadanya, "Hukum yang terutama inilah: Dengarlah olehmu, hai Israel, adapun '''Allah Tuhan''' kita, Ialah '''Tuhan''' yang Esa; (''Alkitab Terjemahan Lama'').
* Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, '''Tuhan Allah''' kita, '''Tuhan''' itu esa. (''Alkitab Terjemahan Baru'').
==== Kontroversi Nama Allah di Indonesia ====
Proses penerjemahan Alkitab yang dimulai
Ada banyak pihak menuntut LAI agar merevisi terjemahan mereka. Bukan hanya kalangan Kristen, pihak Muslim juga mengambil inisiatif untuk menegur LAI serta Bimas Kristen di bawah Departemen Agama. Isi kedua surat tersebut pada intinya adalah:<ref>{{Cite book|last=Herlianto|first=|date=|title=Gerakan Nama Suci: nama Allah yang dipermasalahkan|location=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|pages=19|url-status=live}}</ref>
Baris 66 ⟶ 72:
# Meminta menegur para rohaniawan Kristen yang masih menggunakan nama Allah juga.
Pihak LAI sempat dituntut ke [[pengadilan]]
==== Kontroversi Nama Allah di Malaysia ====
Pada tahun 2007, [[Pemerintah Malaysia]] melarang pemakaian kata
{{cite web|author=Idris Jala|author-link=Idris Jala|date=24 Februari 2014|title=The 'Allah'/Bible issue, 10-point solution is key to managing the polarity|url=http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2014/02/24/My-take-on-the-Allah-issue-10point-solution-is-key-to-managing-the-polarity/|work=The Star|access-date=25 Juni 2014}}
</ref>
|