Murry: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 86:
Murry resmi meninggalkan Band Patas pada tahun 1968. Murry direkomendasikan oleh temannya yang bernama '''Tommy Darmo''' kepada [[Yon Koeswoyo]] salah seorang personel [[Koes Bersaudara]]. Waktu itu [[Tonny Koeswoyo]] pimpinan band itu sedang membutuhkan seorang pemain drum untuk menggantikan posisi adiknya [[Nomo Koeswoyo]]. Nomo sudah tidak bisa fokus bermusik bersama saudara-saudaranya dalam Koes Bersaudara. Setelah melihat permainan drum Murry, Tonny menunjukkan ketertarikannya karena sesuai dengan harapannya. Pukulannya dinilai Tonny begitu keras dan variatif. Disamping itu Murry juga handal mencipta lagu. Sejak itu ia resmi direkrut oleh Tonny untuk memperkuat bandnya dan ia pun mengundurkan diri dari Band Patas. Keluarnya Murry dari Band Patas, membuat band tersebut bubar dengan sendirinya.
 
Koes Plus merekam debut mereka di bawah label '''Melody Records''', sebuah album yang berisi antaranya lagu superkeras berjudul ''Kelelawar''. Kasmuri yang kemudian akrab dipanggil Murry, dan '''Adji Kartono''' alias '''Totok AR''' (''bass player'' perdana Koes Plus) menjadi “Plus” di antara para “Koes”. Totok yang merupakan adik kandung dua gitaris [[Dara Puspita]] ('''Titiek AR''' dan '''Lies AR''') permainan bassnya begitu mewarnai album [[Dheg Dheg Plas]] (1969). Ia mampu mengimbangi pukulan drum dan penyanyi Murry.
 
Namun penjualan album I ini tak seperti yang mereka harapkan. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Murry sempat ngambek dan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis kepada teman-temannya. Di sana ia bekerja di pabrik gula sambil bermain band bersama [[Gombloh]] dalam grup musik '''[[Lemon Tree's Anno '69]]'''. Tonny kemudian menyusul Murry ke Jember untuk diajaknya kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di [[RRI]], orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya ''“Derita”'', ''“Kembali ke Jakarta”'', ''“Malam Ini”'', ''“Bunga di Tepi Jalan”'' hingga lagu ''“Cinta Buta”'', Koes Plus mulai mendominasi musik Indonesia waktu itu di tangga musik radio.