Kereta api Dolok Martimbang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 59:
Kereta api ini diluncurkan pada saat negara Indonesia sedang dilanda krisis multidimensi sekitar tanggal 20 Mei 1998, yang juga merupakan gebrakan baru dalam dunia perkeretaapian di [[Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh|Divre 1 SU dan NAD]], karena pada saat itulah awal rangkaian kereta api penumpang di daerah ini berwarna putih dan terdapat kelas lain selain kereta api ekonomi. Kereta api ini diluncurkan untuk penumpang kelas menengah ke atas, khususnya para pebisnis perkebunan yang mendambakan keamanan dan kenyamanan selama dalam perjalanan.
 
Dahulu, kereta api ini menggunakan satu rangkaian yang dijalankan secara fakultatif sebanyak dua kali dari [[Stasiun Siantar]] maupun [[Stasiun Medan]]. Rangkaian KA ini terdiri dari satu loko BB 303 beserta satu kereta eksekutif (K1), satu kereta makan pembangkit bisnis (KMP2) dan dua kereta bisnis (K2) yang merupakan [[retrofit]] dari kereta ekonomi (K3) eks rangkaian KA Siantar Ekspres (Sireks) yang semuanya berwarna putih. KAKereta api Dolok Martimbang ini merupakan pengganti dari KA[[Kereta api Siantar SireksEkspres]] yang melayani jalur ini dan hanya terdapat kelas ekonomi saja.
 
Begitu juga sebaliknya. KAKereta api yang sempat disebut-sebut sebagai KA[[Kereta api Argo Parahyangan|Kereta api Parahyangan]] Parahyangannyanya Divre 1 ini menempuh waktu perjalanan lebih kurang 2 jam 30 menit dan dengan jarak sekitar 129 km, perjalanannya yang melewati hampir 75% wilayah perkebunan membentang mulai dari [[Stasiun Perbaungan]] hingga hampir mendekati Stasiun Siantar merupakan perjalanan yang sangat mengasyikkan.
 
Tak kalah mengasyikkannya juga pada saat KAKereta api ini melintasi jalur antara [[Stasiun Tebing Tinggi (Tebing Tinggi)|Stasiun Tebing Tinggi]] hingga [[Stasiun Siantar]]. Jalur ini konturnya sedikit menanjak dan berkelok-kelok seperti kebanyakan jalur KAKereta api di [[Daerah Operasi II Bandung|Daop 2]] sehingga mengakibatkan laju KAKereta api ini menjadi sedikit agak pelan. Ditambah lagi, banyak ditemukannya jembatan KAKereta api yang tanpa dinding pembatas dan rel paksa yang merupakan ciri khas jalur KAKereta api pegunungan.
 
Sekitar tahun 2004, jadwal perjalanan KAKereta api ini diubah. KAKereta api yang dulunya berjalan secara fakultatif dengan menggunakan satu rangkaian kereta saja ini kemudian menggunakan dua rangkaian kereta dan perjalanannya digabung dengan rangkaian KA Putri Ungu kelas bisnis relasi Medan-Tanjung Balai PP. Jadwal perjalanannya pun diubah mengikuti jadwal KAKereta api Putri Ungu, tetapi nama KAKereta api-nya tetap dibedakan karena jadwal perjalanannya digabung. Setelah KAKereta api ini tiba di Stasiun Tebing Tinggi, maka rangkaiannya pun dipisah menjadi dua. Begitu juga sebaliknya. Biasanya formasi kedua KAKereta api ini yaitu KAKereta api Putri Ungu berada di posisi depan, sedangkan KAKereta api Dolok Martimbang di belakang. Pada saat itu KAKereta api Dolok Martimbang pun tetap melayani keberangkatan sebanyak dua kali dari Stasiun Pematang Siantar maupun Stasiun Medan. Sayangnya semenjak digabungkannya kedua KAKereta api ini, kereta K1 pada rangkaian KAKereta api Dolok Martimbang dihapuskan.
 
Pada masa itu juga KAKereta api Dolok Martimbang sempat melebarkan sayapnya hingga ke <nowiki>[[Stasiun Binjai]]</nowiki>, tetapi karena kurangnya okupansi penumpang, akhirnya tidak lebih dari sebulan relasi ke Binjai akhirnya dihapus dari Gapeka.
 
Seiring berjalannya waktu, maka sekitar tahun 2007 perjalanan KAKereta api Dolok Martimbang dihapus dari Gapeka. Dengan alasan kurangnya okupansi penumpang. Padahal di masa jayanya KAKereta api ini sempat menarik enam kereta dari yang biasanya hanya tiga kereta dan merupakan primadona etnis Tionghoa yang melakukan perjalanan baik ke Pematang Siantar maupun ke Medan. Pengganti KAKereta api ini adalah [[Kereta api Siantar Ekspres|KA Siantar Ekspres (Sireks)]] yang merupakan KAKereta api kelas ekonomi (K3).
 
Pada tahun 2019, kereta api ini kembali dioperasikan dengan kelas bisnis saja, namun hanya berjalan di hari minggu. Sejak 1 Desember 2019, kereta ini menjadi kereta api reguler dengan nomor yang ada dalam GAPEKA.<ref>{{Cite web|last=Navis|first=Rinto|date=5-5-2019|title=KA bisnis Dolok Martimbang layani rute Medan-Pematang Siantar|url=https://www.antaranews.com/video/856699/ka-bisnis-dolok-martimbang-layani-rute-medan-pematang-siantar|website=Antara.com|access-date=10-10-2022}}</ref> Namun, karena minim okupansi, KA Dolok Martimbang kembali berhenti beroperasi pada bulan Februari 2020.