Gereja di Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
k Mengubah "Allah" menjadi "Tuhan" sesuai dengan KBBI v5.
Baris 94:
== Latar belakang ==
{{Box|{{Denominasi Kristen}}|align=right}}
Kemandirian Kepala Gereja di Timur sudah dimaklumkan pada tahun 424, 9 tahun sebelum penyelenggaraan [[Konsili Efesus]], konsili yang menganatema [[Nestorius]] dan memaklumkan bahwa [[Maria|Maria, ibunda Yesus]], dapat disifatkan sebagai [[Theotokos|Bunda AllahTuhan]]. Sebelum itu, dua [[konsili oikumenis|konsili ekumenis]] sudah terselenggara, dan keputusan-keputusan berterima umum, yaitu [[Konsili Nikea I]] tahun 325 yang juga dihadiri seorang uskup Persia, dan [[Konsili Konstantinopel I]] tahun 381. Gereja di Timur menerima ajaran-ajaran kedua konsili ini, tetapi mengabaikan Konsili Efesus tahun 431 maupun konsili-konsili sesudahnya, karena berpandangan bahwa konsili-konsili tersebut hanya berkenaan dengan kebatrikan-kebatrikan di [[Kekaisaran Romawi]] ([[Takhta Suci|Roma]], [[Patriarkat Oikumenis Konstantinopel|Konstantinopel]], [[Patriark Aleksandria|Aleksandria]], [[Gereja Antiokhia|Antiokhia]], [[Gereja Ortodoks Yunani Yerusalem|Yerusalem]]). Di mata Gereja di Timur, semua kebatrikan tersebut adalah "Gereja-Gereja di Barat".{{sfn|Baum|Winkler|2003|p=3, 30}}
 
Dari segi teologi, Gereja di Timur mengadopsi [[diofisitisme|doktrin diofisit]] yang menitikberatkan perbedaan [[persatuan hipostatik|kodrat ilahi dan kodrat insani]] [[Pandangan Kristen tentang Yesus|Yesus]].
Baris 107:
[[File:Christological spectrum-o2p.svg|thumb|300px|Pandangan-pandangan Gereja di Timur pada spektrum kristologis abad ke-5 sampai abad ke-7 (biru muda)]]
{{Utama|Nestorianisme|Skisma Nestorian}}
[[Nestorianisme]] adalah doktrin [[kristologi]]s yang menitikberatkan perbedaan antara kodrat insani dan kodrat ilahi [[Yesus]]. Doktrin ini dinisbatkan kepada [[Nestorius]], [[Patriark Oikumenis Konstantinopel|Batrik Konstantinopel]] dari tahun 428 sampai tahun 431. Doktrin Nestorius merupakan puncak pencapaian mazhab filsafati yang dikembangkan para sarjana [[Perguruan Katekese Antiokhia]], teristimewa [[Teodorus dari Mopsuestia]], guru Nestorius. Kontroversi timbul ketika Nestorius secara terbuka menggugat pemberian gelar ''[[Theotokos|Teotokos]]'' (arti harfiahnya "Sang Pelahir Allah[[Tuhan]]") kepada [[Maria|Maria, ibunda Yesus]].{{sfn|Foltz|1999|p=63}} Menurut Nestorius, menyebut Maria sebagai ''Teotokos'' sama saja dengan memungkiri kesejatian kodrat insani Kristus. Nestorius mengemukakan bahwa Yesus memiliki dua kodrat yang tidak benar-benar menyatu, yakni kodrat ilahi selaku [[Logos]] dan kodrat insani selaku Yesus, dan oleh karena itu mengusulkan gelar ''[[Kristotokos]]'' (arti harfiahnya "Sang Pelahir Kristus") yang ia anggap lebih pantas. Pernyataan-pernyataan nestorius menuai kritik dari rohaniwan-rohaniwan terkemuka lainnya, terutama [[Sirilus dari Aleksandria|Sirilus]], [[Patriark Aleksandria|Batrik Aleksandria]], salah seorang pemimpin sidang [[Konsili Efesus]] tahun 431 yang [[ajaran sesat|membidatkan]] Nestorius dan memecatnya dari jabatan batrik.{{sfn|Seleznyov|2010|p=165–190}}
 
Selepas tahun 431, pemerintah Kekaisaran Romawi berusaha melenyapkan paham Nestorianisme. Inilah alasan umat Kristen di Persia menyukai Nestorianisme. Menganut paham yang ditentang pemerintah Romawi adalah cara untuk menghapus kecurigaan pemerintah Persia bahwa umat Kristen di Persia adalah antek-antek Kekaisaran Romawi.<ref name=Britannica/><ref name=BritannicaNestorius>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/409867/Nestorius "Nestorius"]. ''Encyclopædia Britannica''. Temu balik tanggal 11 November 2018.</ref>
Baris 115:
Keabsahan penisbatan Nestorianisme kepada [[Nestorius]], tokoh yang dihormati Gereja di Timur sebagai [[santo]], dipertanyakan.{{sfn|Bethune-Baker|1908|p=82-100}}{{sfn|Brock|1996|p=23–35}} David Wilmshurst berpendapat bahwa berabad-abad lamanya "kata 'Nestorian' digunakan baik sebagai istilah yang melecehkan oleh pihak-pihak yang tidak sejalan dengan teologi Suryani Timur maupun sebagai istilah kebanggaan oleh banyak pihak yang membela teologi Suryani Timur [...] dan sebagai istilah deskriptif yang netral dan dirasa tepat oleh pihak-pihak lain. Sekarang ini istilah tersebut pada umumnya dirasakan mengandung stigma tertentu".{{sfn|Wilmshurst|2000|p=4}} Sebastian P. Brock mengemukakan bahwa "keterkaitan Gereja di Timur dengan Nestorius sesungguhnya renggang, dan tindakan terus-menerus menyebut Gereja itu sebagai Gereja 'Nestorian', dari kaca mata sejarah, benar-benar menyesatkan dan tidak tepat, selain merupakan sebutan yang sangat menistakan dan tindakan yang menyalahi adab ekumene".{{sfn|Brock|2006|p=14}}
 
Di luar dari makna religiusnya, kata "Nestorian" dipakai pula dengan makna etnis, sebagaimana tampak pada frasa "umat Nestorian Katolik".<ref>[https://books.google.com/books?id=X_LmnA75Dt8C&pg=PA21&lpg=PA21&dq=%22Catholic+Nestorians%22&source=bl&ots=wHD8qRk3DV&sig=4mycIIUlD9xwz67UeQl1HNkZrrU&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi9_IPd85reAhWLD8AKHQFXD_AQ6AEwC3oECAMQAQ#v=onepage&q=%22Catholic%20Nestorians%22&f=false Joost Jongerden, Jelle Verheij, ''Social Relations in Ottoman Diyarbekir, 1870-1915'' (BRILL 2012), hlm. 21]</ref><ref>[[Gertrude Lowthian Bell]], [https[iarchive://archive.org/details/amurathtoamurath00bell/page/280 |''Amurath to Amurath'' (Heinemann 1911), hlm. 281]]</ref><ref>[https://www.jstor.org/stable/592420?seq=1#metadata_info_tab_contents Gabriel Oussani, "The Modern Chaldeans and Nestorians, and the Study of Syriac among them" in ''Journal of the American Oriental Society'', jld. 22 (1901), hlm. 81]; bdk. [https://books.google.com/books?id=snPnBQAAQBAJ&pg=PA704&lpg=PA704&dq=%22Catholic+Nestorians%22&source=bl&ots=3lJOtixT8I&sig=bNMKBeWFeasDing2xuwhfa_IDd4&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi9_IPd85reAhWLD8AKHQFXD_AQ6AEwCXoECAUQAQ#v=onepage&q=%22Catholic%20Nestorians%22&f=false Albrecht Classen (penyunting), ''East Meets West in the Middle Ages and Early Modern Times'' (Walter de Gruyter 2013), hlm. 704]</ref>
 
Dalam artikel ''"The 'Nestorian' Church: a lamentable misnomer"'', yang dimuat dalam jurnal ''[[Bulletin of the John Rylands Library]]'' tahun 1996, [[Sebastian Brock]], salah seorang ''[[Fellow of the British Academy]]'', meratapi kenyataan bahwa "istilah 'Gereja Nestorian' sudah menjadi sebutan standar bagi Gereja timur purba yang pada masa lampau menyebut diri 'Gereja di Timur', tetapi yang sekarang ini lebih menyukai istilah 'Gereja Asyur di Timur' yang lebih lengkap. Sebutan semacam itu bukan hanya tidak sopan bagi umat Gereja terhormat ini pada zaman modern, melainkan juga − sebagaimana yang ingin ditunjukkan makalah ini − tidak tepat dan menyesatkan".{{sfn|Brock|1996|p=23-35}}
Baris 137:
Pada abad ke-19, kerap muncul wacana bahwa Gereja di Timur menentang segala macam citra religius. Penghormatan terhadap citra religius di [[Kekristenan Suriah|Gereja-Gereja Suryani]] memang tidak pernah sampai pada taraf setinggi yang dicapai [[Gereja Ortodoks Timur|Gereja Romawi Timur]], tetapi tetap merupakan bagian dari tradisi Gereja di Timur.<ref name=ICE>{{cite journal |last=Parry |first=Ken |date=1996 |title=Images in the Church of the East: The Evidence from Central Asia and China |url=https://www.escholar.manchester.ac.uk/api/datastream?publicationPid=uk-ac-man-scw:1m2404&datastreamId=POST-PEER-REVIEW-PUBLISHERS-DOCUMENT.PDF |journal=Bulletin of the John Rylands Library |volume=78 |issue=3 |pages=143–162 |access-date=23 Juli 2018|doi=10.7227/BJRL.78.3.11 }}</ref> Penolakan citra-citra religius pada akhirnya menjadi norma akibat [[penyebaran Islam|penyebaran agam Islam]] yang mengharamkan segala macam gambar orang-orang kudus dan [[para nabi dalam Kekristenan|nabi-nabi]]. Oleh karena itu, Gereja di Timur terpaksa menyingkirkan ikon-ikon.<ref name="Nestorian">{{cite web|url=http://www.touchstonemag.com/archives/article.php?id=21-05-027-f|title=The Shadow of Nestorius}}</ref>
 
Ada bukti sastrawi maupun arkeologi mengenai keberadaan citra-citra religius di dalam gereja. Pada tahun 1248, seorang pejabat [[Armenia]] di [[Samarkand]] menulis laporan kunjungannya ke sebuah gereja di kota itu dan melihat sendiri sebuah gambar Kristus dan orang-orang Majus. Dalam laporannya mengenai 1330 jiwa umat Suryani Timur di [[Khanbaliq]], Yohanes dari Kora ({{lang|it|Giovanni di Cori|italic=no}}), Uskup [[Sultaniyah]] Ritus latin di Persia, menyebutkan bahwa mereka memiliki ‘gereja-gereja yang sangat indah dan apik, lengkap dengan salib-salib dan gambar-gambar untuk memuliakan AllahTuhan dan orang-orang kudus’.<ref name=ICE /> Selain keterangan-keterangan tersebut, ada pula [[lukisan seorang tokoh Kristen Nestorian]] (kemungkinan besar gambar Kristus) yang ditemukan [[Aurel Stein]] pada tahun 1908 di Gua Perpustakaan, salah satu dari gua-[[gua Mogao]].
 
Ilustrasi-ilustrasi dalam sebuah [[Kitab Injil]] [[Pesyita]] Nestorian buatan abad ke-13 dalam ragam aksara [[abjad Suryani|Estranggela]], yang berasal dari kawasan utara Mesopotamia atau [[Tur Abdin]] dan kini tersimpan di [[Perpustakaan Negeri Berlin]], membuktikan bahwa Gereja di Timur belum [[anikonisme|anikonis]] pada abad ke-13.{{sfn|Baumer|2006|p=75, 94}} Naskah Kitab Injil Nestorian lain yang tersimpan di [[Bibliothèque nationale de France]] memuat sebuah ilustrasi sosok [[Yesus Kristus]] pada sebuah [[salib bercincin]] yang diapit empat sosok malaikat.<ref>{{cite book |last=Drège |first=Jean-Pierre |translator-last=López Carmona |translator-first=Mari Pepa |year=1992 |orig-year=1989 |title=Marco Polo y la Ruta de la Seda |language=es |series=Collection "[[Découvertes Gallimard#Appendix|Aguilar Universal]]" |volume=31 |location=Madrid |publisher=Aguilar, S. A. de Ediciones |pages=43 & 187 |isbn=978-84-0360-187-1 |oclc=1024004171 |quote=Doctrinas persas}}</ref> Tiga naskah [[bahasa Suryani|Suryani]] dari awal abad ke-19 atau sebelumnya, yang dipublikasikan dalam bentuk kompilasi dengan judul ''[[The Book of Protection]]'' oleh [[Hermann Gollancz]] pada tahun 1912, memuat sejumlah ilustrasi kurang berseni yang menunjukkan bahwa pemanfaatan citra masih berlanjut.
Baris 168:
Inilah sebabnya gereja-gereja di Mesopotamia tidak mengutus wakil-wakilnya ke berbagai konsili yang dihadiri wakil-wakil "[[Gereja Barat]]". Dengan demikian para pimpinan Gereja di Timur tidak merasa wajib menaati keputusan apa pun yang mereka anggap sebagai keputusan konsili-konsili Kekaisaran Romawi. Meskipun demikian, syahadat dan kanon-kanon [[Konsili Nikea I]] tahun 325 yang membenarkan keparipurnaan keilahian Kristus secara resmi diterima dalam [[Konsili Seleukia-Ktesifon]] tahun 410.{{sfn|Cross|Livingstone|2005|p=354}} Pemahaman Gereja di Timur tentang istilah "[[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]" berbeda dari definisi istilah tersebut menurut [[Konsili Kalsedon]] tahun 451. Oleh karena itu Gereja Asyur tidak pernah menerima [[syahadat Kalsedon]].{{sfn|Cross|Livingstone|2005|p=354}}
 
Kontroversi teologis yang timbul seusai [[Konsili Efesus]] tahun 431 terbukti menjadi salah satu tonggak sejarah Gereja. Konsili Efesus membidatkan Kristologi [[Nestorius]], lantaran keengganannya memuliakan Perawan Maria dengan gelar ''[[Theotokos|Teotokos]]'' (Pelahir Allah[[Tuhan]]) dijadikan bukti bahwa ia percaya ada dua pribadi terpisah (alih-alih dua kodrat manunggal) di dalam diri Kristus.
 
Syahansyah Sasani yang memusuhi Romawi Timur memanfaatkan kontroversi ini sebagai kesempatan untuk membina umat Kristen Persia menjadi kawula yang setia kepada negara, sehingga memutuskan untuk mendukung [[skisma Nestorian]]. Syahansyah mengambil langkah-langkah untuk menjadikan para pengikut Nestorius sebagai golongan utama di dalam lingkup Gereja Asyur di Timur dengan memberi suaka kepada mereka,{{sfn|Outerbridge|1952}} menghukum mati Katolikos [[Babowai]] yang pro-Romawi pada tahun 484, dan menggantinya dengan [[Barsauma]], Uskup [[Nusaybin|Nisibis]] yang berhaluan Nestorian. Katolikos-Batrik [[Babai (Batrik Nestorian)|Babai]] (497–503) mengukuhkan keterkaitan Gereja Asyur dengan Nestorianisme.