Permanu, Pakisaji, Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Puranatan71 (bicara | kontrib)
k revisi luas daerah
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Puranatan71 (bicara | kontrib)
budaya
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 69:
Di Desa Permanu sendiri telah dibentuk beberapa [[Seni|kesenian]] daerah seperti Terbang Jidor, Kuda Lumping, Bantengan, Orkes Melayu dan yang paling terkenal adalah Tari Topengnya. Kesenian tari topeng desa tidak hanya mencakup tarian saja namun juga mencakup literasi budaya dan segala yang mendukung keberlangsungan seni tersebut. Dalam sanggar seni juga digunakan sebagai latihan [[gamelan]], latihan pengrajin topeng, latihan [[Tari Topeng|tari topeng]], dan perawatan peralatan kesenian.
 
Upacara bersih deso atau nyadran dilakukan saat hari Senin Legi menurut [[Kalender Jawa|kalender jawa]] pada bulan Sapar, apabila pada bulan Sapar tidak terdapat senin legi, maka bisa mengambil Senin Legi pada bulan Suro. padaPada tanggal 1 Sapar/ atau 1 Suro, tepatnyapetinggi jamdesa 12dalam malam,hal wargaini biasanyaadalah akankepala melakukandesa ritualharus membawa sesajian sendirian kemudian memberikannya ke punden. yangSesajian beradaini diberupa dusunnasi, yanglauk ''mendho'' (kambing Jawa), beberapa makanan lain, dan wewangian seperti [[Kemenyan jawa|kemenyan]]. Setelah kepala desa selesai mengunjungi punden, kemudian disusulmasyarakat yang mengunjungi punden dengan pengajianmembawa sampaisesaji pagipula setidaknya satu tampah setiap RT. Setelah {{Pakisajiselesai mengunjungi punden, Malang}}kepala desa harus menyiapkan air hasil fermentasi singkong (''badeg'') yang kemudian disajikan kepada warga serta beberapa bunga sebagai wangi-wangian.
 
Setelah mengunjungi punden, masyarakat biasanya akan melakukan ''tayub'' atau perayaan dan hiburan. Sebelum melakukan ''tayub'' ada hal sakral yang tidak boleh terlewatkan yaitu wajib memainkan musik gending Jawa dengan dua lagu wajib yaitu ''lir kantu'' dan ''eling-eling''. Lagu ini diyakini masyarakat setempat sebagai lagu kesukaan para pendahulu, sehingga bila tidak dilakukan akan terjadi kekacauan ketika melakukan ''tayub''. Sore hari setiap RT membawa setidaknya satu ''jolen'' atau ''asahan'' yang berisi nasi, lauk, dan beberapa makanan lain ke rumah kepala desa. Setelah melakukan pesta, kepala desa diwajibkan untuk memberkan jajanan kepada rakyat. Tepat setelah itu ''[[sinden]]'' atau penyanyi khusus untuk nyanyian Jawa mengiringi kepala desa sekeluarga untuk melakukan khirab sebagai bentuk sukacita. Puncaknya setelah semua selesai, semua warga harus "pulang" ke rumah kepala desa.{{Pakisaji, Malang}}
 
{{Authority control}}