Kota Tanjungbalai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 47:
 
== Sejarah ==
Berdasarkan sejarah, keberadaaan Kota TanjungbalaiTanjung Balai tidak dapat dipisahkan dengan Kesultanan Asahan yang telah berdiri ± 392 tahun yang lalu. Tepatnya dengan penobatan Sultan Abdul Jalil sebagai sultan pertama [[Kesultanan Asahan]] di Kampung Tanjung yang merupakan cikal bakal nama TanjungbalaiTanjung Balai pada tahun 1620. Asal-usul nama Kota TanjungbalaiTanjung Balai menurut cerita rakyat bermula dari sebuah balai yang ada di sekitar ujung tanjung di muara sungai Silau dan aliran sungai Asahan. Lama – kelamaan balai tersebut semakin ramai disinggahi karena letaknya yang strategis sebagai bandar kecil tempat melintas bagi orang-orang yang ingin berpergian ke hulu [[Sungai Silau]] dan [[Sungai Asahan]]. Selanjutnya kampung tersebut dan wilayah sekitarnya dinamakan "Kampung Tanjung" dan orang lazim menyebutnya “ Balai di Tanjung”.
 
Tanggal 27 Desember yang merupakan hari mangkatnya Sultan Kerajaan Aceh [[Sultan Iskandar Muda]] yang merupakan ayahanda [[Sultan Abdul Jalil]] yang kemudian telah dijadikan sebagai hari lahir Kota TanjungbalaiTanjung Balai yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan DPRD Kotamadya TanjungbalaiTanjung Balai Nomor 4 / DPRD / TB / 1986 tanggal 25 November 1986.
 
Kerajaan Asahan pernah diperintah oleh 8 orang raja sejak raja pertama Sultan Abdul Jalil pada tahun 1620 sampai dengan raja terakhir Sultan Syaibun Abdul Jalil Rahmadsyah pada tahun 1933. Raja terakhir mangkat pada tanggal 17 April 1980 di Medan dan dimakamkan di lingkungan Masjid Raya TanjungbalaiTanjung Balai.
 
Di zaman penjajahan Belanda, pertumbuhan dan perkembangan Kota TanjungbalaiTanjung Balai semakin meningkat dan strategis. Kota TanjungbalaiTanjung Balai dijadikan sebagai ''[[Gemeente|Gementee]]'' berdasarkan ''Besluit G.G''. tanggal 27 Juni 1917 dengan ''Stbl''. 1917 Nomor 284. Hal ini sejalan dengan berdirinya perkebunan – perkebunan di daerah Asahan dan Sumatera Timur, seperti [[H.A.P.M]], SIPEF, [[London Sumatera]] (Lonsum) dan lain-lain. Pembangunan jalur transportasi seperti jalan, jembatan dan jalur kereta api mempermudah akses ke Kota TanjungbalaiTanjung Balai. Sehingga hasil-hasil dari perkebunan dapat dipasarkan dengan lancar ke luar negeri melalui pelabuhan TanjungbalaiTanjung Balai. Maka Kota TanjungbalaiTanjung Balai berkembang sebagai kota pelabuhan yang diperhitungkan di pantai timur Sumatera Utara.
 
Pembukaan kantor – kantor dagang berbagai maskapai Belanda di TanjungbalaiTanjung Balai pada abad XX, seperti K.P.M., Borsumeij dan lain-lain, maka mulailah bangsa Eropa menetap di Kota TanjungbalaiTanjung Balai. ''Asisten Resident van Asahan'' berkedudukan di TanjungbalaiTanjung Balai yang jabatannya bertindak sebagai Wali kota dan Ketua Dewan Kota (''Voorzitter van den Gemeenteraad''). Maka mulai saat itu Kota TanjungbalaiTanjung Balai selain tempat kedudukan Raja, juga merupakan tempat kedudukan Asisten Resident.
 
Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, keberadaan Kota TanjungbalaiTanjung Balai sebagai daerah otonom ditetapkan berdasarkan Undang – Undang Nomor 9 Darurat Tahun 1956 (LN Tahun 1956 Nomor 60, TLN Nomor 1092) tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota – Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara, nama ''Gementee'' TanjungbalaiTanjung Balai diganti dengan Kota Kecil TanjungbalaiTanjung Balai. Berdasarkan Surat Mendagri Nomor U.P.15/2/3 tanggal 18 September 1956, jabatan WaliWalikota kotaTanjung TanjungbalaiBalai terpisah dari Bupati Asahan. Selanjutnya dengan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1957, nama Kota Kecil TanjungbalaiTanjung Balai diganti menjadi Kotapraja TanjungbalaiTanjung Balai.
 
Pada waktu ''Gementee'' TanjungbalaiTanjung Balai didirikan tahun 1917, luas wilayah Kota TanjungbalaiTanjung Balai hanya 106 Ha. Atas persetujuan Bupati Asahan melalui Maklumat Nomor 260 tanggal 11 Januari 1958, daerah – daerah yang dikeluarkan (menurut Stbl. 1917 Nomor 641) dikembalikan pada batas semula, sehingga luasnya menjadi ± 190 – 200 Ha ( ±2 km²). Berdasarkan Sensus penduduk tahun 1980, dengan luas wilayah 2 km² dan jumlah penduduk ± 40.000 jiwa (kepadatan penduduk ± 20.000 jiwa per km²), menjadikan Kota TanjungbalaiTanjung Balai sebagai Kota terpadat di [[Asia Tenggara]] saat itu.
 
Selanjutnya dengan terbitnya PP Nomor : 11 Tahun 1984 (LN Tahun 1984 Nomor 12) tanggal 29 Maret 1984, maka oleh Gubernur Sumatera Utara atas nama Mendagri, pada tanggal 5 Januari 1985 telah meresmikan terbentuknya 2 (dua) Kecamatan di Kotamadya Dati II TanjungbalaiTanjung Balai, yaitu Kecamatan TanjungbalaiTanjung Balai Selatan dan Kecamatan TanjungbalaiTanjung Balai Utara.
 
Kemudian berdasarkan PP Nomor 20 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Dati II TanjungbalaiTanjung Balai dengan Kabupaten Dati II Asahan, serta Inmendagri Nomor 22 Tahun 1987 tentang Pelaksanaan PP Nomor 20 tahun 1987, maka luas wilayah Kota TanjungbalaiTanjung Balai berubah menjadi 6.052 Ha dengan 5 Kecamatan 11 Kelurahan dan 19 Desa. Berdasarkan Perda Nomor 23 Tahun 2001 tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan di Wilayah Kota TanjungbalaiTanjung Balai, 19 Desa tersebut telah diubah statusnya menjadi Kelurahan. Semenjak itulah di Kota TanjungbalaiTanjung Balai terdapat 5 Kecamatan dengan 30 Kelurahan.
 
Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota TanjungbalaiTanjung Balai Nomor 4 tahun 2005 telah ditetapkan pembentukan kecamatan [[Datuk Bandar Timur, Tanjungbalai|Datuk Bandar Timur]] sebagai hasil pemekaran kecamatan [[Datuk Bandar, Tanjungbalai|Datuk Bandar]]. Selanjutnya berdasarkan Perda Kota TanjungbalaiTanjung Balai Nomor 3 Tahun 2006 telah ditetapkan pembentukan kelurahan [[Pantai Johor, Datuk Bandar, Tanjung Balai|Pantai Johor]] di kecamatan [[Datuk Bandar, Tanjungbalai|Datuk Bandar]]. Dengan demikian sampai saat ini, Kota TanjungbalaiTanjung Balai terdiri dari 6 kecamatan dan 31 kelurahan.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Kota Tanjungbalai|url=https://tanjungbalaikota.go.id/sejarah/#:~:text=Asal%2Dusul%20nama%20Kota%20Tanjungbalai,Silau%20dan%20aliran%20sungai%20Asahan.&text=Hal%20ini%20sejalan%20dengan%20berdirinya,Lonsum)%20dan%20lain%2Dlain.|website=Portal Resmi Pemerintah Kota Tanjungbalai|access-date=2021-06-12|archive-date=2021-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210612102200/https://tanjungbalaikota.go.id/sejarah/#:~:text=Asal%2Dusul%20nama%20Kota%20Tanjungbalai,Silau%20dan%20aliran%20sungai%20Asahan.&text=Hal%20ini%20sejalan%20dengan%20berdirinya,Lonsum)%20dan%20lain%2Dlain.|dead-url=no}}</ref>
 
== Geografi ==