Hokushin-ron: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rafka Aditia (bicara | kontrib)
Penebalan huruf pada kalimat pembuka, format tanggal, dan memiringkan kata dalam bahasa asing yang ditranslitkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Rafka Aditia (bicara | kontrib)
Menerjemahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1:
[[Berkas:Hokushin-ron-Map.svg|jmpl|ka|Peta rencana ''Hokushin-ron'' yang menggambarkan rencana serangan ke [[Uni Soviet]]. Tanggal di gambar ini menunjukkan tanggal ketika Jepang memperoleh wilayah tersebut.]]
{{nihongo|'''Doktrin Ekspansi Utara'''|北進論||'''''Hokushin-ron''''' atau Jalan Utara}} adalah doktrin politik di [[Kekaisaran Jepang]] sebelum meletusnya [[Perang Dunia II]] yang menyatakan bahwa [[Manchuria]] dan [[Siberia]] adalah wilayah yang penting untuk ekspansi ekonomi dan wilayah Jepang. Pendukung doktrin ini kadang-kadang disebut '''Kelompok Serangan Utara'''.

Doktrin ini didukung oleh banyak orang di [[Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang]] selama [[periode antar perangantarperang]], tetapi pada akhirnya dibatalkan pada tahun 1939 setelah kekalahan Jepang dalam [[Pertempuran Khalkhin Gol]] di [[Republik Rakyat Mongolia|Mongolia]] (di Jepang disebut insiden [[Nomonhan]]).

Doktrin ini digantikan oleh doktrin {{nihongo|"Doktrin Ekspansi Selatan"|南進論||''[[Nanshin-ron]]'' atau Jalan Selatan}}, yang menganggap [[Asia Tenggara]] dan [[Kepulauan Pasifik]] sebagai bagian dari lingkup pengaruh politik dan ekonomi Jepang dan bertujuan untuk mengambil sumber daya di koloni-koloni Eropa sembari menetralisir ancaman militer Barat di Pasifik.
 
== Asal-usul ==
Pada saat [[Perang Tiongkok-Jepang Pertama]] tahun 1890-an, ''Hokushin-ron'' mendominasi kebijakan luar negeri Jepang. Kebijakan itu memandu dalam [[invasi Jepang ke Taiwan (1895)]] dan [[perjanjian Jepang–Korea 1910]], yang menganeksasi [[Korea]] ke Jepang.<ref name="Yenne">{{cite book |last=Yenne |first=Bill |date=2014 |title=The Imperial Japanese Army: The Invincible Years 1941-42 |url=https://books.google.com/books?id=9c7vCwAAQBAJ |publisher=Osprey Publishing |pages=17–18, 38 |isbn= 978-1782009320}}</ref> Setelah [[Perang Rusia-Jepang]] (1904-1905) Marsekal Lapangan Pangeran [[Yamagata Aritomo]], seorang arsitek ideologi politik dan militer dari ''Hokushin-ron'', menelusuri garis strategi pertahanan dalam melawan [[Rusia]]. Pedoman Pertahanan Kekaisaran Nasional Februari 1907 membayangi dua startegi: ''Nanshu Hokushin Ron'' (南守北進, pertahanan di selatan dan maju di utara) dan ''Hokushu Nanshin Ron'' (北守南進, pertahanan di utara dan maju di selatan).<ref>{{cite book |last= Ramcharan |first= Robin |date=2002 |title=Forging a Singaporean Statehood, 1965-1995: The Contribution of Japan |url=https://books.google.com/books?id=iiQuDHmTLk4C |publisher=Martinus Nijhoff Publishers |series= International Law in Japanese Perspective |volume=9 |page=75 |isbn=978-9041119520}}</ref> Ada wacana intens di Jepang tentang dua teori yang berbeda. Setelah [[Perang Dunia I]], [[Intervensi Jepang di Siberia|pasukan Jepang dikerahkan]] sebagai bagian dari [[intervensi Siberia]] selama [[Intervensi Sekutu dalam Perang Saudara Rusia|intervensi Sekutu]] pada [[Perang Saudara Rusia]], dengan harapan bahwa Jepang bisa terbebas dari ancaman Rusia selanjutnya dengan memisahkan Siberia dan membentuk sebuah [[negara penyangga]] yang merdeka.<ref>{{cite book |last=Humphreys |first= Leonard |date=1995 |title=The Way of the Heavenly Sword: The Japanese Army in the 1920s |url=https://books.google.com/books?id=vlA3wijPak4C |publisher=Stanford University Press |page=25 |isbn=978-0804723756}}</ref> Pasukan Jepang bertahan hingga tahun 1922, yang mendorong diskusi oleh perencana startegis Jepang tentang gagasan pendudukan permanen Jepang di Siberia di timur [[Danau Baikal]].<ref name="Yenne"/>
 
== Invasi ke Manchuria ==
{{utama|Invasi Jepang ke Manchuria}}
Sebuah langkah penting dalam proposal ''Hokushin-ron'' adalah bagi Jepang dalam merebut kendali atas Manchuria untuk mendapatkan perbatasan darat yang luas dengan [[Uni Soviet]]. Pembangkangan oleh personel militer Jepang yang nakal di [[Tentara Kwantung]] pada tahun 1931 menyebabkan [[insiden Mukden]] dan memberikan dalih untuk [[invasi Jepang ke Manchuria]]. Karena [[Tentara Kwantung]] memiliki 12.000 orang yang tersedia untuk invasi ke Manchuria, diperlukanlah bala bantuan. Menteri Perang [[Sadao Araki]] adalah pendukung kuat ''Hokushin-ron'' dan [[Kantokuen|usulan penyerangan]] ke [[Timur Jauh Rusia|Timur Jauh Soviet]] dan [[Siberia]]. Dia mengatur agar [[Tentara Jepang Korea|Tentara Chōsen]] dipindahkan dari utara [[Korea]] ke Manchuria tanpa izin dari Tokyo untuk mendukung Tentara Kwantung. Alur untuk merebut Manchuria berjalan sesuai rencana, dan ketika diajukan sebagai ''fait accompli'', yang bisa diajukan Perdana Menteri [[Wakatsuki Reijiro]] hanyalah protes lemah dan mengundurkan diri dengan kabinetnya. Ketika kabinet yang baru telah terbentuk, Araki, sebagai Menteri Perang, merupakan kekuatan yang nyata di Jepang. Sebuah negara boneka di [[Tiongkok Timur Laut]] dan [[Mongolia Dalam]], dinamakan [[Manchukuo]], dan diperintah di bawah bentuk [[monarki konstitusional]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
* {{cite news |last=Flank |first=Lenny |date=25 Nov 2014 |title=Khalkhin Gol: The Forgotten War Between Japan and the USSR |url=http://www.dailykos.com/story/2014/11/25/1329459/-Khalkhin-Gol-The-Forgotten-War-Between-Japan-and-the-USSR |newspaper=Daily Kos |location= |access-date=28 Juli 2015 }}