Suku Dayak Benuaq: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
# Salah satu versi cerita leluhur mereka adalah '''Aji Tulur Jejangkat''' dan '''Mook Manar Bulatn'''. Keduanya mempunyai keturunan Nara Gunaq menjadi orang Benuaq, Sualas Gunaq leluhurnya orang Tonyoy/Tunjung, Puncan Karnaq leluhurnya orang Kutai.
# Orang Benuaq di kawasan hilir Mahakam dan Danau Jempang dan sekitarnya hingga Bongan dan Sungai Kedang Pahu mengaku mereka keturunan '''Seniang Bumuy'''.
# '''Seniang Jatu''' dipercaya merupakan leluhur orang Benuaq di kawasan Bentian dan Nyuatan. Dikisahkan bahwa Seniang Jatu diturunkan di Aput Pererawetn, tepi Sungai Barito, sebelah hilir Kota [[Muara Teweh]] (Olakng Tiwey). Kedatangan suku (mungkin orang Lewangan, Teboyan, Dusun dan sebagainya) dari Kalimantan Tengah justru berasimilasi dengan Orang Benuaq, dan ini menyebabkan Orang Benuaq mempunyai banyak dialek.
# Sedangkan orang Benuaq di kawasan hulu Kedang Pahu mengaku mereka keturunan '''Ningkah Olo'''. Menurut legenda Ningkah Olo pertama kali turun ke bumi, menginjakkan kakinya di daerah yang disebut dalam Bahasa Benuaq, Luntuq Ayepm (Bukit Trenggiling). Tempat ini diyakini sebagai sebuah bukit yang merupakan ujung dari Jembatan Mahakam, [[Samarinda Seberang]], [[Kota Samarinda]]. Selanjutnya sebagian keturunannya berangsung-angsur menuju muara [[Sungai Mahakam]] bermukim di [[Jahitan Layar]] dan sekitarnya, sebagian lagi menuju pedalaman [[Sungai Mahakam]].
Suku Dayak Benuaq dapat ditemui di sekitar wilayah [[Sungai Kedang Pahu]] di pedalaman [[Kalimantan Timur]] dan di daerah [[danau Jempang]]. Di Kalimantan Timur, sebagian besar mendiami [[Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur|Kutai Barat]] dan merupakan etnis mayoritas (+/- 60 %). Mendiami di Kecamatan [[Bongan, Kutai Barat|Bongan]], [[Jempang, Kutai Barat|Jempang]], [[Siluq Ngurai, Kutai Barat|Siluq Ngurai]], [[Muara Pahu, Kutai Barat|Muara Pahu]], [[Muara Lawa, Kutai Barat|Muara Lawa]], [[Damai, Kutai Barat|Damai]], [[Nyuwatan, Kutai Barat|Nyuwatan]], sebagian [[Bentian Besar, Kutai Barat|Bentian Besar]], [[Mook Manar Bulatn, Kutai Barat|Mook Manar Bulatn]] serta [[Barong Tongkok, Kutai Barat|Barong Tongkok]]. Bahkan Bupati Pertama [[Kutai Barat]] adalah putra [[Dayak Benuaq]], termasuk Doktor (DR) pertama Dayak Indonesia dalam studi non-teologi juga dari putra Dayak Benuaq dari Kutai Barat.
Baris 27:
'''Kekerabatan Orang Benuaq dengan Orang Kutai'''
Mengenai nama Kutai,
Nama [[Tenggarong]] (ibukota [[Kutai Kartanegara]]) menurut bahasa Dayak Benuaq adalah Tengkarukng berasal dari kata tengkaq dan karukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian [[Mahakam]], dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong sesuai aksen Melayu.
Perhatikan pula nama-nama bangsawan [[Kutai Martadipura]] dan Kutai Kartenagara, menggunakan gelar Aji – bandingkan dengan nama Aji Tullur Jejangkat pendiri Kerajaan Sendawar (Dayak) – ayah dari Puncan Karna leluhur orang Kutai.
|