Van Heiden Tot Christen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Donovanpalu (bicara | kontrib) Menambahkan gambar file {{anak-anak sekolah misi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Sejarah: Menambahkan [[Watu Mpogaa Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 17:
Awal gerakan misionaris terjadi pada tahun 1888, Pada periode tersebut, Sulawesi bagian Tengah berada di bawah yurisdiksi Afdeling Gorontalo, yang berpusat di [[Gorontalo]], [[Wolter Robert van Hoëvell]], sebagai Asisten Residen Gorontalo, [[Wolter Robert van Hoëvell]] khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di [[Gorontalo]] akan meluas ke wilayah Sulawesi bagian Tengah—yang saat itu masih belum dimasuki [[agama samawi]], dan penduduknya sebagian besar masih pagan, penganut [[animisme]], dan memeluk agama suku. Baginya, [[agama Kristen]] adalah penyangga yang paling efektif melawan pengaruh Islam. Ia menghubungi lembaga misionaris [[Hindia Belanda|Belanda]], [[Nederlandsch Zendeling Genootschap]] (NZG), dan meminta mereka untuk menempatkan seorang misionaris di wilayah ini.
Pada tahun 1892, NZG kemudian mengirimkan misionaris bernama [[Albertus Christiaan Kruyt]], yang ditempatkan di Wilayah [[Grup Poso-Tojo]], dan menemukan 3 batu yang tersisa yang ternyata bernama [[Watu Mpogaa]]<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebess jilid 1 halaman 6, ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.</ref> dibekas sisa Desa Pamona di tepi [[Danau Poso]] (Rano Poso/ To Rano).
Suku Bare'e atau bahasa Belandanya BARE'E-STAMMEN (De Bare'e-Sprekende jilid 1 halaman 119)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.</ref> yang pada waktu itu sudah banyak yang ber[[agama Islam]] yang disebut [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan nama Mohammadisme, dan sebagian kecil [[Kabupaten Poso|Orang Poso]] masih beragama [[Lamoa]] (Langit), cara [[Hindia Belanda|Belanda]] mengidentifikasikan suku asli (alfouren) yang disebut [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan istilah Toradja yaitu Orang Toraja tersebut berpenampilan seperti Gelandangan yang berbeda penampilannya dengan [[Suku Bare'e]] yang memakai [[Inodo|inodo]], dan [[Suku Bare'e]]
|