Pendidikan karakter: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
vandalisme ini, bukan profesor, tapi konten ini sudah terlanjur dikutip di mana-mana (QuickEdit)
Wayan02 (bicara | kontrib)
Informasi relevan - Membalikkan revisi 23874107 oleh Hysocc (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 56:
 
Antara 2017 dan 2020, sebuah proyek [[Universitas Birmingham|University of Birmingham]] meneliti perspektif pribadi dan keyakinan profesional guru Pendidikan Agama di Inggris. Ada kesepakatan yang kuat di antara guru Pendidikan Agama sampel bahwa Pendidikan Agama berkontribusi terhadap pengembangan karakter, dengan 97,7% guru Pendidikan Agama sangat setuju atau setuju dengan sentimen ini. Guru Pendidikan Agama dengan keyakinan agama lebih cenderung berpikir agama itu sendiri mempromosikan karakter yang baik. Dalam artikel jurnal yang diterbitkan kemudian, perbedaan dalam cara guru di sekolah agama dan non-iman mendekati pengetahuan dan pemahaman kebajikan juga diidentifikasi <ref name="Metcalfe, Jason and Moulin-Stożek, Daniel">Religious Education Teachers' Perspectives on Character Education. 2020. British Journal of Religious Education. URL: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/01416200.2020.1713049 43 (3): 349-360</ref>
 
== Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah ==
Berikut adalah beberapa cara penerapan pendidikan karakter di sekolah:<ref>{{Cite web|last=E-ujian|date=2023-07-17|title=Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat dan Penerapannya di Sekolah|url=https://e-ujian.id/pendidikan-karakter-pengertian-manfaat-dan-penerapannya-di-sekolah/|website=E-ujian.id|language=en-US|access-date=2023-07-19}}</ref>
 
# Membangun budaya sekolah yang positif: Membangun budaya sekolah yang positif adalah langkah awal dalam penerapan pendidikan karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, saling menghargai, dan berinteraksi secara positif antar siswa dan guru. Guru dan staf sekolah juga harus memberikan contoh perilaku yang baik dan menjadi teladan bagi siswa.
# Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum: Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dengan mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai karakter dalam setiap mata pelajaran. Misalnya, nilai kejujuran dapat diajarkan dalam pelajaran matematika dengan menghargai ketelitian dan kejujuran dalam menyelesaikan soal matematika.
# Menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter: Sekolah dapat memberikan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, seperti klub sosial, klub lingkungan, atau klub kegiatan amal. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu siswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
# Melibatkan orang tua dalam pendidikan karakter: Kolaborasi antara sekolah dan orang tua sangat penting dalam penerapan pendidikan karakter. Sekolah dapat melibatkan orang tua dalam kegiatan pendidikan karakter, seperti diskusi keluarga tentang nilai-nilai karakter atau mengajak orang tua untuk menjadi sukarelawan dalam kegiatan sekolah yang berkaitan dengan pendidikan karakter.
# Evaluasi dan umpan balik: Sekolah perlu melakukan evaluasi dan umpan balik secara berkala terkait penerapan pendidikan karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan siswa, guru, dan orang tua dalam proses evaluasi. Umpan balik yang diberikan dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan dan mengembangkan program pendidikan karakter di sekolah.
 
== Pandangan agama ==