Gaharu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Baris 181:
Sen dan lainnya (2017) melakukan profiling metabolit gaharu yang ada di India menggunakan GC-MS dari sampel minyak gaharu kayu yang difermentasi dan yang tidak difermentasi. Hasil menunjukkan perbedaan, tiga senyawa aroma yaitu 11S-''himachala''-3(12), 4-''diene'', ''agarospirol'' dan ''i''-''propyl'' 12-''methyltetradecanoate'' terbentuk selama fermentasi.
 
Dalam penelitian lain, Sen dan lainnya (2017) melakukan studi omics komprehensif terkait gaharu dari spesies ''A. malaccensis'' dan interaksinya dengan fungi penginfeksi, ''Fusarium'' sp. Dari studi metabolomik menggunakan GC-MS ditemukan 51, 42, dan 54 senyawa unik yang ada di fungi, kalus dan interaksi fungi-gaharu. Dari 54 senyawa yang terkait dengan interaksi, 36 di antaranya merupakan senyawa minyak esensial dan senyawa aroma dari tanaman dan fungi, 11 di antaranya merupakan senyawa wangi dari gaharu. Metabolit yang terdeteksi didominasi oleh alkana dan alkena (17), diikuti oleh ester (12), asam termasuk asam lemak (6), alkohol (4), aldehid dan keton (5), asetat (3), terpen (2) dan senyawa aroma volatil lainnya (5). Gaharu yang berinteraksi dengan ''Fusarium'' mengandung senyawa asam palmitat yang melimpah. Akumulasi senyawa aroma kunci seperti pentatriakontana, 17-pentatriakontena, tetradekana, 2-metil berhubungan dengan biosintesis atau produksi senyawa aroma. Dengan mempelajari prekursor dan jalur biosintesis senyawa aroma seperti terpenoid dan sesquiterpen, dapat diungkap kandungan senyawa yang mungkin muncul di pohon gaharu.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Khan|first=Mojibur|last2=Narayan Chandra Talukdar|last3=Dehingia|first3=Madhusmita|last4=Sen|first4=Supriyo|date=2017-03-14|title=Chemometric analysis reveals links in the formation of fragrant bio-molecules during agarwood (Aquilaria malaccensis) and fungal interactions|url=https://www.nature.com/articles/srep44406|journal=Scientific Reports|language=en|volume=7|pages=44406|doi=10.1038/srep44406|issn=2045-2322|access-date=2019-04-25|archive-date=2022-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220618025945/https://www.nature.com/articles/srep44406|dead-url=no}}</ref><ref name=":2">Sen, S., Dehingia, M., Talukdar, N. C., & Khan, M. (2017). Chemometric analysis reveals links in the formation of fragrant bio-molecules during agarwood (Aquilaria malaccensis) and fungal interactions. ''Scientific reports'', ''7'', 44406.</ref>
 
Terkait dengan penelitian Sen dan lainnya (2015), profiling metabolit aroma pada gaharu dapat menunjukkan kualitas gaharu (atau produk akhir gaharu). Semakin kaya akan senyawa aroma, semakin berkualitas produk gaharu tersebut. Berdasarkan penelitian Sen dan lainnya (2017), terdeteksi senyawa yang berasosiasi dengan interaksi gaharu-fungi. Infeksi fungi merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan produksi resin oleh gaharu. Gaharu sehat tidak menghasilkan resin sehingga kayunya kurang bernilai. Dengan mendeteksi terdapat atau tidaknya serta kelimpahan senyawa yang terkait dengan interaksi gaharu-fungi serta senyawa-senyawa prekursor, dapat ditentukan kualitas gaharu yang cocok untuk diekstrak menjadi minyak esensial. Semakin melimpah senyawa aroma, senyawa prekursor aroma, atau senyawa yang menggambarkan asosiasi gaharu-fungi penginfeksi, potensi nilai jual gaharu untuk dijadikan wewangian semakin meningkat. Selain itu, diperlukan kajian metabolomik lebih lanjut untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang belum pernah terdeteksi supaya penentuan kualitas gaharu melalui metabolomik lebih komprehensif.<ref name=":1" /><ref name=":2" />