Seni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 2400:9800:C2C:B18A:A0AC:B780:F568:C70C (bicara) ke revisi terakhir oleh 125.166.8.22
Tag: Pembatalan
Dikembalikan ke revisi 23070609 oleh DayakSibiriak (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 27:
</ref> Sedangkan contoh penggunaan kata seni untuk menyebut sesuatu kecil/lembut pada konteks lainnya tidak banyak ditemukan.
 
Sebelum istilah seni populer seperti sekarang, istilah ''kunst'' dalam kamus Belanda-Melayu (Klinkert atau Mayer atau Badings yang terbit pada penghujung abad ke-19 atau permulaan abad ke-20) diterjemahkan menjadi ''hikmat, ilmu, pengetahuan, kepandaian'' dan ''ketukangan''.<ref>Sudjoko dalam Sachari, Agus (1986) ''Seni, Desain dan Teknologi.'' Bandung: Penerbit Pustaka. Hal.75</ref> ''[[Kamus Umum Bahasa Indonesia]]'' (terbit pertama kali 1953) oleh [[W.J.S. Poerwadarminta|Purwadarminta]] ditengarai ialah kamus yang merekam kata seni dengan makna yang baru untuk pertama kalinya. Meskipun Purwadarminta bukanlah yang mula-mula menggunakan istilah "seni" dan "[https://wartaup.com/ seni rupa]", tetapi hal ini membuat polemik di kalangan seniman karena seakan-akan menimbulkan ketimpangan persepsi antara seni di Indonesia dan seni di Barat.<ref>{{Cite web|url=http://dennyjaworld.com/polemik-melegenda/inset/396|title=Denny JA's World : Wawancara saya dengan saya - Jim Supangkat|last=World|first=Denny JA's|website=Denny JA's World|access-date=2018-10-28|archive-date=2018-10-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20181028225609/http://dennyjaworld.com/polemik-melegenda/inset/396|dead-url=yes}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=4GBZSC-tLGIC&pg=PT49&dq=istilah+seni&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjS7b_zxKneAhWDYysKHcICBnwQ6AEILTAB#v=onepage&q=istilah%20seni&f=false|title=Ikatan silang budaya: seni serat Biranul Anas|last=Supangkat|first=Jim|date=2006|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9789799100597|language=id}}</ref>
 
Istilah "seni rupa", "seni musik", "seni teater", "seni sastra" dll. Dalam bahasa Indonesia ditengarai memperlihatkan gejala [[adverbia]]l. Gejala ini menunjukkan kata-kata penting (rupa, musik, tari, sastra) hanya sekadar kata keterangan (adverbia) untuk kata seni. Keutamaan pada istilah-istilah itu terletak pada kata "seni"-nya. Istilah "seni" sendiri dalam bahasa Indonesia tidak membawa sifat kebendaan, walaupun merupakan kata benda abstrak. Dengan demikian, semua ungkapan seni punya kedudukan sejajar. Seni menjadi istilah yang 'terbuka'. Ungkapan seni bahkan tidak dibatasi pada seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater saja (dikenal menampilkan ungkapan pribadi). Deretan istilah ini bisa diperpanjang dengan seni [[keris]], seni [[batik]], seni [[ronggeng]] (dan sebagainya) yang dikenal sebagai kesenian di dunia tradisi. Maka, kata seni tidak memiliki bentuk dan merupakan kondisi mental yang bisa berwujud banyak hal selama memiliki gejala seni. Gejala tersebut membuat pengertian seni dalam bahasa Indonesia lebih dekat kepada [[estetika]].<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=http://mbewthea.angelfire.com/ideology.html|title=ideology|website=mbewthea.angelfire.com|access-date=2018-10-29}}</ref> Oleh karenanya, terdapat banyak kesulitan dalam menyeimbangkan perkembangan wacana seni di Indonesia dan Barat, misalkan seni tari jika diterjemahkan secara harfiah menjadi ''dance art'' mungkin tidak masuk akal bagi pemakai bahasa Inggris, juga seperti seni ukir, seni musik, dsj. Bahasa Inggris dan beberapa bahasa lain juga membedakan antara istilah ''art'' (untuk konsep seni secara umum) dan (''the) arts'' (bidang-bidang kreatif kesenian).