Gangguan bipolar tipe II: Perbedaan antara revisi

'''Gangguan bipolar tipe II''' merupakan gangguan spektrum [[Gangguan bipolar|bipolar]] yang ditandai dengan adanya episode hipomania dan [[Depresi (psikologi)|depresi]] mayor tanpa disertai episode mania.<ref>{{Cite book|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/847226928|title=Diagnostic and statistical manual of mental disorders : DSM-5.|location=Arlington, VA|isbn=978-0-89042-559-6|edition=Fifth edition|others=American Psychiatric Association, American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force|oclc=847226928}}</ref> Gangguan bipolar tipe II lebih umum dibandingkan dengan bipolar tipe I, gangguan ini memiliki kriteria diagnosis yang hampir mirip dengan [[gangguan depresi mayor]].<ref>{{Cite journal|last=Benazzi|first=Franco|date=2004-03|title=How to treat bipolar II depression and bipolar II mixed depression?|url=https://doi.org/10.1017/S146114570300395X|journal=The International Journal of Neuropsychopharmacology|volume=7|issue=1|pages=105–106|doi=10.1017/s146114570300395x|issn=1461-1457|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230728164450/https://academic.oup.com/crawlprevention/governor?content=%2fijnp%2farticle-lookup%2fdoi%2f10.1017%2fS146114570300395X|dead-url=no}}</ref>

Beberapa gejala [[hipomania]] yaitu adanya perpindahan suasana perasaan (''mood'') dari satu ide ke ide lain, tingkat percaya diri yang berlebih, berbicara secara cepat dan keras, peningkatan energi menjadi hiperaktif, dan kebutuhan tidur yang menurun.<ref>{{Cite web|last=Makarim|first=Fadhli|date=2022-10-04|title=Mengenal Bipolar Tipe 2 dan Gejala yang Terjadi|url=https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-bipolar-tipe-2-dan-gejala-yang-terjadi|website=Halodoc|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130130519/https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-bipolar-tipe-2-dan-gejala-yang-terjadi|dead-url=no}}</ref> Depresi pada gangguan bipolar memiliki kriteria diagnosis yang serupa dengan depresi nonbipolar, di antaranya yaitu adanya perubahan pola tidur ([[hipersomnia]] maupun [[insomnia]]), kelelahan, perubahan pola makan, penurunan konsentrasi, adanya perasaan bersalah dan tidak berharga, memiliki keinginan yang tidak wajar seperti ingin bunuh diri.<ref>{{Cite journal|last=Zannah|first=Uzlifatul|date=2018|title=Review: Farmakoterapi Gangguan Bipolar|url=https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17466/pdf|journal=Farmaka|volume=16|issue=1|pages=263-277|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130130510/https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17466/pdf|dead-url=no}}</ref>

Salah satu penstabil suasana hati yang terbukti efektif untuk menangani gangguan bipolar tipe II adalah lithium. Lithium juga mengurangi peralihan ke episode hipomania dari pasien yang telah diobati dengan [[antidepresan]]. Selebihnya, lithium merupakan satu-satunya penstabil suasana hati yang mampu menurunkan keinginan bunuh diri dan gejala menyakiti diri sendiri pada pasien dengan gangguan perasaan.<ref>{{Cite journal|last=Cipriani|first=Andrea|last2=Hawton|first2=Keith|last3=Stockton|first3=Sarah|last4=Geddes|first4=John R.|date=2013-06-27|title=Lithium in the prevention of suicide in mood disorders: updated systematic review and meta-analysis|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23814104|journal=BMJ (Clinical research ed.)|volume=346|pages=f3646|doi=10.1136/bmj.f3646|issn=1756-1833|pmid=23814104|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-02-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230219183604/https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23814104/|dead-url=no}}</ref>

[[Antipsikotik]] digunakan sebagai pilihan kedua saat episode hipomania, khususnya bagi pasien yang tidak merespons baik pada pemberian penstabil suasana hati.<ref>{{Cite journal|last=Bobo|first=William V.|date=2017-10|title=The Diagnosis and Management of Bipolar I and II Disorders: Clinical Practice Update|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28888714|journal=Mayo Clinic Proceedings|volume=92|issue=10|pages=1532–1551|doi=10.1016/j.mayocp.2017.06.022|issn=1942-5546|pmid=28888714|access-date=2023-01-30|archive-date=2022-12-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20221206194259/https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28888714/|dead-url=no}}</ref> Quetiapine adalah satu-satunya antipsikotik yang telah menunjukkan keefektifan dan efikasi untuk mengobati pasien dengan gangguan bipolar tipe II akut. Beberapa antipsikotik yang digunakan untuk gangguan ini yaitu lurasidone, olanzapine, cariprazine, aripiprazole, asenapine, paliperidone, risperidone, ziprasidone, [[haloperidol]], dan chlorpromazine.

Terdapat bukti yang mendukung tentang penggunaan antidepresan SSRI dan SNRI pada gangguan bipolar tipe II, namun penggunaan antidepresan tersebut masih menimbulkan pro dan kontra.<ref>{{Cite journal|last=Skeppar|first=Peter|last2=Adolfsson|first2=Rolf|date=2006|title=Bipolar II and the bipolar spectrum|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16500795|journal=Nordic Journal of Psychiatry|volume=60|issue=1|pages=7–26|doi=10.1080/08039480500504685|issn=0803-9488|pmid=16500795|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325215500/https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16500795/|dead-url=no}}</ref> Risiko potensial dari penggunaan antidepresan pada pasien dengan gangguan bipolar tipe II meliputi peningkatan siklus perubahan suasana hati yang cepat, [[disforia]], dan peralihan ke hipomania.<ref>{{Cite journal|last=Sandlin|first=Emily KL|last2=Gao|first2=Yonglin|last3=El-Mallakh|first3=Rif S|date=2014-01|title=Pharmacotherapy of bipolar disorder: current status and emerging options|url=http://www.futuremedicine.com/doi/abs/10.2217/cpr.13.85|journal=Clinical Practice|language=en|volume=11|issue=1|pages=39–48|doi=10.2217/cpr.13.85|issn=2044-9038|dead-url=yes}}</ref>

Meskipun standar perawatan untuk gangguan bipolar tipe I dan tipe II adalah pengobatan [[farmakoterapi]] seperti di atas, terdapat terapi yang dapat membantu pasien dengan gangguan bipolar. Manfaat dari terapi ini yaitu mencegah kekambuhan gangguan dan meningkatkan kepatuhan terhadap obat. Jenis-jenis terapinya adalah [[psikoterapi]] (misalnya terapi keperilakukan kognitif, terapi interpersonal, terapi perilaku, [[terapi kognitif]], dan terapi yang berfokus pada keluarga), terapi sosial, terapi seni, terapi musik, psikoedukasi, dan terapi ''[[mindfulness]].'' Studi meta analisis menunjukkan bahwa pengobatan dengan obat ditambah dengan psikoterapi dapat menurunkan tingkat kekambuhan gangguan yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang hanya dirawat menggunakan farmakoterapi saja.<ref>{{Cite web|last=Editorial Contributors|first=WebMD|date=2022-10-31|title=Understanding Bipolar Disorder--Treatment|url=https://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/understanding-bipolar-disorder-treatment?page=2|website=WebMD|access-date=2023-01-31|archive-date=2023-01-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230131043247/https://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/understanding-bipolar-disorder-treatment?page=2|dead-url=no}}</ref>