Kota Waisai, Raja Ampat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 27:
== Demografi ==
Pada tahun [[2020]], penduduk distrik Kota Waisai berjumlah 21.792 [[jiwa]], dengan kepadatan 19 jiwa/km².<ref name="RAJAAMPAT"/> Masyarakat asli kepulauan ini adalah suku [[Suku Ma'ya|Ma'ya]], [[Suku Biak|Biak]], dan Ondoloren, dan banyak juga pendatang dari luar Papua Barat.<ref>{{cite web|url=https://daerah.sindonews.com/berita/1474054/174/rencana-das-maya-raja-ampat-bentuk-kepala-suku-adat-rawan-konflik|title=Rencana DAS Maya Raja Ampat Bentuk Kepala Suku Adat Rawan Konflik|website=daerah.sindonews.com|accessdate=14 Juni 2021}}</ref> Sebagian besar penduduk asli Raja Ampat adalah masyarakat ''subsisten'' yang hidup sederhana, tradisional dengan target hanya sebatas tercukupi kebutuhan sehari-harinya. Di daerah ini pula ada tradisi makan biji buah [[pinang]] untuk mempererat peraudaraan seperti lazimnya daerah lain di Indonesia.
Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]], Dukcapil 2020, penduduk di Kota Waisai memiliki beragama [[agama]] atau kepercayaan yang dianut. Adapun persentasi penduduk Kota Waisai menurut agama yang dianut berdasarkan data Dukcapil ialah [[Islam]] 53,95%, kemudian [[Kristen]] 45,89% dimana [[Protestan]] 43,35% dan [[Katolik]] 2,54%. Sebagian kecil lainnya beragama [[Hindu]] yakni 0,15% dan [[Agama Buddha|Buddha]] 0,01%. Rumah ibadah yang ada di distrik Kota Waisai adalah 20 gereja [[Protestan]], 8 masjid, 9 mushola dan 1 gereja [[Katolik]].<ref name="RAJAAMPAT"/>
|