Halim Ambiya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nirwanjerryson (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Nirwanjerryson (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
Saat ditanya mengenai keberaniannya untuk berdakwah di kalangan preman bertato, Halim menyebut bahwa keberaniannya sudah didapat dari kakek dan pamannya. "Dulu di zaman [[Penembakan misterius|Operasi Petrus]], di sungai desa saya menjadi tempat pembuangan mayat para korban operasi itu, Hampir tiap minggu saya melihat mayat. Kebanyakan penjahat yang mati itu bertato. Maka, banyak preman bertato yang tidak ada sangkut pautnya dengan kejahatan berat merasa ketakutan. Nah, akhirnya ada saja preman bertato yang menjadi santri kakek saya. Jadi, saya sudah biasa bergaul dengan preman sejak kecil," aku Halim.
 
Kecintaannya terhadap ilmu agama pun kian berlanjut. Halim Ambiya melanjutkan pendidikannya di [https://pondok-pesantren-gading-kroya.business.site/ Pondok Pesantren Gading], [[Kroya, Cilacap]] di bawah asuhan KH. Amin Ma'mun Basya. [[Pesantren]] yang menggabungkan sistem pendidikan [[Pesantren Salaf|salaf]] (tradisional) dan [[Pesantren modern|khalaf]] (modern) ditempuh dari tahun 1989-1993. Halim tidak hanya mendapatkan pelajaran berbasis kurikulum ala Kulliatul Mua'limin Al-Islamiyah (KMI) Gontor, tetapi juga mendapat pengayaan pengajaran kitab-kitab thuras ala pesantren Nahdliyyin.
 
Di tahun 1994, Halim Ambiya mengikuti pendidikan formal di SMA Muhammadiyah, [[Haurgeulis, Indramayu]]. Bukan tanpa alasan dirinya menamatkan SMA di lembaga tersebut, sebab dirinya lahir di tengah keluarga aktivis [[Nahdlatul Ulama|NU]] (NU) dan [[Muhammadiyah]]. Halim Ambiya sering memberi ceramah di masjid-masjid [[Muhammadiyah]] dan [[Nahdlatul Ulama|NU]] di [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]]. "Jadi, nenek saya ketua Muslimat NU di desa, kakek pengurus NU, ada paman yang jadi Ketua Ranting Muhammadiyah, ada juga yang menjadi kepala sekolah Muhammadiyah, Kita asyik saja. Bisa dikatakan saya ini Muhammad NU," kata Halim.
== Pendidikan ==
 
Pada tahun 1994, Halim Ambiya memulai kuliahnya di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Akidah dan Filsafat, [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|IAIN]]/[[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]. Pengenalan pada ilmu tasawuf banyak ia dapatkan di bangku kuliah. Menurutnya, di masa itu kurikulum dan silabus di jurusannya banyak memuat mata kuliah terkait tasawuf. Hampir 50 persen dari beban SKS di Jurusan Akidah dan Filsafat mengajarkan mata kuliah Tasawuf, Akhlak, Aliran-aliran Pemikiran dalam Islam, Tafsir dan Hadis tentang tasawuf.
 
"Alhamdulillah saya bersyukur dapat menimba ilmu dari guru-guru mulia. Saya mendapatkan mata kuliah Ilmu Tasawuf 2 semester dari [[Said Aqil Siroj|Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A.]] Kuliah tafsir dari [[Said Agil Husin Al Munawar|Prof. Dr. H. Said Agil Husin al-Munawar]] dan [[Ali Mustafa Yaqub|Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Ya'qub]]. Ulumul-Quran dari [[Nasaruddin Umar|Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar]]. Bahkan saya mendapat mata kuliah Tafsir Tasawuf dari K.H. Saifuddin Amsir. Begitu juga dengan mata kuliah Ilmu Tasawuf dan Filsafat Islam, alhamdulillah saya mendapat dari Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, [[Komaruddin Hidayat|Prof. Dr. Komaruddin Hidayat]], dan Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer," ungkapnya.
Baris 40:
Aktivis [[Himpunan Mahasiswa Islam|Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)]] [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]] ini mendapat kesempatan menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|IAIN Jakarta]] di tahun 1997-1998, sebuah periode bersejarah bagi para aktivis ketika itu. Setelah meletus [[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|Reformasi '98]] dan sebelum menamatkan pendidikanya, Halim Ambiya sudah memulai kariernya di dunia [[Kewartawanan|jurnalistik]] sejak tahun 1998. Dia bergabung menjadi [[wartawan]] [[Jawa Pos Group]].
 
Kecintaannya pada ilmu tasawuf pun kian bertambah di akhir penyelesaian kuliahnya. Halim Ambiya merasa terpikat dengan Kitab Risalah Al-Laduniyah karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]] hingga memperdalam filsafat ilmu dalam Islam pada penelitian ilmiahnya. Skripsinya berjudul ''"Epistemologi Islam;: Suatu Gagasan Naquib Al-Atas tentang Islamisasi Ilmu"'' akhirnya menjadi jalan untuk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah program pascasarjana di Negeri Jiran, yakni di [[ISTAC|ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization)]], [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]—sebuah institusi pendidikan tinggi yang didirikan oleh [[Syed Muhammad Naquib al-Attas]].
 
Halim Ambiya mengikuti program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam di [[ISTAC]] selama 4 tahun. "Saya benar-benar seperti masuk pesantren lagi di ISTAC. Ini kampus internasional. Tradisi thuras di kampus ini luar biasa. Dan, perpustakaan ISTAC itu lengkap sekali. Bayangkan, manuskrip-manuskrip dari Perpustakaan Nasional Bosnia saja diboyong ke kampus ini. Di samping mendapat bimbingan langsung dari Prof. Alattas dan [[Wan Mohammad Nor Wan Daud|Prof. Dr. Wan Mohammad Nor Wan Daud]], kami banyak mendapat pengajaran profesor-profesor dari berbagai negara, seperti [[Turki]], [[Sudan]], [[Iran]], [[Belanda]], [[Jerman]], dan [[Amerika Serikat]]," tutur Halim.
 
"Saya merasa banyak mendapat berkah ilmu di [[Kuala Lumpur]]. Karena itu, pengalaman saya di [[Kuala Lumpur]] ini saya abadikan dalam novel saya berjudul [https://www.wattpad.com/579752617-sor-baujan-part-1-mahkamah Sor Baujan] dan Novel Indon Menjerit," ujarnya lagi. Di ISTAC ini, Halim Ambiya merasa banyak belajar dan mengkaji tentang sejarah dan kebudayaan Islam di [[Nusantara]], hal ini tampak jelas dalam cerita novelnya. Dirinya memiliki minat yang besar terhadap manuskrip-manuskrip Melayu mengenai tasawuf dan [[Tarekat (Islam)|thariqah]] yang terdapat di [[Malaysia]], yang tidak didapatkan di [[Indonesia]].
 
== Karier ==
Kecintaannya pada dunia penelitian dan penyuntingan buku-buku keislaman mulai berlanjut sepulang dari [[Malaysia]]. Halim Ambiya mulai terlibat dalam sejumlah penelitian, penerjemahan, dan penyuntingan buku-buku keislaman. Sejak 2007, dia bergabung sebagai ''freelance'' [[Redaktur|editor]] di Hikmah dan Mizan Publika., Lalu terus berkembang menjadi ''freelance'' [[Redaktur|editor]] di [[Yudhistira, (penerbit)|Yudhistira]],Rakyat RMMerdeka Books, Ufuk Publishing House, Penerbit Serambi, Republika Penerbit, dan Penerbit Buku Kompas.
 
Karya-karya penyuntingan buku-bukunya bertengger di rak-rak toko buku [[Gramedia (toko buku)|Gramedia]], Gunung Agung, dan toko buku utama lainnya. Lebih dari 80 judul buku pernah disunting melalui kepiawaiannya. Halim Ambiya tak hanya menyunting buku-buku keislaman, namun juga buku-buku sosial-politik, ekonomi islam, psikologi, dan sejarah. Beberapa karya penyuntingannya antara lain [https://perpustakaan.jakarta.go.id/book/detail?cn=INLIS000000000828875 Psikologi Beragama] ([[Komaruddin Hidayat]], Hikmah), [https://books.google.co.id/books?id=_b0Li32wPuMC&pg=PR6&lpg=PR6&dq=soraya+clues;+jejak-jejak+perjalanan+jiwa+halim+ambiya&source=bl&ots=xRRzLw1NBW&sig=ACfU3U0W1GvWYc9ZdUqZaWxb99GuzdhbQQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjuvK_SoLOAAxXF4TgGHVS9BJoQ6AF6BAgeEAM#v=onepage&q=soraya%20clues%3B%20jejak-jejak%20perjalanan%20jiwa%20halim%20ambiya&f=false Soraya Clues: Jejak-jejak Perjalanan Jiwa] ([[Soraya Haque]], Mizan Publika), [https://catalogue.nla.gov.au/Record/4201963 Opick, Oase Spiritual dalam Senandung] ([[Opick]], Mizan Publika), [https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=704291 Bangkit dari Terpuruk] (Masriyah Amva, Penerbit Buku Kompas), [https://books.google.co.id/books?id=rvtNzxe2EFoC&pg=PR4&lpg=PR4&dq=Indahnya+Doa+Rasulullah+halim+ambiya&source=bl&ots=4l7YDveFlk&sig=ACfU3U1u334klx8p8Fx2prhVEfNwGsiGxQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj5tYetobOAAxWzimMGHeeTAD8Q6AF6BAgfEAM#v=onepage&q=Indahnya%20Doa%20Rasulullah%20halim%20ambiya&f=false Indahnya Doa Rasulullah Bagiku] (Masriyah Amva, Penerbit Buku Kompas), Siklus Rezeki dengan Silva Method (Lasmono Dyar, Ufuk Publishing House), [https://books.google.co.id/books?id=no4NAL4EH-sC&pg=PA5&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false 40 Nasehat Langit] (Syekh Abdul Hamid al-Anquri, Serambi), dan lain-lainlainnya. Berkat kepiawannyakepiawaiannya dalam penyuntingan buku, di tahun 2009-2010, Halim Ambiya dipercaya menjadi Redaktur Pelaksana di [[Rakyat Merdeka]] Magazine, sebuah majalah bulanan yang memuat biografi tokoh-tokoh nasional.
 
Halim Ambiya pun pernah mengabdikan dirinya untuk membantu mengajar di almamaternya. Namun, tidak di fakultas dimana dia kuliah dulu. Dia menjadi asisten Prof. Dr. Salam Harun, MA untuk mengajar mata kuliah tafsir di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] dari tahun 2007-2012.
 
Halim Ambiya tumbuh menjadi konsultan dan kreator buku hingga kawan-kawan penerbitan buku menjuluki dirinya sebagai "''Ghost Writer"'', karena keahliannya dalam membuat konsep dan penyusunan buku. Dia terlibat dalam penyusunan buku-buku karya tokoh-tokoh nasional, anggota dewan, menteri dan pengambil kebijakan lainnya. Ketika ditanya, judul buku apa saja yang pernah disusunnya, Halim Ambiya menolak untuk menyebut. "Biarkan itu menjadi misteri. Namanya juga ''Ghost Writer''. Nggak ada nama saya disitu," jawabnya sambil tertawa.
 
Pada tahun 2012 akhir, Halim Ambiya mendirikan perusahaan penerbitan sendiri yang dia namakan '''Salima Publika''', sebuah lembaga yang menerbitkan buku-buku keislaman. Diantara buku yang diterbitkan oleh penerbit ini antara lain; Dahsyatnya Doa (Muhammad Agus Syafii), [https://inlislite.uin-suska.ac.id/opac/detail-opac?id=2956 Mukjizat Huruf-Huruf Al-Qur'an] (Didik Suharyo), Sunan Gunung Djati (Dadan Wildan), Sirrul Asrar; Rasaning Rasa ([[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]], terjemahan K.H. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab), Tafsir Al-Jailani ([[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]-terjemahterjemahan), Wisdom Traveler (Imam Arkananto), [https://koleksiperpus.jakarta.go.id/dispusip/opac/detail-opac?id=25449 DISC: The Soul of Selling] (Evilin Kumala Warangian), dan lain-lainlainnya.
 
Hingga sekarang Halim Ambiya masih menjadi Direktur Salima Publika. Lembaga yang dipimpin ini tidak hanya berkutat pada dunia penerbitan dan percetakan buku, tetapi juga pada penelitian-penelitian ilmiah terkait sejarah kebudayaan Islam di [[Nusantara]], manuskrip-manuskrip Melayu, dan kebijakan publik. Apalagi di tengah kelesuan industri penerbitan buku di [[Indonesia]], Halim Ambiya aktif mengkampanyekan literasi digital melalui media sosial.
Baris 71:
Di tahun 2017, Halim Ambiya mulai merambah dakwahnya ke kalangan marjinal, yakni anak-anak punk dan jalanan. Dirinya terjun langsung ke beberapa titik kelompok kalangan jalanan, seperti di perempatan Gaplek ([[Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan|Pondok Cabe]]), [[Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Aren]], [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Kota Tua Jakarta|Kota Tua]], [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat|Kebon Jeruk]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], dan lainnya. Halim Ambiya mulai merangkul secara personal satu per satu anak punk dan jalanan untuk ikut dalam kegiatan pengajiannya di kantor atau rumahnya. Kedua tempat inilah yang kelak menjadi embrio pendirian '''Pondok Pesantren Tasawuf Underground'''.
 
Saat membuka pengajian di kolong jembatan bersama anak punk dan jalanan, di tahun 2019 inilah, Halim Ambiya dan Tasawuf Undergroud-nya menjadi viral di media sosial. Gerakan dakwahnya pun disambut banyak kalangan hingga meramaikan pemberitaan nasional dan internasional. Bahkan, setelah pendirian Pondok Tasawuf Underground di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], memancing berbagai kalangan akademik dan media untuk meneliti kiprah dakwahnya. Tercatat sudah ada 35 skripsi, 2 tesis, dan 1 disertasi yang meneliti tentang kiprah Halim Ambiya dan Tasawuf Underground. Apalagi setelah Pengasuh Pondok Tasawuf Underground ini mendirikan lini usaha milik santri, seperti kafe, usaha laundry, bengkel motor, sablon kaos, cucian mobil, dan penjualan motor custom, Halim Ambiya mendapatkan panggung yang lebih besar untuk mengembangkan dakwah di kalangan anak punk dan jalanan.
 
=== '''Perjalanan Karier:''' ===
Baris 77:
* Staf Pengajar Fakultas Tarbiyah [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]] (2007-2012)
* Redaktur Pelaksana Majalah [[Rakyat Merdeka]] (2009-2010)
* ''Freelance'' Editor di [https://mizan.com/# Mizan], [https://buku.kompas.id/ Penerbit Buku Kompas], [[Rakyat Merdeka|Rakyat Merdeka]] Books]], Serambi, Ufuk Publishing House dan [[Republika (surat kabar)|Republika]] (2007-2012)
* Direktur Salima Publika (2012-sekarang)
* Admin Tasawuf Underground (2012-sekarang)
Baris 89:
Komunitas Tasawuf Underground adalah sekumpulan orang yang ingin belajar ilmu tasawuf di media sosial secara ''underground''. Komunitas ini di media sosial [[Facebook]] dan [[Instagram]] oleh Ustadz Halim pada tahun 2012. Halim mengunggah kalimat-kalimat hikmah dari para tokoh sufi terdahulu seperti [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]], [[Ibnu Arabi|Syekh Ibnu Arabi]], [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari|Syekh Ibnu Atha'illah]], [[Imam al-Ghazali]], [[Al-Qusyairi|Imam al-Qusyairi]], [[Asy-Syafi'i|Imam Syafi'i]], dan [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi]] di akun media sosial Tasawuf Underground.
 
Selain berdakwah melalui media sosial, Halim kerap mengadakan pengajian dari kafe ke kafe di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pengajian ini dinamakan ''"Sufi After Hours".'' Halim Ambiya membuka pengajian dari kafe ke kafe di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian tasawuf ini antara lain; Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, dan Dr. K. H. Ahmad Sodiq, MA.
 
==== Mendekati Anak Punk dan Jalanan ====
Baris 97:
 
==== Pengajian di Kolong Jembatan ====
Pada tahun 2018, Komunitas Tasawuf Underground yang dipimpin oleh Ustadz Halim Ambiya rutin menggelar pengajian di kolong-kolong jembatan sekitar [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]], Ada sekitar 120 anak punk dan jalanan binaan Tasawuf Underground di seluruh [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]], untuk kolong jembatan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], ada sebanyak 40 anak.<ref>{{Cite news|last=Saputra|first=Andrian|date=2 Desember 2020|title=Apa Jadinya Jika Anak-Anak Punk Mengaji di Kolong Jembatan|url=https://khazanah.republika.co.id/berita/qkq13k320/apa-jadinya-jika-anakanak-punk-mengaji-di-kolong-jembatan|work=Republika|access-date=27 Juli 2023}}</ref>
 
Ia dan para relawan mendidik puluhan anak punk dan jalanan untuk belajar membaca Iqra hingga Al-Quran, tata cara wudhu, dan memahami makna bacaan shalat beserta makna geraknya.
=== Pondok Tasawuf Underground ===
Setelah melakukan pendekatan dan pendampingan bagi anak punk dan jalanan di kolong jembatan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan|Pondok Ranji]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], dan [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], Halim memutuskan untuk mendirikan ''central base'' untuk mereka. Awalnya, ia menjadikan kantor pribadinya sebagai tempat singgah bagi anak punk dan jalanan binaannya.
 
Saat ini, Pondok Tasawuf Underground berada di sebuah ruko di Komplek Ruko Ciputat, [[Kota Tangerang Selatan]]. Di ruko tiga lantai itu, ada puluhan anak punk dan jalanan yang ''mondok''. Mereka tinggal di sana sekaligus mengaji layaknya di pondok pesantren.<ref>{{Cite news|last=Nurmansyah|first=Rizki|date=22 April 2021|title=Mengenal Tasawuf Underground, Pesantrennya Anak Punk Jalanan di Tangsel|url=https://jakarta.suara.com/read/2021/04/22/080500/mengenal-tasawuf-underground-pesantrennya-anak-punk-jalanan-di-tangsel?page=3|work=suarajakarta.id|access-date=28 Juli 2023}}</ref>
 
== Konsep Pengenalan "Peta Jalan Pulang" ==
Konsep Pengenalan '''Peta Jalan Pulang''' adalah sebuah metode dakwah yang diinisiasi oleh UstazUstadz Halim Ambiya dalam melakukan pendekatan terhadap para anak punk dan jalanan binaannya. Jalan pulang yang dimaksud adalah jalan pulang kepada [[Allah SWT]] dan jalan pulang kepada keluarga. Jalan pulang kepada Allah SWT yakni melalui pendidikan ruhani, dzikir, dan hidroterapi. Jalan pulang kepada keluarga yakni melakukan pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan layak yang sesuai dengan hobi dan potensi mereka masing-masing.
 
Terapi dzikir dan hydroterapihidroterapi, sebut dia, menjadi cara yang digunakan di Tasawuf Underground. Nantinya, setelah lepas dari kecanduan narkotiknarkotika, anak tersebut akan diajak bicara tentang apa saja keahlian mereka yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup.<ref>{{Cite news|last=Asmail|first=Megiza|date=15 Desember 2018|title=Mencari peta jalan pulang dari bawah kolong jembatan|url=https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/mencari-peta-jalan-pulang-dari-bawah-kolong-jembatan/1338878|work=Anadolu Agency Turki|access-date=29 Juli 2023}}</ref>
 
== Penghargaan ==
Juli 2022, Halim Ambiya meraih penghargaan '''People and Inspiration Awards 2022''' dalam kategori pendidikan oleh [[BeritaSatu.com|BeritaSatu Media Holdings (BSMH)]].<ref>{{Cite news|last=Situmorang|first=Hendro D|date=14 Juli 2022|title=Ini Para Peraih Penghargaan People and Inspiration Awards 2022|url=https://www.beritasatu.com/lifestyle/951697/ini-para-peraih-penghargaan-people-and-inspiration-awards-2022|work=BeritaSatu Media Holdings (BSMH)|access-date=29 Juli 2023}}</ref> Para pemenang yang dipilih dalam ajang People and Inspiration Awards 2022 telah melalui proses penilaian yang ketat dari lima orang juri yang berkompeten, yakni Ketua Dewan Juri People and Inspiration Awards 2022, [[Komaruddin Hidayat|Prof. Komaruddin Hidayat]] selaku akademisi dan budayawan, dengan jajaran anggota Primus Dorimulu (Direktur Pemberitaan BeritaSatu Media Holdings), [[Alexander Sonny Keraf|Dr. Alexander Sonny Keraf]] (Menteri Lingkungan Hidup RI periode 1999--2001), [[Triawan Munaf]] (Kepala Bekraf periode 2015--2019), dan [[Sha Ine Febriyanti]] (Penggiat Seni).<ref>{{Cite news|last=Fikri|first=Chairul|date=14 Juli 2022|title=BeritaSatu Media Holdings Sukses Gelar People and Inspiration Awards 2022|url=https://www.beritasatu.com/lifestyle/951605/beritasatu-media-holdings-sukses-gelar-people-and-inspiration-awards-2022|work=BeritaSatu Media Holdings (BSMH)|access-date=27 Juli 2023}}</ref>
 
== Referensi ==