Gele Harun Nasution: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Cili (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
Baris 18:
|party=[[Partai Nasional Indonesia]]
}}
'''[[Meester in de Rechten|Mr.]] Gele Harun Nasution''' ({{lahirmati|[[Sibolga]], [[Sumatra Utara]]|6|12|1910|[[Bandar Lampung]], [[Lampung]]|4|4|1973}}) adalah seorang [[hakim]], [[pengacara]], dan [[politikus]] Indonesia. Ia adalah [[Residen]] [[Lampung]] dari tahun 1950 hingga 1955. Ia dinobatkan sebagai [[Pahlawan]] [[Daerah]] [[Lampung]] pada 10 November 2015.<ref>
== Biografi ==
Gele Harun lahir di [[Sibolga]], 6 Desember 1910. Meski berdarah [[Batak]], Gele Harun sudah tidak asing lagi dengan [[Lampung]] sebab ayahnya, Harun Al-Rasyid Nasution yang merupakan seorang [[dokter]] sejak dahulu, telah menetap dan memiliki tanah yang sangat luas di [[Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung|Tanjungkarang Timur]].<ref name=Mengenang1>{{Cite web |url=http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/79521-mengenang-sosok-mr-gele-harun-salah-satu-residen-lampung |title=Mengenang Sosok Mr. Gele Harun, Salah Satu Residen Lampung |access-date=2016-01-21 |archive-date=2016-01-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160129042900/http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/79521-mengenang-sosok-mr-gele-harun-salah-satu-residen-lampung |dead-url=yes }}</ref> Gele Harun dikirim orang tuanya untuk belajar [[hukum]] di sekolah hakim tinggi di [[Leiden]], [[Belanda]].<ref>
Pada tahun 1945, ia memulai perjuangannya dari Angkatan Pemuda Indonesia (API) dengan menjadi ketuanya. Tetapi aktivitas itu terhenti saat ia ditugaskan menjadi [[hakim]] di Mahkamah Militer [[Palembang]], [[Sumatra Selatan]] tahun 1947 dengan pangkat [[letnan kolonel]] (tituler).<ref name=Mengenang1 /> Dengan adanya ultimatum dari [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]], [[Hubertus van Mook]], yang mengharuskan seluruh tentara Indonesia termasuk hakim militer angkat kaki dari Palembang, Gele Harun memutuskan kembali ke Lampung dan bergabung kembali dengan API hingga ikut mengangkat senjata saat [[Agresi Militer Belanda II]] tahun 1948.<ref name=Mengenang1 />
|