Halim Ambiya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 124:
Langkah ini membuat kegiatan Tasawuf Underground menjadi viral di media sosial. Media cetak dan elekronik , media dari dalam dan luar negeri pun semakin meramaikan kolong jembatan, di depan Stasiun Tebet. Namun, Halim Ambiya tak terjebak pada euforia karena viral di Medsos. "Gara-gara viral jadi bikin masalah. Saya buat pengajian di Kolong Jembatan itu bukan untuk meramaikan kolong jembatan. Tapi, untuk mengajak mereka pulang," tegas Halim Ambiya.
 
Halim Ambiya benar, Dirinya membuat pengajian di Kolong Jembatan justru untuk membuat program Pengenalan Peta Jalan Pulang. Dia ingin mengajak anak-anak punk dan jalanan agar meninggalakan jalanan dan meninggalkan ketergantungan pada narkoba dan psikotropika. Melalui pendidikan ruhani yang pernah didapatnya di Suryalaya, Halim Ambiya berusaha keras mengajak mereka bisa menikmati shalat dan dzikir bersamanya. Karena itu, selain tetap menyelenggarakan pengajian Jumat dan Sabtu, Halim Ambiya mulai mengenalkan konsep dzikir dan hidroterapi kepada anak binaannya, Dibantu oleh relawan, Halim Ambiya menyewa hotel atau guesthouse untuk menampung anak-anak binaanya agar bisa berdzikir dan mandi di kolam renang. Halim Ambiya mulai mengenalkan dzikir jahar, dzikir khofi, dan hidroterapi seperti yang dilakukan di Inabah Suryalaya kepada mereka.
 
Selain itu, Halim Ambiya juga selalu mencari cara agar anak-anak binaannya meninggalkan Kolong Jembatan dan tidak mengamen di jalanan agar mereka terbebas dari kekerasan dan kegelapan Ibukota. Halim Ambiya mulai mengajak satu per satu untuk "mondok" di kantornya di Ciputat. Dia menyediakan kantor pribadinya untuk menampung 10 sampai 15 anak punk untuk menginap. Mereka disediakan makanan, tempat tinggal, dan disiapkan alat sablon dan komputer agar mereka bisa berkarya.