Stasiun Cilegon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andra Radithya (bicara | kontrib)
k Penambahan kolom insiden.
Gggacruhf (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 44:
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar. Stasiun Tjilegon ini menjadi titik awal dari keberangkatan kereta-kereta pengumpan (''feeder'') yang mengarah ke percabangan jalur Merak.
 
Dahulu, pada petak antara Stasiun Tjilegon dan [[Stasiun Tonjong Baru|Halte Tandjong]] (Tonjong Baru) terdapat [[Halte Serdang|Halte PangampelanSerdang]] (Serdang),<ref name=":0" /> namun kini halte tersebut sudah tidak aktif lagi.
 
Pada era [[Perusahaan jawatan kereta api|Perusahaan Jawatan Kereta Api]] (PJKA) hingga era [[Perumka|Perusahaan Umum Kereta Api]] (Perumka), emplasemen Stasiun Cilegon digunakan untuk tempat menyimpan sekaligus juga tempat langsiran gerbong-gerbong barang angkutan baja coil yang menuju ke percabangan jalur pabrik PT [[PT Krakatau Wajatama|Krakatau Wajatama]], anak perusahaan dari PT [[Krakatau Steel]]. Terdapat beberapa seri lokomotif yang digunakan sebagai pelangsir seperti [[lokomotif BB300]], [[lokomotif C300|C300]], [[lokomotif D301|D301]], dan juga sebuah lokomotif langsir berukuran kecil (seri tidak diketahui). Lokomotif langsir berukuran kecil ini dipreservasi dan dijadikan sebuah monumen di area taman PT Krakatau Wajatama. Diperkirakan pada ada awal era 2000-an, aktivitas langsiran gerbong-gerbong KA angkutan baja coil ini pun akhirnya berhenti, dan layanan KA yang menuju ke percabangan jalur PT Krakatau Wajatama akhirnya ditutup. Bekas trase dari [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]] ini sebagian besar hanya ditimbun oleh tanah maupun aspal saja. Terdapat pula beberapa bekas gerbong-gerbong barang tua yang tertinggal di emplasemen stasiun ini.