Kabupaten Maros: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 174:
 
== Kondisi geografis ==
Kabupaten Maros terletak di bagian barat daya [[Sulawesi Selatan]] antara 40°45'–50°07' [[Lintang Selatan]] dan 109°205'–129°12' [[Bujur Timur]] yang berbatasan dengan [[Kabupaten Pangkep]] sebelah Utara, [[Kota Makassar]] dan [[Kabupaten Gowa]] sebelah Selatan, [[Kabupaten Bone]] dan Kabupaten Gowa di sebelah Timur, dan [[Selat Makassar]] di sebelah Barat. Kabupaten Maros berada pada rentang ketinggian antara 0 meter sampai dengan 1.363 [[meter di atas permukaan laut]]. Ketinggian 0 meter berada di pesisir barat Kabupaten Maros yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar sedangkan puncak tertinggi berada di Gunung Saringan sebelah timur Kabupaten Maros yang berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Di wilayah Kabupaten Maros terdapat beberapa gunung dengan jenis gunung yang tidak aktif dan tidak begitu tinggi, seperti Gunung Barro-Barro, Saringan, Rammang-Rammang, Samaenre, dan Bulu Saukang.{{cn}}
 
Dilihat dari lokasi geografi dan topografinya, dari 103 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Maros, 10 desa berada pada wilayah pantai, 5 desa berada pada wilayah lembah, 28 desa berada pada wilayah perbukitan, dan sisanya 60 desa/kelurahan berada pada wilayah dataran/landai. Kecamatan [[Tompobulu, Maros|Tompobulu]] merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah kecamatan [[Turikale, Maros|Turikale]]. Kondisi Topografi Kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari wilayah datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua di kecamatan terdapat daerah pedataran yang luas keseluruhan sekitar 70.882 ha atau 43,8% dari luas wilayah Kabupaten Maros. Sedangkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas dari 40% atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 ha atau 30,8 dari luas wilayah Kabupaten Maros.<ref name=":709">{{Cite web|url=https://maroskab.go.id/topografi/|title=Topografi Kabupaten Maros|last=Pemkab Maros|first=|date=|website=maroskab.go.id|access-date=27 Juli 2023}}</ref>
 
=== Iklim ===
Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rata-rata Suhu udara bulanan di Kabupaten Maros adalah 27,20&nbsp;°C tiap bulannya. Suhu bulanan paling rendah adalah 23,7&nbsp;°C (terjadi pada bulan Agustus 2017) sedangkan paling tinggi adalah 33,2&nbsp;°C (terjadi pada bulan September 2017).{{cn}}
 
Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 297&nbsp;mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 204 hari selama tahun 2017, dengan rata-rata suhu udara minimum 24,4&nbsp;°C dan rata-rata suhu udara maksimum 31,2&nbsp;°C.{{cn}}
 
Penyinaran matahari selama tahun 2017 rata-rata berkisar 58 %. Secara geografis daerah ini terdiri dari 10 % (10 desa) adalah pantai, 5 % (5 desa) adalah kawasan lembah, 27 % (28 desa) adalah lereng/ bukit dan 58 % (60 desa) adalah dataran.{{cn}}
 
==== Suhu dan Kelembaban Udara ====
Baris 444:
=== Geologi ===
[[Berkas:KARST RAMMANG-RAMMANG.jpg|jmpl|ka|220px|Struktur geologi Kabupaten Maros di bagian utara yang berupa pegunungan batu kapur]]
Aspek geologi merupakan aspek yang mempunyai kaitan yang erat hubungannya dengan potensi sumberdaya tanah. Struktur geologi tertentu berasosiasi dengan ketersediaan air tanah, minyak bumi, dan lain-lain. Selain itu struktur geologi selalu dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan suatu wilayah, misal pengembangan daerah dengan pembangunan jalan, permukiman, bendungan, selalu menghindari daerah yang berstruktur sesar, kekar, struktur yang miring dengan lapisan yang kedap air dan tidak kedap air. Di Kabupaten Maros terdapat beberapa jenis batuan, seperti batu pasir, batu bara, lava, [[breksi]], batu gamping, [[batu sedimen]]. Keadaan geologi secara umum menggambarkan jenis, kedudukan, sebaran, proses dan waktu pembentukan batuan induk, serta kemampuan morfologi tanah seperti sesar tebing kaldera dan lain-lain.{{cn}}
 
Sedangkan Jenis tanah berdasarkan hasil identifikasi yang pernah dilakukan di Kabupaten Maros terdapat lima jenis tanah yang tersebar di beberapa wilayah seperti jenis tanah aluvial, litosol, latosol, mediteran, dan podsolik. Jenis tanah aluvial biasanya berwarna kelabu, coklat, atau hitam. Jenis tanah ini tidak peka terhadap erosi karena terbentuk dari endapan laut, sungai atau danau dan jenis tanah ini terdapat di sepanjang pantai sebelah barat Kabupaten Maros, luas penyebarannya 56.053 ha atau 34%. Jenis tanah litosol terbentuk dari batu endapan, batuan beku, jenis tanah ini mempunyai sifat beraneka ragam dan sangat peka terhadap erosi serta kurang baik untuk tanah pertanian, luas penyebarannya 51.498 ha atau 31%. Jenis tanah mediteran terbentuk dari batu endapan berkapur, batuan baku basis, intermedion dan metamorf, jenis tanah ini berwarna merah sampai coklat dan kurang peka terhadap erosi, luas persebarannya 45.632 ha atau 28%. Jenis podsolik terbentuk dari batuan endapan dan bekuan berwarna kuning sampai merah mempunyai sifat asam dan peka terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat dijadikan tanah pertanian dan perkebunan. Jenis tanah ini terdapat di daerah berbukit sampai bergunung, luas persebarannya 8.729 ha atau 5% dan jenis tanah latosol mempunyai luas persebaran 17.862 ha atau 11%.<ref name=":707">{{Cite web|url=https://maroskab.go.id/geologi/|title=Geologi Kabupaten Maros|last=Pemkab Maros|first=|date=|website=maroskab.go.id|access-date=26 Juli 2023}}</ref>
Baris 548:
 
=== Mata pencaharian ===
Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Maros, yaitu bekerja sebagai petani sawah/tambak, peternak, pedagang, sopir, guru, pegawai pemerintahan, buruh pabrik/bangunan, dan lain-lain. Dari sekian banyak bidang pekerjaan tersebut, petani sawah/tambak dan pedagang adalah yang mayoritas di Kabupaten Maros.{{cn}}
 
=== Jumlah penduduk ===
Kabupaten Maros memiliki luas 1.619,12&nbsp;km² dan penduduk berjumlah 403.774 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 249,38 jiwa/km² pada tahun 2022. Adapun [[rasio jenis kelamin manusia|rasio jenis kelamin]] penduduk Kabupaten Maros pada tahun tersebut adalah 101. Artinya, tiap 101 penduduk perempuan ada sebanyak 100 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Kabupaten Maros dari tahun ke tahun:{{cn}}
{| class="wikitable collapsible collapsed" style="text-align:center; line-height:17px; width:100%;"
! scope="col" style="width:10%;" |Tahun
Baris 1.149:
 
=== Indeks Pembangunan Manusia ===
Kabupaten Maros termasuk kategori daerah yang memiliki [[IPM]] yang sedang dengan capaian 68,94 (2018). Untuk melihat capaian IPM dapat dilihat melalui pengelompokan IPM ke dalam 4 kategori, yaitu: IPM < 60 = IPM rendah, 60 ≤ IPM < 70 = IPM sedang, 70 ≤ IPM < 80 = IPM tinggi, dan IPM ≥ 80 = IPM sangat tinggi. Walaupun belum beranjak dari IPM kategori sedang, IPM Kabupaten Maros terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2010.{{cn}}
 
==== Perkembangan Pembangunan Manusia Kabupaten Maros ====
Baris 1.205:
 
==== Posisi IPM Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan ====
Capaian pembangunan manusia Kabupaten Maros pada tahun 2022 ditandai dengan angka IPM sebesar 71,00 yang dikategorikan tinggi. Perolehan ini membuat Kabupaten Maros tetap mempertahankan peringkat sepuluh IPM tertinggi di antara kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Sembilan kabupaten/kota dengan peringkat di atas Kabupaten Maros secara berurutan dari peringkat pertama adalah: Makassar, Palopo, Parepare, Luwu Timur, Enrekang, Sidenreng Rappang, Pinrang, Barru, dan Luwu. Di tingkat provinsi, pembangunan manusia Provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan nilai IPM sebesar 72,82. Terlihat bahwa pada tahun 2022, terdapat lima kabupaten/kota dengan nilai IPM di atas IPM provinsi. Sementara itu, IPM Kabupaten Maros masih di bawah IPM Provinsi Sulawesi Selatan, terpaut 1,82 poin. Terdapat satu kota yang bertetangga (berbatasan langsung) dengan Kabupaten Maros yang memiliki IPM di atas IPM provinsi, yakni Kota Makassar, dengan IPM yang lebih tinggi 12,12 poin dibandingkan dengan IPM Kabupaten Maros.{{cn}}
 
Kabupaten Maros berbatasan langsung secara geografis dengan empat kabupaten/kota, yaitu Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Pangkep. Dan kesemuanya mudah diakses dari Kabupaten Maros. Posisi geografis antar regional dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan penduduknya. Misalnya, penduduk di perbatasan terkadang lebih mudah mengakses fasilitas publik di kota tetangga. Fenomena ini dapat menyumbang nilai pembangunan manusia, namun proporsinya tidak signifikan. Seperti yang terlihat
pada tabel peringkat, antara Kabupaten Maros dan daerah di sekitarnya, ternyata terlihat memiliki capaian IPM yang cenderung heterogen satu sama lain.{{cn}}
 
{{small|'''Keterangan''':}}
Baris 1.359:
 
== Indeks desa membangun kabupaten ==
Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.{{cn}}
 
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.{{cn}}
{| class="wikitable collapsible collapsed" style="text-align:center; line-height:17px; width:100%;"
! scope="col" style="width:12%;" rowspan="2"|Tahun
Baris 1.503:
[[Berkas:Kantor_DPRD_Kabupaten_Maros.jpg|jmpl|ka|220px|Gedung [[DPRD Kabupaten Maros]]]]
 
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maros adalah [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota|lembaga perwakilan rakyat daerah]] [[kabupaten]] yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara [[Pemerintahan daerah di Indonesia|pemerintahan daerah]] di Kabupaten Maros. DPRD Kabupaten Maros sebagai lembaga [[legislatif]] [[unikameral]] yang menjadi mitra kerja [[Pemerintah Kabupaten Maros]] berkedudukan di [[Turikale, Maros|Kecamatan Turikale]]. Saat ini DPRD Maros memiliki 35 anggota yang dipilih melalui [[pemilihan umum]] setiap lima tahun sekali dan tersebar di 10 [[partai politik]], dengan perolehan mayoritas diraih oleh [[Partai Golongan Karya]] dengan 7 kursi, kemudian disusul oleh [[Partai Amanat Nasional]] (6 kursi), dan [[Partai NasDem]] (5 kursi). Pimpinan DPRD Kabupaten Maros terdiri dari 1 Ketua dan 2 Wakil Ketua yang berasal dari peraih kursi terbanyak pertama, kedua, dan ketiga.{{cn}}
 
;Pimpinan dewan
Baris 1.832:
== Ekonomi ==
[[Berkas:Grand Mall Maros.jpg|jmpl|ka|220px|[[Grand Mall Maros]], [[mal]] mewah dan bergaya klasik Eropa pertama di Indonesia]]
Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 43 pasar yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Maros. Sedangkan jumlah pedagang menurut skalanya 147 pedagang menengah, 3.629 pedagang kecil, dan 17.462 pedagang mikro.{{cn}}
 
=== Proyek investasi ===
;Kawasan Industri Maros (KIMAS)
Pada periode beberapa tahun terakhir, terjadi perbedaan perkembangan sektor industri antara Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Dimana untuk Kota Makassar ada kecenderungan tingkat persentase pertumbuhannya menurun, sementara Kabupaten Maros cenderung semakin naik, sehingga perkembangan industri di Kabupaten Maros sangat memungkinkan untuk berkembang lebih pesat di masa yang akan datang.{{cn}}
 
Rencana Kawasan Industri Maros terletak di bagian selatan Kabupaten Maros meliputi wilayah [[Bonto Mate'ne, Marusu, Maros|Desa Bonto Mate'ne]], [[Marusu, Maros|Kecamatan Marusu]] dan [[Pallantikang, Maros Baru, Maros|Kelurahan Pallantikang]], [[Maros Baru, Maros|Kecamatan Maros Baru]]. Kawasan akan didirikan di atas lahan seluas 200 Ha. KIMAS berada dijalur utama [[Jalan Raya Trans-Sulawesi|Trans-Sulawesi]] lebih mudah diakses oleh transportasi pengangkut bahan baku yang bersumber dari sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Terutama bahan baku untuk barang atau komoditi bernilai ekspor seperti kakao, kopi, cengkih, merica, kopi, rumput laut, hasil-hasil pertanian, peternakan dan berbagai komoditi lain yang banyak dihasilkan di daerah kabupaten bagian dalam pulau Sulawesi.{{cn}}
 
Selain transportasi darat, KIMAS memiliki akses yang terbuka melalui transportasi laut. Dibanding dengan daerah lain di Sulawesi Selatan, jarak Kabupaten Maros dengan [[Pelabuhan Soekarno–Hatta|Pelabuhan Internasional Soekarno–Hatta Makassar]] terbilang lebih dekat. Pesisir Kabupaten Maros yang masuk dalam perairan Makassar juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kota pelabuhan. Begitu pula untuk transportasi udara, dari KIMAS ke [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]] hanya ditempuh kurang lebih 30 sampai 40 menit.<ref name=":4580">{{Cite web|url=https://dpmptsp.sulselprov.go.id/publik-profil-kabkota?id=13|title=Profil Kabupaten Maros|last=Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Sulawesi Selatan|first=|date=2020|website=dpmptsp.sulselprov.go.id|access-date=25 Juli 2023}}</ref>
 
;Kawasan Industri Kecamatan Marusu
Lokasi pengembagan Kawasan Industri Kabupaten Maros pada lokasi yang tersedia saat ini, yakni [[Pa'bentengang, Marusu, Maros|Desa Pa'bentengang]] di Kecamatan Marusu dengan luas ± 100 Ha, di lokasi ini telah berdiri beberapa industri, namun sebagian besar masih kosong. Lokasi ini sebagian merupakan lahan milik masyarakat yang merupakan bekas sawah atau ladang yang tidak digunakan lagi. Posisi lokasi investasi ini berada pada 50°3'04.05" Lintang Selatan dan 119°30'48.26" Bujur Timur dan berjarak 7,2 Km dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang dapat ditempuh dalam waktu 14 menit.{{cn}}
 
Sementara lokasi pengembangan kawasan industri yang baru berlokasi di [[A'bulosibatang, Marusu, Maros|Desa A'bulosibatang]], [[Tellumpoccoe, Marusu, Maros|Desa Tellumpoccoe]], dan Desa Bonto Mate'ne dengan luas mencapai ± 800 Ha. Lahan ini masih bersifat bruto dan belum dilakukan pengukuran di lapangan. Peluang/kegiatan investasi pengembangan Kawasan Industri Maros lokasi Desa A'bulosibatang, Desa Tellumpoccoe, dan Desa Bonto Mate'ne di Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros dengan nilai perkiraan investasi sebesar Rp 770 miliar. Pengembangan Kawasan Industri Maros yang terdiri dari beberapa kegiatan investasi antara lain:
Baris 1.870:
 
=== Agama yang Dianut ===
Tabel penduduk Kabupaten Maros menurut agama yang dianutnya tahun 2017 sebagai berikut:{{cn}}
{| class="wikitable"
|-
Baris 2.021:
== Pertanian ==
[[Berkas:Padi Menguning di Lingkungan Majannang, Kelurahan Boribellaya, Kecamatan Turikale, Maros.jpg|jmpl|300px|Tanaman padi yang menguning siap panen tahun 2010 di area persawahan Lingkungan Majannang [[Boribellaya, Turikale, Maros|Kelurahan Boribellaya]] Kabupaten Maros.]]
[[Sulawesi Selatan]] merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Predikat sebagai lumbung padi nasional mengukuhkan posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang cukup potensial. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah [[jagung]], [[ubi kayu]], [[ubi jalar]] dan [[kacang-kacangan]]. Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan. Luasnya area persawahan dan juga iklim yang mendukung menjadikan Kabupaten Maros setiap tahun selalu swasembada beras. Produksi padi Kabupaten Maros tahun 2018 sebesar 3.278.113,56 kwintal yang dipanen dari areal seluas 50.523 ha. Sebagian besar produksi padi di Kabupaten Maros dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,99 % dari seluruh produksi padi. Sedangkan 1,01 % dihasilkan oleh padi ladang. Produksi jagung Kabupaten Maros pada tahun 2018 sebesar 488.101.029 kwintal dengan luas panen 9.556 ha.{{cn}}
 
=== Produksi Tanaman Pangan ===
Produksi padi sawah dan padi ladang tahun 2018 menurut kecamatan di Kabupaten Maros sebagai berikut:{{cn}}
{| class="wikitable"
|-
Baris 2.145:
 
== Perkebunan dan kehutanan ==
Luas dan total produksi tanaman perkebunan, yang terdiri dari kelapa seluas 526 Ha dan total produksi 125 ton, kakao seluas 1.730 Ha dan total produksi 586,80 ton. Sedangkan kemiri seluas 6.300 Ha dengan total produksi 2.099,8 ton. Menurut fungsinya, [[kawasan hutan]] di Kabupaten Maros terdiri atas 3 jenis, yakni [[hutan lindung]], [[suaka alam]]/[[taman nasional]]/pelestarian alam, dan [[hutan produksi]] terbatas/biasa. Luas total kawasan hutan di Kabupaten Maros tahun 2015 adalah 65.022 Ha, yang terdiri atas 14.611 Ha hutan lindung, 15.365 Ha hutan produksi biasa, 6.434 Ha hutan produksi terbatas, dan 28.610 Ha taman nasional. Wilayah kecamatan yang memiliki kawasan hutan adalah sebanyak 9 kecamatan. Luas kawasan hutan yang terbanyak di Kabupaten Maros adalah Kecamatan Tompobulu dan Mallawa. Kabupaten Maros memiliki potensi kehutanan berupa tegakan pinus yang terdapat di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Camba, dan Kecamatan Mallawa. Persebaran hutan di Kabupaten Maros antara lain hutan mangrove di [[Bonto Bahari, Bontoa, Maros|Desa Bonto Bahari]], hutan mangrove di Kuri Caddi dan Kuri Lompo, [[Nisombalia, Marusu, Maros|Desa Nisombalia]], Hutan Pinus Pendidikan [[Unhas]] di Bengo-Bengo Kecamatan Cenrana, Hutan Pinus Cenrana, Hutan Pinus di [[Bonto Manurung, Tompobulu, Maros|Desa Bonto Manurung]], Hutan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Hutan Tanralili, dan lain-lain.{{cn}}
 
== Perikanan ==
Usaha perikanan di Kabupaten Maros terdiri atas perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap yang terdiri dari perikanan laut 15.259,6 ton, perikanan sungai/danau/rawa 523,2 ton dengan total produksi 15.782,8 ton. Untuk perikanan budidaya, produksinya masing-masing adalah budidaya laut 7,4 ton dan sawah 39,7 ton dengan total produksi sebesar 14.378,7 ton.{{cn}}
 
=== Komoditas Andalan Daerah ===
Baris 2.182:
[[Berkas:Desa_Tukamasea9.png|jmpl|ka|220px|Bekas pertambangan [[marmer]] di Dusun Pajjaiyang, [[Tukamasea, Bantimurung, Maros|Desa Tukamasea]]]]
[[Berkas:Desa_Uludaya.png|jmpl|ka|220px|Bekas pertambangan [[batu bara]] di [[Uludaya, Mallawa, Maros|Desa Uludaya]]]]
Pertambangan di Kabupaten Maros memiliki potensi cukup besar. Potensi bahan galian di Kabupaten Maros terdiri dari bahan galian golongan A dan golongan C. Sektor pertambangan dan bahan galian dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan angka pertumbuhan secara signifikan. Melihat peningkatan potensi hasil pertambangan dan bahan galian di Kabupaten Maros yang beraneka ragam dan tersebar sehingga menuntut kemampuan daerah untuk pengelolaan melalui kemudahan investasi di sektor pertambangan dan penggalian. Potensi sumber daya mineral di Kabupaten Maros menurut jenisnya, meliputi lempung, batu gamping, marmer, pasir kuarsa, oker, basal, andesit, diorit, granodiorit, trakit, batu pasir formasi camba, kerikil dan batu sungai, serta pasir sungai. Potensi pertambangan galian di Kabupaten Maros telah terinvestasi melalui kegiatan penambangan. Salah satu perusahaan tambang yang memiliki pengaruh cukup besar adalah Bosowa Group yang memiliki dua perusahaan bahan galian besar di Maros yang memproduksi semen dengan produksi 1,8 juta ton/tahun dan marmer 0,1 juta ton/tahun dengan perkiraan terdapat kapasitas 2,6 miliar cadangan marmer di Maros.{{cn}}
 
Beberapa jenis tambang yang dapat dikembangkan di Kabupaten Maros, seperti potensi tambang batu bara di Kecamatan Mallawa, bahan baku semen yang ada di Kecamatan Bantimurung dan Bontoa, bahan baku marmer dan beberapa jenis potensi tambang lainnya. Potensi tambang saat ini yang telah dieksplorasi adalah semen yang dikelola oleh investor dalam negeri (PT. Semen Bosowa) yang berada di Desa Baruga, Kecamatan Bantimurung. Potensi tambang ini memiliki prospek pengembangan dan pangsa pasar yang luas baik pasar lokal, regional, nasional maupun ekspor. Prospek inilah yang memiliki nilai strategis sehingga diperlukan suatu penetapan fungsi kawasan pertambangan di Kabupaten Maros.{{cn}}
 
Saat ini kawasan pertambangan di Kabupaten Maros terkonsentrasi di beberapa titik, seperti tambang batu kapur di Desa Tukamasea dan Desa Baruga di Kecamatan Bantimurung, tambang pasir di Sungai Maros Kelurahan Boribellaya Kecamatan Turikale, tambang pasir di Sungai Bukkamata Kecamatan Simbang, tambang tanah merah di Kecamatan Tanralili dan Moncongloe.{{cn}}
 
== Daftar hari penting ==