Tasawuf Underground: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mars Julian (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Penambahan ringkasan tentang Tasawuf Underground dan materi tentang Pesantren (akan di update berkala) |
||
Baris 10:
| location = Komplek Ruko Ciputat, Jl. RE Martadinata Blok C No. 27, [[Ciputat, Tangerang Selatan]], [[Banten]], [[Indonesia]]
}}
'''Tasawuf Underground''' adalah komunitas, lembaga pendidikan dan pemberdayaan sosial, serta merupakan pondok [[pesantren]] yang didirikan [[Halim Ambiya]] pada 8 Februari 2012. Sejak awal pendiriannya, mengenalkan kampanye ilmu tasawuf di media sosial dan melakukan gerakan dakwah yang ''concern'' terhadap anak-anak [[punk]] dan jalanan. Tasawuf Underground pun tumbuh menjadi pesantren yang unik dan secara khusus mendidik kalangan marjinal dengan pendekatan ilmu [[Sufisme|tasawuf]] dan [[psikoterapi]].
=== Komunitas Tasawuf Underground ===
Menurut
Sejak itu,
Lebih dari 3.000 artikel dan kutipan mengenai tasawuf ditulis oleh
==== Sufi After Hours ====
Untuk mengembangkan dakwahnya, [[Halim Ambiya]] pun tak hanya menyelenggarakan pengajian ''online'', tetapi juga pengajian ''off air''. Dia membuat pengajian di rumah, kantor, dan dari kafe ke kafe dalam sebuah program yang disebutnya sebagai ''Sufi After Hours''. Kebanyakan jemaahnya adalah mereka yang mengikuti Tasawuf Underground di [[Facebook]] atau [[Instagram]].
Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian ''Sufi After Hours'' ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, beliau dikenal luas sebagai guru besar ilmu tasawuf yang mendalami filsafat dan tasawuf [[Ibnu Arabi|Syekh Ibnu Arabi]]; Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, beliau bicara seputar puisi-puisi [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi]], karena sang profesor adalah pakar dalam pemikiran [[Jalaluddin Rumi|Rumi]]; begitu juga Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., beliau adalah profesor ilmu tasawuf dan pengamal [[Tarekat (Islam)|tarekat]] yang diberi kepercayaan mengupas tentang terminologi-terminologi tasawuf kepada majelis ''underground''; serta Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A., seorang guru tarekat sekaligus akademisi yang mengenyam tradisi [[pesantren]] yang kuat dan menjadi dosen pascasarjana. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
Langkah dakwah
Secara organisatoris, Tasawuf Underground sebagai komunitas dan pondok pesantren berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04. Tahun 2015. Namun,
==== '''Merangkul Anak Punk dan Jalanan''' ====
[[Halim Ambiya]] melihat bahwa agama terlalu melangit bila hanya dipelajari di dunia maya, tidak ''down to earth.''<ref name=":
Menurutnya, anak [[punk]] dan jalanan itu unik. Cara mereka berpakaian,
Secara organisatoris, Tasawuf Underground sebagai [[komunitas]] dan [[Pesantren|pondok pesantren]] berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04 Tahun 2015. Namun, Halim Ambiya tidak menjadikan yayasan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau jabatan apa pun sebagai 'baju' yang melekat pada dirinya untuk melakukan pendekatan terhadap anak [[punk]] dan jalanan. Dia hadir sebagai Halim Ambiya secara pribadi untuk meyakinkan anak-anak binaanya. Halim Ambiya mengatakan:<blockquote>''"Tasawuf Underground itu bukan komunitas punk, tapi komunitas orang belajar ilmu tasawuf di dunia maya secara underground. Lalu, komunitas ini melakukan pemberdayaan terhadap anak punk dan jalanan."<ref name=":42">{{Cite news|date=21 Juni 2023|via=YouTube|title=TASAWUF UNDERGROUND: BUKAN KOMUNITAS ANAK PUNK!|url=https://www.youtube.com/watch?v=otDxUGP9nUY&t=329s|work=Froyonion|access-date=2 Agustus 2023}}</ref>''</blockquote>
==== Pengajian di Kolong Jembatan ====
Pada tahun 2018, Komunitas Tasawuf Underground yang dipimpin oleh
Langkah ini membuat kegiatan Tasawuf Underground menjadi viral di media sosial. Media cetak dan elekronik serta media dari dalam dan luar negeri pun semakin meramaikan kegiatan dakwahnya kolong jembatan, di depan [[Stasiun Tebet]]. Namun, Halim Ambiya tak terjebak pada [[euforia]] karena viral di media sosial. "Gara-gara viral jadi bikin masalah. Saya buat pengajian di kolong jembatan itu bukan untuk meramaikan kolong jembatan. Tapi, untuk mengajak mereka pulang," tegas Halim Ambiya.
Halim Ambiya benar, dirinya membuat pengajian di kolong jembatan justru untuk membuat program '''Pengenalan Peta Jalan Pulang'''. Dia ingin mengajak anak-anak punk dan jalanan agar meninggalkan jalanan dan ketergantungannya pada [[narkoba]] dan [[psikotropika]]. Melalui pendidikan rohani yang pernah didapatnya di [[Pondok Pesantren Suryalaya]], Halim Ambiya berusaha keras mengajak mereka agar bisa menikmati [[Salat|shalat]] dan [[Zikir|dzikir]] bersamanya. Karena itu, selain tetap menyelenggarakan pengajian di hari Jumat dan Sabtu, Halim Ambiya mulai mengenalkan konsep dzikir dan [[hidroterapi]] kepada anak binaannya. Dibantu oleh relawan, Halim Ambiya menyewa [[hotel]] atau ''guest house'' untuk menampung anak-anak binaannya agar bisa berdzikir dan mandi di kolam renang. Halim Ambiya mulai mengenalkan dzikir ''jahr,'' dzikir ''kohfi'', dan hidroterapi seperti yang dilakukan di Inabah Pondok Pesantren Suryalaya kepada mereka.
Selain itu, Halim Ambiya juga selalu mencari cara agar anak-anak binaannya meninggalkan kolong jembatan dan tidak mengamen di jalanan agar mereka terbebas dari kekerasan dan kegelapan Ibukota. Halim Ambiya pun mulai mengajak satu per satu dari mereka untuk "''mondok"'' di kantornya yang berada di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]]. Dia menyediakan kantor pribadinya untuk menampung 10 sampai 15 anak punk dan jalanan untuk menginap. Mereka disediakan tempat tinggal, makanan, serta fasilitas seperti alat sablon dan [[komputer]] agar mereka bisa berkarya.
=== Pondok Tasawuf Underground ===
Seperti umumnya, pendirian pondok atau [[pesantren]] di [[Nusantara]], lembaga pendidikan ini lahir dari gagasan dan kiprah seorang [[Kiai|Kyai]] di suatu tempat, lalu [[santri]] datang untuk belajar ilmu agama kepadanya. Setelah itu, semakin hari semakin banyak santri yang datang menimba ilmu darinya. Hal ini pun terjadi pada Pondok Tasawuf Underground. [[Halim Ambiya]] sebagai pendiri, merancang pendirian pesantren melalui strategi panjang perjalanan dakwahnya.
Halim Ambiya menyusun konsep pemberdayaan dan pendidikan dalam sebuah ''street base''—mengumpulkan anak-anak [[punk]] dan jalanan di tempat dimana mereka berkumpul. Mengajarkan ilmu agama layaknya pesantren, dari ''alif-ba-ta'' hingga pelajaran [[Fikih|fiqih]], [[tafsir]], [[hadis]] hingga [[Sufisme|tasawuf]]. Pada saat yang sama, Halim Ambiya juga membuat ''community base''—membuat jaringan [[Kesukarelaan|relawan]] dari komunitas dan jemaah ''online'' maupun ''offline'' yang dikembangkan oleh Halim Ambiya sendiri. Komunitas yang dihimpunnya ini kemudian membantu kebutuhan pendirian pondok pesantren sebagai ''central base''.
Pondok Pesantren ini menjadi sentral perekrutan santri, sekaligus menjadi tempat pendidikan dan pemberdayaan anak-anak punk dan jalanan untuk dididik secara rohani, dengan pendekatan ilmu [[Sufisme|tasawuf]] dan [[psikoterapi]], serta diberdayakan secara ekonomi dan sosial.
Uniknya, santri yang didik di Pondok Tasawuf Underground mayoritas dari kalangan anak-anak punk dan jalanan, Maka, lembaga pendidikan ini memiliki metode pembelajaran dan [[kurikulum]] berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya. Pondok ini tidak memiliki [[kalender akademik]] yang formal, karena setiap saat bisa menerima santri kapan pun.
Di pondok ini, dipelajari ilmu baca tulis [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]], [[bahasa Arab]], [[Fikih|fiqih]], [[tauhid]], [[sejarah Islam]], [[hadis]], [[tafsir]], dan [[Sufisme|tasawuf]]. Metode pengajarannya seperti pondok pesantren Nahdliyyin, yakni dengan menggunakan [[Kitab kuning|kitab-kitab kuning]]. Santri-santri Tasawuf Underground mengikuti kajian kitab [[Safinatun Najah|Safinatun-Najah]] karya Syekh Salim bin Abdullah al-Hadrami, kitab [[Bulughul Maram]] karya [[Ibnu Hajar al-'Asqalani|Syekh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani]], kitab Aqidatul Awam karya Syekh Sayyid Ahmad Marzuqi, Tafsir Jalalain karya [[Jalaluddin al-Mahalli|Syekh Jalaluddin Al-Mahalli]] dan [[Jalaluddin as-Suyuthi|Syekh Jalaluddin As-Suyuthi]], kitab Nashaihul ‘Ibad karya [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi Al-Bantani]], kitab [[Arbain Nawawi]] karya [[Abu Zakaria Muhyuddin an-Nawawi|Imam Nawawi]], kitab Al-Hikam karya [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari|Syekh Ibnu Atha’illah]], kitab Sirrul Asrar, kitab Fathu Rabbani, dan kitab Futuhul Ghaib karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]], kitab [[Minhajul Abidin]], kitab Al-Mawa’izh fi Al-Ahadis Al-Qudsiyyah, dan kitab [[Ihya Ulumuddin]] karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]].
Santri Pondok Tasawuf Underground tidak dikenakan biaya sepeser pun. Semua pembiayaan ditanggung oleh pondok pesantren yang dikelola oleh Yayasan Bahjatun-Nufus. Kyai Halim Ambiya sebagai sentral figur, pendiri dan pengasuh Pondok Tasawuf Underground menjadi pengajar utama bagi para santri, terutama pada mata pelajaran tauhid, fiqih, dan tasawuf.
Beberapa pengajar di pondok ini, antara lainnya, Ustadz M. Yusni Amru Ghazali, M.Si., Ustadz Tata Septa Yudha, M.Si., Ustadz Ibnu Sina, M.Si., Ustadz Ade Irfan Abdurrahman, M.Si., Ustadz Abdul Hamid Mahmudi S.Ag., Ustadz Rizqi Suripto dan Ustadz Fakhruddin, serta tim pengajar metode Amtsilati Korwil [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]].
Pendidikan di Pondok Tasawuf Underground tertuang dalam beberapa aspek penting, diantaranya:
'''Pertama,''' ''Pendidikan Rohani''. Penggemblengan pendidikan rohani ini dimulai sejak awal rekrutmen. Para santri diajarkan pentingnya pengetahuan [[Fardu ain|fardhu ain]] dan [[Fardu kifayah|fardhu kifayah]], terutama belajar dan praktik [[Wudu|wudhu]], [[Bersuci dalam Islam|thaharah]], [[Salat|shalat]], dan [[Zikir|dzikir]]. Tasawuf Underground menggunakan model Inabah [[Pondok Pesantren Suryalaya]]. Hal ini disadari karena peserta didik di pesantren ini adalah anak-anak [[punk]] dan jalanan yang terpapar [[narkoba]] dan [[psikotropika]]. Karena itu, masa 3 bulan pertama berfokus pada pelepasan mental jalanan dan menghilangkan ketergantungan terhadap obat-obatan berbahaya dengan menggunakan metode shalat, dzikir dan [[hidroterapi]]. Peserta didik diarahkan untuk mengikuti kegiatan pesantren yang dipantau selama 24 jam.
'''Kedua,''' ''Pendidikan Agama Islam.'' Pada tahap kedua pembelajaran, para santri mulai dikenalkan dengan pelajaran [[bahasa Arab]], [[tauhid]], [[Fikih|fiqih]], [[Akidah Islam|aqidah]] [[akhlak]], [[tafsir]], [[hadis]], dan [[Sufisme|tasawuf]]. Karena masing-masing santri berbeda umur, berbeda kemampuan, dan jenjang pendidikan di awal masuk Pondok Tasawuf Underground, maka mereka dipisahkan dalam beberapa kelas dan pengajian kitab yang berbeda-beda.
'''Ketiga,''' ''Pendidikan Kewirausahaan.'' Seluruh santri mendapatkan peluang yang sama untuk mengikuti pelatihan-pelatihan [[Kewiraswastaan|kewirausahaan]] sesuai dengan bidang minat dan bakat yang diinginkannya, antara lain, pelatihan [[sablon]], pelatihan [[komputer]], [[desain grafis]], pelatihan [[Pramukopi|barista]], pelatihan perbengkelan motor, pelatihan laundry sepatu, dan sebagainya. Para santri juga berkesempatan untuk magang dan bekerja di lini usaha milik pondok, seperti kafe, laundry, bengkel motor, cucian mobil, kios buah-buahan, dan penjualan motor ''custom''.
'''Keempat,''' ''Pendidikan Seni dan Kebudayaan.'' Pondok Tasawuf Underground menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan yang sangat menunjang bagi mental dan spiritual para santri, antara lain, pelatihan [[teater]], [[musik]], dan [[Foto jurnalistik|fotografi jurnalistik]].
'''Kelima,''' ''Pendidikan Formal.'' Seluruh santri diarahkan untuk melanjutkan jenjang pendidikan formal. Karena sebagian besar anak-anak punk dan jalanan adalah mereka yang putus sekolah, maka Pondok Tasawuf Underground bekerja sama dengan [[Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat|Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)]] mengadakan kegiatan belajar paket A, B, dan C untuk para santri. Bahkan, santri yang berprestasi mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan jejang pendidikan di [[perguruan tinggi]].
Saat ini, Pondok Tasawuf Underground berada
Konsep Pengenalan '''Peta Jalan Pulang''' adalah sebuah metode dakwah yang diinisiasi oleh
Terapi dzikir dan hidroterapi
"Kalau saya hanya mengajarkan shalat dan dzikir, mengajarkan mereka mengaji dan baca kitab, lalu mereka tetap mengamen di jalanan, apa jadinya? Mereka bisa ''mabok maning, mabok maning''. Maka, harus dibekali kemampuan bekerja dan berwirausaha. Agar dia bisa pulang ke rumahnya, menjadi pribadi baru yang bermartabat," jelas Halim Ambiya.
Halim Ambiya tidak menggunakan istilah "hijrah" dalam syiar dakwahnya. Hal ini bukan karena ingin berbeda dengan tren kaum [[milenial]] yang sedang marak sekarang. Namun, lebih karena alasan mendasar dari konsep dakwah yang digelutinya. "Kadang tidak tepat dikatakan hijrah. Misalnya, saya berhasil menyadarkan ahli tato untuk meninggalkan pekerjaannya mentato tubuh, karena melanggar syariat. Lalu, saya mengajarkannya desain grafis, melukis di kanvas, dan desain interior. Akhirnya beralih pekerjaan barunya menjadi pelukis dan desainer. Keahliannya melukis tetap dipertahankan, tetapi diubah dari melukis tubuh beralih ke melukis kanvas dan dinding. Lalu, dia hanya butuh tekad bertobat dan mencari pekerjaan halal. Dia bahkan tak perlu meninggalkan jalanan," tuturnya.
▲Saat ini, Pondok Tasawuf Underground berada di sebuah ruko di Komplek Ruko Ciputat, [[Kota Tangerang Selatan]]. Di ruko tiga lantai itu, ada puluhan anak punk dan jalanan yang ''mondok''. Mereka tinggal di sana sekaligus mengaji layaknya di pondok pesantren.<ref>{{Cite news|last=Nurmansyah|first=Rizki|date=22 April 2021|title=Mengenal Tasawuf Underground, Pesantrennya Anak Punk Jalanan di Tangsel|url=https://jakarta.suara.com/read/2021/04/22/080500/mengenal-tasawuf-underground-pesantrennya-anak-punk-jalanan-di-tangsel?page=3|work=suarajakarta.id|access-date=30 Juli 2023}}</ref>
Menurut Halim Ambiya, istilah Peta Jalan Pulang sebenarnya adalah pemahaman makna dan pelaksanaan pertobatan.<ref>{{Cite journal|last=Muaz|first=Abdul|last2=Ahmad|first2=Adang Darmawan|date=2019-12-14|title=PSYCHO-SUFISTIC THERAPY OF UNDERGROUND SUFISM MOVEMENT:A HEALING METHOD AGAINST PUNK COMMUNITY IN JAKARTA|url=https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teosofia/article/view/5302|journal=Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism|language=en|volume=8|issue=2|pages=131–144|doi=10.21580/tos.v8i2.5302|issn=2540-8186}}</ref> "Karena ''tawbah'' atau ''inabah'' sebenarnya berarti 'kembali' atau 'pulang' ke pangkal jalan. Tapi kan tidak mungkin saya ketemu anak punk dan jalanan, lalu teriak "Ayo tobat, Bro!"" tegasnya. Jadi, penggunakan istilah "Jalan Pulang" bukan hanya sekadar [[eufemisme]], tetapi lebih pada pertimbangan metodologis.<ref name=":4">{{Cite news|date=21 Juni 2023|via=YouTube|title=TASAWUF UNDERGROUND: BUKAN KOMUNITAS ANAK PUNK!|url=https://www.youtube.com/watch?v=otDxUGP9nUY&t=329s|work=Froyonion|access-date=2 Agustus 2023}}</ref>
▲==== Konsep Pengenalan "Peta Jalan Pulang" ====
▲Konsep Pengenalan '''Peta Jalan Pulang''' adalah sebuah metode dakwah yang diinisiasi oleh Ustadz [[Halim Ambiya]] dalam melakukan pendekatan terhadap para anak punk dan jalanan binaannya. Jalan pulang yang dimaksud adalah jalan pulang kepada Allah SWT dan jalan pulang kepada keluarga, kembali kepada orang tua. Jalan pulang kepada Allah SWT yakni melalui pendidikan rohani, dzikir, dan hidroterapi. Jalan pulang kepada keluarga yakni melakukan pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan layak yang sesuai dengan hobi dan potensi mereka masing-masing.
"Dalam tasawuf, tobat adalah maqam pertama. Pertobatan adalah stasiun pertama yang harus dilalui seorang [[salik]] dalam menjalankan laku spiritual. Konsep ini tertuang dalam kitab Sirrul Asrar karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]. Seluruh [[nabi]] dan [[rasul]] saja mencontohkan konsep pertobatan. [[Muhammad|Rasulullah]] saja beristigfar sampai 100 kali setiap hari. Maka pertobatan adalah bahan bakar utama untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik," jelas Halim Ambiya.<ref>{{Cite journal|last=Abdurahman|first=Ade Irfan|last2=Saputra|first2=Faisal Tomi|date=2021-10-01|title=Communication Strategy of Tasawuf Underground Community in Da’wah Towards Punk Community|url=https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/komunika/article/view/4595|journal=KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi|language=en|volume=15|issue=2|pages=173–190|doi=10.24090/komunika.v15i2.4595|issn=2548-9496}}</ref>
▲Terapi dzikir dan hidroterapi, sebut dia, menjadi cara yang digunakan di Tasawuf Underground. Nantinya, setelah lepas dari kecanduan narkotika, anak tersebut akan diajak bicara tentang apa saja keahlian mereka yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup.<ref>{{Cite news|last=Asmail|first=Megiza|date=15 Desember 2018|title=Mencari peta jalan pulang dari bawah kolong jembatan|url=https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/mencari-peta-jalan-pulang-dari-bawah-kolong-jembatan/1338878|work=Anadolu Agency Turki|access-date=30 Juli 2023}}</ref>
== Referensi ==
|