Tasawuf Underground: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Nirwanjerryson (bicara | kontrib)
Penambahan ringkasan tentang Tasawuf Underground dan materi tentang Pesantren (akan di update berkala)
Baris 10:
| location = Komplek Ruko Ciputat, Jl. RE Martadinata Blok C No. 27, [[Ciputat, Tangerang Selatan]], [[Banten]], [[Indonesia]]
}}
 
'''Tasawuf Underground''' adalah komunitas, lembaga pendidikan dan pemberdayaan sosial, serta merupakan pondok [[pesantren]] yang didirikan [[Halim Ambiya]] pada 8 Februari 2012. Sejak awal pendiriannya, mengenalkan kampanye ilmu tasawuf di media sosial dan melakukan gerakan dakwah yang ''concern'' terhadap anak-anak [[punk]] dan jalanan. Tasawuf Underground pun tumbuh menjadi pesantren yang unik dan secara khusus mendidik kalangan marjinal dengan pendekatan ilmu [[Sufisme|tasawuf]] dan [[psikoterapi]].
 
=== Komunitas Tasawuf Underground ===
'''TasawufSebagai Underground'''komunitas, sebagaiTasawuf komunitasUndergroun yangpertama didirikandikenalkan oleh [[Halim Ambiya]] pada tanggal 8 Februari 2012. Dibantu oleh sahabatnya, Ade Irfan Abdurahman, membuatmelalui akun ''fans page'' dengan akun pribadinya di [[Facebook]] dengan nama “Tasawuf Underground”Underground.” Melalui unggahan artikel-artikel ilmiah tentang tasawuf yang ringan, inspiratif dan penuh hikmah, Halim Ambiya menyebarkan virus-virus cinta tasawuf dan dakwah yang ramah dan penuh cinta kasih.
 
Menurut [[Halim Ambiya]], tujuan pendirian Tasawuf Underground untuk menjawab kegelisahan intelektualnya yang melihat miskinnya tradisi ilmiah di media sosial seperti [[Facebook]] dan [[Instagram]]. Dia melihat lemahnya pembelajaran ilmu tasawuf melalui media sosial. HalimDirinya merasa geram ketika melihat pembahasan tasawuf berkutat pada masalah [[klenik]] dan [[Mistisisme|mistis]] semata.
 
Sejak itu, [[Halim Ambiya]] mulai mengunggah kutipan dan kajian hikmah tasawuf yang bersumber dari kitab-kitab rujukan ilmu tasawuf seperti, kitab Al-Hikam karya [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari|Syekh Ibnu Atha'illah]]; kitab Sirrul-Asrar, Fathu Rabbani, Al-Ghunyah, Futuhul-Ghaib, Tafsir Al-Jailani karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]; kitab Ihya Ulumuddin, Minhajul Abidin, Bidayatul Hidayah, Al-Mawaizh fi Al-Ahadis Al-Qudsiyyah karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]]; kitab Risalah Al-Qusyairiyah karya [[Al-Qusyairi|Imam Al-Qusyairi]]; kitab Matsnawi dan Fihi Ma Fihi karya [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi,]] dan kitab-kitab rujukan ilmu tasawuf lainnya. Tujuannya agar masyarakat di media sosial mendapatkan pelajaran ilmu tasawuf dari rujukan ilmu yang representatif.
 
Lebih dari 3.000 artikel dan kutipan mengenai tasawuf ditulis oleh [[Halim Ambiya]] dan diunggah melalui [[Facebook]] dan [[Instagram]] Tasawuf Underground. “Secara ''underground'', jemaah saya bisa membaca kalimat-kalimat hikmah dari tokoh dan ulama tasawuf yang otoritatif sekaligus sumber kitab rujukannya. Mereka bisa membaca materi tasawuf di bus, kantor, kamar atau kampus, secara sembunyi-sembunyi, secara ''underground'' melalui Facebook dan Instagram Tasawuf Underground,” tuturnya.
 
==== Sufi After Hours ====
Untuk mengembangkan dakwahnya, [[Halim Ambiya]] pun tak hanya menyelenggarakan pengajian ''online'', tetapi juga pengajian ''off air''. Dia membuat pengajian di rumah, kantor, dan dari kafe ke kafe dalam sebuah program yang disebutnya sebagai ''Sufi After Hours''. Kebanyakan jemaahnya adalah mereka yang mengikuti Tasawuf Underground di [[Facebook]] atau [[Instagram]]. [[Halim Ambiya]] mengangkat diskusi tasawuf secara akademik dan uraian ilmiah. Hal ini merupakan langkah yang tidak biasa. Dia mengundang profesor-profesor yang mendalami ilmu tasawuf dan filsafat Islam dalam forum pengajian yang diselenggaran oleh Tasawuf Underground dalam ''Sufi After Hours''.
 
Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian ''Sufi After Hours'' ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, beliau dikenal luas sebagai guru besar ilmu tasawuf yang mendalami filsafat dan tasawuf [[Ibnu Arabi|Syekh Ibnu Arabi]]; Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, beliau bicara seputar puisi-puisi [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi]], karena sang profesor adalah pakar dalam pemikiran [[Jalaluddin Rumi|Rumi]]; begitu juga Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., beliau adalah profesor ilmu tasawuf dan pengamal [[Tarekat (Islam)|tarekat]] yang diberi kepercayaan mengupas tentang terminologi-terminologi tasawuf kepada majelis ''underground''; serta Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A., seorang guru tarekat sekaligus akademisi yang mengenyam tradisi [[pesantren]] yang kuat dan menjadi dosen pascasarjana. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
 
Langkah dakwah [[Halim Ambiya]] di media sosial mendapat sambut besar. Akun ''fans page'' [[Facebook]] Tasawuf Underground mencapai 343K ''likes'' dan 462K ''followers''.<ref>{{Cite web|title=Tasawuf Underground|url=https://www.facebook.com/tasawufunderground|website=www.facebook.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> Sedangkan di akun [[Instagram]] mencapai 106K ''followers''.<ref>{{Cite web|title=Halim Ambiya (@tasawufunderground) • Foto dan video Instagram|url=https://www.instagram.com/tasawufunderground/|website=www.instagram.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> [[Halim Ambiya]] dengan Tasawuf Underground-nya berhasil viral dan menjadi perbincangan saat mengunggah video Shalawat Jaran Goyang, Shalawat Versi Despacito, Shalawat Versi Baby Shark, dan Shalawat Versi Doraemon yang dibuat oleh [[Nasyid|grup nasyid]] Aleehya, pimpinan Ari Zaenal.
 
Secara organisatoris, Tasawuf Underground sebagai komunitas dan pondok pesantren berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04. Tahun 2015. Namun, [[Halim Ambiya]] tidak menjadikan yayasan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau jabatan apa pun sebagai 'baju' yang melekat pada dirinya untuk melakukan pendekatan terhadap anak punk dan jalanan. Dia hadir sebagai [[Halim Ambiya]] secara pribadi untuk meyakinkan anak-anak binaanya.
 
==== '''Merangkul Anak Punk dan Jalanan''' ====
[[Halim Ambiya]] melihat bahwa agama terlalu melangit bila hanya dipelajari di dunia maya, tidak ''down to earth.''<ref name=":004">{{Cite news|date=31 Mei 2019|via=YouTube|title=HALIM AMBIYA, PENDIRI TASAWUF UNDERGROUND {{!}} HITAM PUTIH (31/05/19) PART 2|url=https://www.youtube.com/watch?v=MzdY9FaNIO0|work=TRANS7 OFFICIAL|type=Video|access-date=29 Juli 2023}}</ref> Dari pemikiran itu, dia mencoba untuk melakukan pendekatan terhadap anak [[punk]] dan jalanan secara pribadi. Di akhir tahun 20172016, [[Halim Ambiya]] mulai merangkul anak-anak punk dan jalanan di sekitar [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]] dengan lebih intensif. Awalnya, Halim mendekati mereka di perempatan Gaplek, [[Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan|Pondok Cabe]], [[Kota Tangerang Selatan]] dengan cara berkawan. “Di awal kita ngopi bareng. Lambat laun mereka sendiri yang mau belajar ngaji dan shalat,” tuturnya.<ref>{{Cite news|last=AfdhalKhoiri|first=MuhammadIlham|last2=Suwarna|first2=Budi|date=1211 Januari 2021|title=Halim Ambiya, Ustadnya Anak Jalanan|url=https://jatmanwww.orkompas.id/baca/sosok/2021/01/11/halim-ambiya-ustadnyatasawuf-underground-untuk-anak-jalanan/|work=JATMAN Onlinekompas.id|access-date=302 JuliAgustus 2023}}</ref> Halim tidak mengenalkan dirinya sebagai ustadz[[Ustaz|Ustadz]] atau kyai[[Kiai|Kyai]] di hadapan anak-anak punk dan jalanan, melainkan hadir menjadisebagai sahabat bagi anak-anak punk dan jalanan, datang sebagai guru bagi mereka, serta menjadi ayah ideologis bagi mereka.<ref name=":112">{{Cite news|date=9 April 2021|via=YouTube|title=Halim Ambiya Sempat Risih Dipanggil Ustadz, Apa Alasannya? {{!}} E-Talkshow tvOne|url=https://www.youtube.com/watch?v=vk-biMu_UqE|work=tvOneNews|type=Video|access-date=29 Juli 2023}}</ref> [[Halim Ambiya]] mengungkapkan:<blockquote>''"Rasulullah tidak memanggil Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali sebagai 'tilmid' atau 'thalib', tapi memanggilnya sebagai 'shohib', sebagai sahabat. Jadi, konsep persahabatan adalah metodologi dakwah yang paling pas. Karenanya, perlu mendekati anak punk dan jalanan itu dengan sebuah konsep persahabatan."''<ref name=":112" /></blockquote>Melalui kegiatan nyata sosial, kemanusiaan dan keagamaan, [[Halim Ambiya]] ingin agar pengamalan ilmu [[Sufisme|tasawuf]] dapat dirasakan dampaknya bagi masyarakat luas. Salah satu model dakwah tasawuf yang dia lakukan adalah dengan pemberdayaan anak [[punk]] dan jalanan, baik secara agama, ekonomi, dan sosial. “Tasawuf bukan hanya ilmu langit, tapi juga ilmu bumi. Ilmu yang penerapannya vertikal dan horizontal, ''habblum minallah wa hablum minannas,”'' tuturnya lagi.
 
[[Halim Ambiya]] menjelaskan bahwa tujuannya merangkul anak [[punk]] dan jalanan sebagai anak binaan adalah karena masyarakat marjinal ini tak tersentuh oleh para juru dakwah pada umumnya. Ini adalah program yang sangat menantang bagi Halim Ambiya. “Sebab, ilmu tasawuf boleh dikatakan sebagai bagian dari [[psikologi]] dan [[psikoterapi]] dalam Islam, maka saatnya saya mempraktikkannya untuk merangkul anak punk dan jalanan. Sebagian besar dari mereka berlatar belakang keluarga ''broken home,'' terpapar [[narkoba]], sekspergaulan dan pergaulan[[Seks di luar nikah|seks bebas]], kenakalan remaja, dan kriminalitas lainnya, maka menjadi ranah dakwah yang jarang disentuh. Dari situ, akhirnya ada upaya berbagi cerita, berbagi berkah, dan berbagi ilmu. Mereka sendiri yang ingin ikut bergabung dengan saya, ikut mengaji, dan belajar shalat,” lanjutnya.<ref>{{Cite news|last=Celesta|first=Nada|date=28 Agustus 2022|title=Kisah Ustaz 'Punk', Dirikan Pesantren untuk Punkers Jalanan|url=https://news.detik.com/berita/d-6258339/kisah-ustaz-punk-dirikan-pesantren-untuk-punkers-jalanan|work=detikNews|access-date=3029 Juli 2023}}</ref>
 
Menurutnya, anak [[punk]] dan jalanan itu unik. Cara mereka berpakaian, ''style''gaya rambut, dan gaya hidup mereka pun berbeda dan sangat mencolok. Hobi musiknya pun berbeda, cara berpikir dan [[ideologi]] mereka yang anti kemapanan dan selalu melakukan pemberontakan terhadap keluarga dan masyarakat menjadikan mereka dicap negatif darioleh masyarakat luas. Stigma masyarakat seperti itu yang sedang ditentang oleh [[Halim Ambiya]] melalui serangkaian dakwah yang merangkul dan bukan memukul. “Bagi saya, punk itu bukan kriminal, tapi hanya sekadar gaya hidup dan aliran musik yang patut dihargai. Maka, tugas kita adalah membawa mereka ke jalur yang benar, menjauhkan dari narkoba dan tindak kriminal lainnya,” ungkap Halim.
 
Secara organisatoris, Tasawuf Underground sebagai [[komunitas]] dan [[Pesantren|pondok pesantren]] berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04 Tahun 2015. Namun, Halim Ambiya tidak menjadikan yayasan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau jabatan apa pun sebagai 'baju' yang melekat pada dirinya untuk melakukan pendekatan terhadap anak [[punk]] dan jalanan. Dia hadir sebagai Halim Ambiya secara pribadi untuk meyakinkan anak-anak binaanya. Halim Ambiya mengatakan:<blockquote>''"Tasawuf Underground itu bukan komunitas punk, tapi komunitas orang belajar ilmu tasawuf di dunia maya secara underground. Lalu, komunitas ini melakukan pemberdayaan terhadap anak punk dan jalanan."<ref name=":42">{{Cite news|date=21 Juni 2023|via=YouTube|title=TASAWUF UNDERGROUND: BUKAN KOMUNITAS ANAK PUNK!|url=https://www.youtube.com/watch?v=otDxUGP9nUY&t=329s|work=Froyonion|access-date=2 Agustus 2023}}</ref>''</blockquote>
 
==== Pengajian di Kolong Jembatan ====
Pada tahun 2018, Komunitas Tasawuf Underground yang dipimpin oleh Ustadz [[Halim Ambiya|Ustadz Halim Ambiya]] rutin menggelar pengajian di kolong-kolongbeberapa jembatantitik sekitar [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]], Adaseperti di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], [[Sawangan, Depok|Sawangan]], [[Parung, Bogor|Parung]], [[Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan|Pondok Ranji]], [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], dan [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat|Kebon Jeruk]]. Terdapat sekitar 120 anak [[punk]] dan jalanan binaan Tasawuf Underground di seluruh [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]]. Pada November 2018, untukHalim Ambiya secara khusus membuat pengajian di kolong jembatan [[Tebet, Jakartasetiap Selatan|Tebet]],hari [[KotaJumat Administrasipukul Jakarta14.00-17.00 Selatan|JakartaWIB Selatan]],dan adahari sebanyakSabtu pukul 13.00-16.00 WIB. Terdapat sekitar 40 anak punk dan jalanan binaan yang mulai mengaji di sana.<ref>{{Cite news|last=Saputra|first=Andrian|date=2 Desember 2020|title=Apa Jadinya Jika Anak-Anak Punk Mengaji di Kolong Jembatan|url=https://khazanah.republika.co.id/berita/qkq13k320/apa-jadinya-jika-anakanak-punk-mengaji-di-kolong-jembatan|work=Republika|access-date=3027 Juli 2023}}</ref>
 
UstadzDibantu oleh para [[Halim AmbiyaKesukarelaan|relawan]] dan para relawan mendidik, puluhan anak punk dan jalanan untuk belajar membaca Iqra[[Iqro]] hingga [[Al-QuranQur'an|Al-Qu'ran]], tata cara [[Wudu|wudhu]], memahami makna bacaan [[Salat|shalat]] beserta makna geraknya, dan bimbingan konseling. Relawan ini adalah pengikut akun media sosial Tasawuf Underground dari [[Facebook]] dan [[Instagram]] yang merasa terpanggil untuk membantu gerakan dakwah Halim Ambiya. Mereka hadir dengan suka rela hingga menawarkan pekerjaan kepada anak-anak punk dan jalanan. MerekaRelawan hadirini dari berbagai macam profesi, seperti [[dokter]], pengusaha[[mahasiswa]], tentara[[notaris]], notaris[[pengacara]], [[Pebisnis|pengusaha]], [[Prajurit|tentara]], dan sebagainya.<ref name=":003">{{Cite news|date=31 Mei 2019|via=YouTube|title=HALIM AMBIYA, PENDIRI TASAWUF UNDERGROUND {{!}} HITAM PUTIH (31/05/19) PART 2|url=https://www.youtube.com/watch?v=MzdY9FaNIO0|work=TRANS7 OFFICIAL|type=Video|access-date=29 Juli 2023}}</ref>
 
Langkah ini membuat kegiatan Tasawuf Underground menjadi viral di media sosial. Media cetak dan elekronik serta media dari dalam dan luar negeri pun semakin meramaikan kegiatan dakwahnya kolong jembatan, di depan [[Stasiun Tebet]]. Namun, Halim Ambiya tak terjebak pada [[euforia]] karena viral di media sosial. "Gara-gara viral jadi bikin masalah. Saya buat pengajian di kolong jembatan itu bukan untuk meramaikan kolong jembatan. Tapi, untuk mengajak mereka pulang," tegas Halim Ambiya.
 
Halim Ambiya benar, dirinya membuat pengajian di kolong jembatan justru untuk membuat program '''Pengenalan Peta Jalan Pulang'''. Dia ingin mengajak anak-anak punk dan jalanan agar meninggalkan jalanan dan ketergantungannya pada [[narkoba]] dan [[psikotropika]]. Melalui pendidikan rohani yang pernah didapatnya di [[Pondok Pesantren Suryalaya]], Halim Ambiya berusaha keras mengajak mereka agar bisa menikmati [[Salat|shalat]] dan [[Zikir|dzikir]] bersamanya. Karena itu, selain tetap menyelenggarakan pengajian di hari Jumat dan Sabtu, Halim Ambiya mulai mengenalkan konsep dzikir dan [[hidroterapi]] kepada anak binaannya. Dibantu oleh relawan, Halim Ambiya menyewa [[hotel]] atau ''guest house'' untuk menampung anak-anak binaannya agar bisa berdzikir dan mandi di kolam renang. Halim Ambiya mulai mengenalkan dzikir ''jahr,'' dzikir ''kohfi'', dan hidroterapi seperti yang dilakukan di Inabah Pondok Pesantren Suryalaya kepada mereka.
 
Selain itu, Halim Ambiya juga selalu mencari cara agar anak-anak binaannya meninggalkan kolong jembatan dan tidak mengamen di jalanan agar mereka terbebas dari kekerasan dan kegelapan Ibukota. Halim Ambiya pun mulai mengajak satu per satu dari mereka untuk "''mondok"'' di kantornya yang berada di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]]. Dia menyediakan kantor pribadinya untuk menampung 10 sampai 15 anak punk dan jalanan untuk menginap. Mereka disediakan tempat tinggal, makanan, serta fasilitas seperti alat sablon dan [[komputer]] agar mereka bisa berkarya.
 
=== Pondok Tasawuf Underground ===
Seperti umumnya, pendirian pondok atau [[pesantren]] di [[Nusantara]], lembaga pendidikan ini lahir dari gagasan dan kiprah seorang [[Kiai|Kyai]] di suatu tempat, lalu [[santri]] datang untuk belajar ilmu agama kepadanya. Setelah itu, semakin hari semakin banyak santri yang datang menimba ilmu darinya. Hal ini pun terjadi pada Pondok Tasawuf Underground. [[Halim Ambiya]] sebagai pendiri, merancang pendirian pesantren melalui strategi panjang perjalanan dakwahnya.
Setelah melakukan pendekatan dan pendampingan bagi anak punk dan jalanan di kolong jembatan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan|Pondok Ranji]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], dan [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], [[Halim Ambiya]] memutuskan untuk mendirikan ''central base'' untuk mereka. Awalnya, dia menjadikan kantor pribadinya sebagai tempat singgah bagi anak punk dan jalanan binaannya.
 
Halim Ambiya menyusun konsep pemberdayaan dan pendidikan dalam sebuah ''street base''—mengumpulkan anak-anak [[punk]] dan jalanan di tempat dimana mereka berkumpul. Mengajarkan ilmu agama layaknya pesantren, dari ''alif-ba-ta'' hingga pelajaran [[Fikih|fiqih]], [[tafsir]], [[hadis]] hingga [[Sufisme|tasawuf]]. Pada saat yang sama, Halim Ambiya juga membuat ''community base''—membuat jaringan [[Kesukarelaan|relawan]] dari komunitas dan jemaah ''online'' maupun ''offline'' yang dikembangkan oleh Halim Ambiya sendiri. Komunitas yang dihimpunnya ini kemudian membantu kebutuhan pendirian pondok pesantren sebagai ''central base''.
 
Pondok Pesantren ini menjadi sentral perekrutan santri, sekaligus menjadi tempat pendidikan dan pemberdayaan anak-anak punk dan jalanan untuk dididik secara rohani, dengan pendekatan ilmu [[Sufisme|tasawuf]] dan [[psikoterapi]], serta diberdayakan secara ekonomi dan sosial.
 
Uniknya, santri yang didik di Pondok Tasawuf Underground mayoritas dari kalangan anak-anak punk dan jalanan, Maka, lembaga pendidikan ini memiliki metode pembelajaran dan [[kurikulum]] berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya. Pondok ini tidak memiliki [[kalender akademik]] yang formal, karena setiap saat bisa menerima santri kapan pun.
 
Di pondok ini, dipelajari ilmu baca tulis [[Al-Qur'an|Al-Qur’an]], [[bahasa Arab]], [[Fikih|fiqih]], [[tauhid]], [[sejarah Islam]], [[hadis]], [[tafsir]], dan [[Sufisme|tasawuf]]. Metode pengajarannya seperti pondok pesantren Nahdliyyin, yakni dengan menggunakan [[Kitab kuning|kitab-kitab kuning]]. Santri-santri Tasawuf Underground mengikuti kajian kitab [[Safinatun Najah|Safinatun-Najah]] karya Syekh Salim bin Abdullah al-Hadrami, kitab [[Bulughul Maram]] karya [[Ibnu Hajar al-'Asqalani|Syekh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani]], kitab Aqidatul Awam karya Syekh Sayyid Ahmad Marzuqi, Tafsir Jalalain karya [[Jalaluddin al-Mahalli|Syekh Jalaluddin Al-Mahalli]] dan [[Jalaluddin as-Suyuthi|Syekh Jalaluddin As-Suyuthi]], kitab Nashaihul ‘Ibad karya [[Nawawi al-Bantani|Syekh Nawawi Al-Bantani]], kitab [[Arbain Nawawi]] karya [[Abu Zakaria Muhyuddin an-Nawawi|Imam Nawawi]], kitab Al-Hikam karya [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari|Syekh Ibnu Atha’illah]], kitab Sirrul Asrar, kitab Fathu Rabbani, dan kitab Futuhul Ghaib karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]], kitab [[Minhajul Abidin]], kitab Al-Mawa’izh fi Al-Ahadis Al-Qudsiyyah, dan kitab [[Ihya Ulumuddin]] karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]].  
 
Santri Pondok Tasawuf Underground tidak dikenakan biaya sepeser pun. Semua pembiayaan ditanggung oleh pondok pesantren yang dikelola oleh Yayasan Bahjatun-Nufus. Kyai Halim Ambiya sebagai sentral figur, pendiri dan pengasuh Pondok Tasawuf Underground menjadi pengajar utama bagi para santri, terutama pada mata pelajaran tauhid, fiqih, dan tasawuf.
 
Beberapa pengajar di pondok ini, antara lainnya, Ustadz M. Yusni Amru Ghazali, M.Si., Ustadz Tata Septa Yudha, M.Si., Ustadz Ibnu Sina, M.Si., Ustadz Ade Irfan Abdurrahman, M.Si., Ustadz Abdul Hamid Mahmudi S.Ag., Ustadz Rizqi Suripto dan Ustadz Fakhruddin, serta tim pengajar metode Amtsilati Korwil [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]].
 
Pendidikan di Pondok Tasawuf Underground tertuang dalam beberapa aspek penting, diantaranya:
 
'''Pertama,''' ''Pendidikan Rohani''. Penggemblengan pendidikan rohani ini dimulai sejak awal rekrutmen. Para santri diajarkan pentingnya pengetahuan [[Fardu ain|fardhu ain]] dan [[Fardu kifayah|fardhu kifayah]], terutama belajar dan praktik [[Wudu|wudhu]], [[Bersuci dalam Islam|thaharah]], [[Salat|shalat]], dan [[Zikir|dzikir]]. Tasawuf Underground menggunakan model Inabah [[Pondok Pesantren Suryalaya]]. Hal ini disadari karena peserta didik di pesantren ini adalah anak-anak [[punk]] dan jalanan yang terpapar [[narkoba]] dan [[psikotropika]]. Karena itu, masa 3 bulan pertama berfokus pada pelepasan mental jalanan dan menghilangkan ketergantungan terhadap obat-obatan berbahaya dengan menggunakan metode shalat, dzikir dan [[hidroterapi]]. Peserta didik diarahkan untuk mengikuti kegiatan pesantren yang dipantau selama 24 jam.
 
'''Kedua,''' ''Pendidikan Agama Islam.'' Pada tahap kedua pembelajaran, para santri mulai dikenalkan dengan pelajaran [[bahasa Arab]], [[tauhid]], [[Fikih|fiqih]], [[Akidah Islam|aqidah]] [[akhlak]], [[tafsir]], [[hadis]], dan [[Sufisme|tasawuf]]. Karena masing-masing santri berbeda umur, berbeda kemampuan, dan jenjang pendidikan di awal masuk Pondok Tasawuf Underground, maka mereka dipisahkan dalam beberapa kelas dan pengajian kitab yang berbeda-beda.  
 
'''Ketiga,''' ''Pendidikan Kewirausahaan.'' Seluruh santri mendapatkan peluang yang sama untuk mengikuti pelatihan-pelatihan [[Kewiraswastaan|kewirausahaan]] sesuai dengan bidang minat dan bakat yang diinginkannya, antara lain, pelatihan [[sablon]], pelatihan [[komputer]], [[desain grafis]], pelatihan [[Pramukopi|barista]], pelatihan perbengkelan motor, pelatihan laundry sepatu, dan sebagainya. Para santri juga berkesempatan untuk magang dan bekerja di lini usaha milik pondok, seperti kafe, laundry, bengkel motor, cucian mobil, kios buah-buahan, dan penjualan motor ''custom''.  
 
'''Keempat,''' ''Pendidikan Seni dan Kebudayaan.'' Pondok Tasawuf Underground menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan yang sangat menunjang bagi mental dan spiritual para santri, antara lain, pelatihan [[teater]], [[musik]], dan [[Foto jurnalistik|fotografi jurnalistik]].
 
'''Kelima,''' ''Pendidikan Formal.'' Seluruh santri diarahkan untuk melanjutkan jenjang pendidikan formal. Karena sebagian besar anak-anak punk dan jalanan adalah mereka yang putus sekolah, maka Pondok Tasawuf Underground bekerja sama dengan [[Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat|Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)]] mengadakan kegiatan belajar paket A, B, dan C untuk para santri. Bahkan, santri yang berprestasi mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan jejang pendidikan di [[perguruan tinggi]].
 
Saat ini, Pondok Tasawuf Underground berada di sebuah ruko di Komplek Ruko Ciputat, Jalan RE Martadinata Blok C No. 27, [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat, Kota Tangerang Selatan]], [[Indonesia]]. Di ruko tiga lantai ituinilah kegiatan Tasawuf Underground berpusat. Di lantai satu dijadikan lini usaha kafe dan laundry, adadi lantai dua digunakan untuk tempat belajar dan pengajian, dan di lantai tiga digunakan sebagai asrama para santri. Terdapat puluhan anak [[punk]] dan jalanan yang ''mondok'' di pesantren ini. Mereka tinggal di sana sekaligus mengaji layaknya di pondok pesantren.<ref>{{Cite news|last=Nurmansyah|first=Rizki|date=22 April 2021|title=Mengenal Tasawuf Underground, Pesantrennya Anak Punk Jalanan di Tangsel|url=https://jakarta.suara.com/read/2021/04/22/080500/mengenal-tasawuf-underground-pesantrennya-anak-punk-jalanan-di-tangsel?page=3|work=suarajakarta.id|access-date=3028 Juli 2023}}</ref> Selain itu, kegiatan ekonomi santri juga mendapatkan wadahnya di '''513 KM Carwash''', yang beralamat di Jalan KH Dewantara No. 6, RT00/012, [[Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan|Sawah Lama, Ciputat, Kota Tangerang Selatan]]. Di lokasi ini menjadi pusat bisnis para santri, bengkel motor dan penjualan motor ''custom'', penjualan buah-buahan dan ''coffee shop'', serta cucian mobil dan motor.  
 
==== Konsep Pengenalan "Peta Jalan Pulang" ====
Konsep Pengenalan '''Peta Jalan Pulang''' adalah sebuah metode dakwah yang diinisiasi oleh Ustadz [[Halim Ambiya|Ustadz Halim Ambiya]] dalam melakukan pendekatan terhadap para anak-anak [[punk]] dan jalanan binaannya.<ref name=":02">{{Cite news|date=31 Mei 2019|via=YouTube|title=HALIM AMBIYA, PENDIRI TASAWUF UNDERGROUND {{!}} HITAM PUTIH (31/05/19) PART 2|url=https://www.youtube.com/watch?v=MzdY9FaNIO0|work=TRANS7 OFFICIAL|type=Video|access-date=29 Juli 2023}}</ref> Jalan pulang yang dimaksud adalah jalan pulang kepada [[Allah (Islam)|Allah SWT]] dan jalan pulang kepada [[keluarga]], kembali kepada [[orang tua]]. Jalan pulang kepada Allah SWT yakni melalui pendidikan rohani, [[Salat|shalat]], [[dzikir]], dan [[hidroterapi]]. Jalan pulang kepada keluarga yakni melakukan pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan layak yang sesuai dengan hobi dan potensi mereka masing-masing.
 
Terapi dzikir dan hidroterapi, sebut dia, menjadi cara yang digunakan di[[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] untuk menyadarkan mental dan spiritual anak didik agar memahami tugas kehambaan seorang makhluk kepada Tuhannya. Dengan dzikir, seseorang akan menyadari tentang kekeliruan dan kesalahannya di masa lalu, serta menyadarkannya untuk mendekat dan terus mendekat kepada Allah SWT. Shalat dan dzikir akan menjadi terapi yang sangat bermanfaat bagi jiwa dan raga. Nantinya, setelah lepas dari kecanduan narkotika, anak tersebut akan diajak bicara tentang apa saja keahlian mereka yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup.<ref>{{Cite news|last=Asmail|first=Megiza|date=15 Desember 2018|title=Mencari peta jalan pulang dari bawah kolong jembatan|url=https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/mencari-peta-jalan-pulang-dari-bawah-kolong-jembatan/1338878|work=Anadolu Agency Turki|access-date=3029 Juli 2023}}</ref>
 
"Kalau saya hanya mengajarkan shalat dan dzikir, mengajarkan mereka mengaji dan baca kitab, lalu mereka tetap mengamen di jalanan, apa jadinya? Mereka bisa ''mabok maning, mabok maning''. Maka, harus dibekali kemampuan bekerja dan berwirausaha. Agar dia bisa pulang ke rumahnya, menjadi pribadi baru yang bermartabat," jelas Halim Ambiya.
 
Halim Ambiya tidak menggunakan istilah "hijrah" dalam syiar dakwahnya. Hal ini bukan karena ingin berbeda dengan tren kaum [[milenial]] yang sedang marak sekarang. Namun, lebih karena alasan mendasar dari konsep dakwah yang digelutinya. "Kadang tidak tepat dikatakan hijrah. Misalnya, saya berhasil menyadarkan ahli tato untuk meninggalkan pekerjaannya mentato tubuh, karena melanggar syariat. Lalu, saya mengajarkannya desain grafis, melukis di kanvas, dan desain interior. Akhirnya beralih pekerjaan barunya menjadi pelukis dan desainer. Keahliannya melukis tetap dipertahankan, tetapi diubah dari melukis tubuh beralih ke melukis kanvas dan dinding. Lalu, dia hanya butuh tekad bertobat dan mencari pekerjaan halal. Dia bahkan tak perlu meninggalkan jalanan," tuturnya.
Saat ini, Pondok Tasawuf Underground berada di sebuah ruko di Komplek Ruko Ciputat, [[Kota Tangerang Selatan]]. Di ruko tiga lantai itu, ada puluhan anak punk dan jalanan yang ''mondok''. Mereka tinggal di sana sekaligus mengaji layaknya di pondok pesantren.<ref>{{Cite news|last=Nurmansyah|first=Rizki|date=22 April 2021|title=Mengenal Tasawuf Underground, Pesantrennya Anak Punk Jalanan di Tangsel|url=https://jakarta.suara.com/read/2021/04/22/080500/mengenal-tasawuf-underground-pesantrennya-anak-punk-jalanan-di-tangsel?page=3|work=suarajakarta.id|access-date=30 Juli 2023}}</ref>
 
Menurut Halim Ambiya, istilah Peta Jalan Pulang sebenarnya adalah pemahaman makna dan pelaksanaan pertobatan.<ref>{{Cite journal|last=Muaz|first=Abdul|last2=Ahmad|first2=Adang Darmawan|date=2019-12-14|title=PSYCHO-SUFISTIC THERAPY OF UNDERGROUND SUFISM MOVEMENT:A HEALING METHOD AGAINST PUNK COMMUNITY IN JAKARTA|url=https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teosofia/article/view/5302|journal=Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism|language=en|volume=8|issue=2|pages=131–144|doi=10.21580/tos.v8i2.5302|issn=2540-8186}}</ref> "Karena ''tawbah'' atau ''inabah'' sebenarnya berarti 'kembali' atau 'pulang' ke pangkal jalan. Tapi kan tidak mungkin saya ketemu anak punk dan jalanan, lalu teriak "Ayo tobat, Bro!"" tegasnya. Jadi, penggunakan istilah "Jalan Pulang" bukan hanya sekadar [[eufemisme]], tetapi lebih pada pertimbangan metodologis.<ref name=":4">{{Cite news|date=21 Juni 2023|via=YouTube|title=TASAWUF UNDERGROUND: BUKAN KOMUNITAS ANAK PUNK!|url=https://www.youtube.com/watch?v=otDxUGP9nUY&t=329s|work=Froyonion|access-date=2 Agustus 2023}}</ref>
==== Konsep Pengenalan "Peta Jalan Pulang" ====
Konsep Pengenalan '''Peta Jalan Pulang''' adalah sebuah metode dakwah yang diinisiasi oleh Ustadz [[Halim Ambiya]] dalam melakukan pendekatan terhadap para anak punk dan jalanan binaannya. Jalan pulang yang dimaksud adalah jalan pulang kepada Allah SWT dan jalan pulang kepada keluarga, kembali kepada orang tua. Jalan pulang kepada Allah SWT yakni melalui pendidikan rohani, dzikir, dan hidroterapi. Jalan pulang kepada keluarga yakni melakukan pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan layak yang sesuai dengan hobi dan potensi mereka masing-masing.
 
"Dalam tasawuf, tobat adalah maqam pertama. Pertobatan adalah stasiun pertama yang harus dilalui seorang [[salik]] dalam menjalankan laku spiritual. Konsep ini tertuang dalam kitab Sirrul Asrar karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]. Seluruh [[nabi]] dan [[rasul]] saja mencontohkan konsep pertobatan. [[Muhammad|Rasulullah]] saja beristigfar sampai 100 kali setiap hari. Maka pertobatan adalah bahan bakar utama untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik," jelas Halim Ambiya.<ref>{{Cite journal|last=Abdurahman|first=Ade Irfan|last2=Saputra|first2=Faisal Tomi|date=2021-10-01|title=Communication Strategy of Tasawuf Underground Community in Da’wah Towards Punk Community|url=https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/komunika/article/view/4595|journal=KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi|language=en|volume=15|issue=2|pages=173–190|doi=10.24090/komunika.v15i2.4595|issn=2548-9496}}</ref>
Terapi dzikir dan hidroterapi, sebut dia, menjadi cara yang digunakan di Tasawuf Underground. Nantinya, setelah lepas dari kecanduan narkotika, anak tersebut akan diajak bicara tentang apa saja keahlian mereka yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup.<ref>{{Cite news|last=Asmail|first=Megiza|date=15 Desember 2018|title=Mencari peta jalan pulang dari bawah kolong jembatan|url=https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/mencari-peta-jalan-pulang-dari-bawah-kolong-jembatan/1338878|work=Anadolu Agency Turki|access-date=30 Juli 2023}}</ref>
 
== Referensi ==