Sulawesi Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Sejarah Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 65:
==Sejarah==
=== Penyatuan kerajaan di Tanah Mandar ===
Sebelum datangnya Belanda, suku Mandar di Sulawesi Barat terdiri dari berbagai kerajaan. Pada Abad ke-16, Raja Tomepayung dari [[Kerajaan Balanipa]] memprakarsai penyatuan kerajaan-kerajaan tersebut menjadi konfederasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketertiban bersama dengan mengontrol perdagangan di pesisir barat Sulawesi. Kerajaan Balanipa, [[Kerajaan Binuang]], Sendana, Tapalang, Banggae, Pamboang,
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dochters van vorsten en adelijken uit Mandar Sulawesi TMnr 10001325.jpg|jmpl|kiri|Putri bangsawan di Mandar]]
Tidak hanya di pesisir, kerajaan-kerajaan di pedalaman juga membentuk persekutuan ''Pitu Ulunna Salu'' (tujuh kerajaan hulu) yang terdiri dari Tabulahan, Rantebulahan, Aralle, Mambi, Matangnga, Tabang, dan Bambang. Kedua persekutuan tersebut sering terlibat konflik seperti Perang Lahakang, Sungkiq, dan Damadamaq. Sehingga Raja Tomepayung dari Balanipa sebagai perwakilan ''Pitu Babana Binanga'' bertemu dengan Raja Londong Dahata dari Rantebulahan sebagai perwakilan ''Pitu Ulunna Salu'' membuat perjanjian ''allamungan batu'' di Luyo Balanipa untuk menyatukan wilayah Mandar baik di pesisir maupun di pedalaman. Mandar menjadi kerajaan maritim yang kuat dan disegani.<ref name="pangadereng1"></ref><ref name="pangadereng2"></ref>
|