Permesta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Duweeq (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Duweeq (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 43:
[[File:Map of Indonesian Navy activities against PRRI and Permesta, Jalesveva Jayamahe, fold-out after page 49.jpg|300px|jmpl|kiri|Peta aktivitas [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI Angkatan Laut]] melawan PRRI (Pemerintah Revolusi Republik Indonesia) dan Permesta]]
 
Pada tanggal 2 Maret 1957 pukul 03.00 di kediaman gubernur di Makassar dan di hadapan sekitar 50 hadirin, Sumual memproklamasikan keadaan perang untuk seluruh wilayah TT-VII yaitu seluruh wilayah Indonesia timur.<ref>[[#ricklefs|Ricklefs dan Nugraha (2008)]], hlm. 531.</ref> Selanjutnya Lahade membacakan ''Piagam Perjuangan Semesta'' atau Piagam Permesta.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 47.</ref> Pada bagian akhir piagam tersebut mengenai "TJARA-TJARA PERDJOANGAN" dituliskan bahwa "pertama-tama dengan menjajikanmenjanjikan seluruh pimpinan dan lapisan masjarakat, bahwa kita tidak melepaskan diri dari Republik Indonesia, dan semata-mata diperdjoangkan untuk perbaikan nasib rakjat Indonesia dan penjelesaian bengka-lai revolusi Nasional." Piagam tersebut ditanda-tangani para hadirin. Setelah pembacaan piagam, disusul pidato dari Gubernur Andi Pangerang yang meminta agar semua tetap tenang dan tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing.<ref>[[#liwe|Liwe (2002)]], hlm. 99.</ref>
 
Hari berikutnya, susunan pemerintahan militer diumumkan di mana Sumual menjabat sebagai administrator militer dengan Lahade sebagai kepala staf. Terdapat juga Dewan Pertimbangan Pusat yang beranggotakan 101 orang dan empat gubernur militer di bawah Sumual yaitu Andi Pangerang untuk [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Tenggara|Tenggara]], [[Daniel Julius Somba|Mayor Daniel Julius (D. J.) Somba]] untuk [[Sulawesi Utara]] dan [[Sulawesi Tengah|Tengah]], [[Herman Pieters|Letkol Herman Pieters]] untuk [[Maluku]] dan [[Papua (wilayah Indonesia)|Irian Barat]], dan Letkol Minggu untuk [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]]. Pada saat itu, Somba adalah Komandan Resimen Infanteri 24 (RI-24) yang bermarkas di Manado, Pieters adalah Komandan Resimen Infanteri 25 (RI-25) yang bermarkas di [[Kota Ambon|Ambon]], dan Minggu adalah Komandan Resimen Infanteri 26 (RI-26) yang bermarkas di [[Bali]]. Panggerang dilantik pada tanggal 8 Maret, sedangkan Somba dilantik di Manado pada tanggal 11 Maret.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 49.</ref>