Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor |
Dikembalikan ke revisi 23804282 oleh Henri Aja (bicara) (A Járőröknek!) Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
{{pp-template|small=yes}}{{about|etimologi dan sejarah penggunaan istilah tersebut|konsep ketuhanan di dalam Islam|Allah (Islam)}}
[[Berkas:Allah3.svg|jmpl|ka|kata 'Allah' dalam [[kaligrafi]].]]
'''Allah''' ({{lang-ar|اللّٰه|translit=Allāh}}, {{IPA-ar|ʔaɫ.ɫaːh|IPA|Ar-allah.ogg}}) adalah kata [[bahasa Arab]] yang umum untuk [[Tuhan]].<ref>{{cite web|title=God|url=http://www.pbs.org/empires/islam/faithgod.html|work=Islam: Empire of Faith|publisher=PBS|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140327034958/http://www.pbs.org/empires/islam/faithgod.html|archivedate=2014-03-27|accessdate=18 December 2010}}</ref><ref>"Islam and Christianity", ''Encyclopedia of Christianity'' (2001): Orang Kristen di indonesia dan Yahudi di Indonesia juga menyebut Tuhan dengan nama ''Allāh''.</ref><ref name="gardet-allah">{{cite encyclopedia|url=http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/allah-COM_0047|title=Allah|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam Online|first=L.|last=Gardet|accessdate=2 May 2007|editor1-first=P.|editor1-last=Bearman|editor2-first=Th.|editor2-last=Bianquis|editor3-first=C.E.|editor3-last=Bosworth|editor4-first=E.|editor4-last=van Donzel|editor5-first=W.P.|editor5-last=Heinrichs|publisher=Brill Online}}</ref><ref>"Kamus Besar Bahasa Indonesia" https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Allah</ref><ref>Spencer C. Tucker, ''The Encyclopedia of Middle East Wars: The United States in the Persian Gulf'', Hal 87 "kata Allah adalah nama Tuhan dan satu-satunya Tuhan yang disembah baik oleh orang Kristen di Indonesia dan Yahudi, Memang, nama Arab Allah juga digunakan oleh orang Kristen arab untuk Tuhan".</ref> Saat ini, kata Allah terutama digunakan oleh umat [[Muslim]] untuk menyebut [[Tuhan dalam Islam]],<ref>{{cite web |url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |title=Allah |author=Merriam-Webster |publisher=Merriam-Webster |accessdate=25 February 2012|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140420121231/http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |archivedate=2014-04-20 }}</ref> sedangkan "Tuhan" dalam bahasa Arab itu sendiri disebut "''[[Rabb]]''" atau "[[Ilahi|''Ilah'']]((h".<ref>ismu-al-Dzat-al-Wajib-ul-Wujud (Suatu nama Dzat Yang Maha Ada, yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ada) atau nama dari al-Ilah (ha-elohim)</ref>
Nama Allah telah digunakan oleh kaum hanif dan masyarakat non Muslim bangsa Arab sejak masa sebelum Nabi Muhammad. Pada masa dahulu, kata tersebut digunakan bersamaan dengan kata ''al-lah''.<ref>{{cite encyclopedia|author=Anthony S. Mercatante & James R. Dow|title=Allah|encyclopedia=The Facts on File Encyclopedia of World Mythology and Legend|publisher=Facts on File|year=2004|page=53|isbn=978-1-4381-2685-2}}</ref> Nabi Islam [[Muhammad]] menyebut kata Allah untuk sebagai nama dan citra Tuhan dalam Islam,<ref>{{cite dictionary|url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah|title=Allah|author=Merriam-Webster|dictionary=Merriam-Webster|access-date=25 February 2012|archive-url=https://web.archive.org/web/20140420121231/http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah|archive-date=20 April 2014}}</ref> dan menjadi pedoman untuk umat Muslim di seluruh dunia hingga saat ini. [[Umat Kristen Arab]] juga memakai kata ''Allah'' untuk menyebutnya sebagai nama suatu sosok ilahi.<ref>{{Cite book|last=Al-Yassu'i|first=Fr. Luis Ma'aluf|last2=Al-Yassu'i|first2=Fr. Bernard Totelini|title=Kamus Al-Munjid Fiilogghol Waal'alam|pages=16|quote=Nama suatu zdat yang Maha Ada yang menjadikan segalanya ada.|url-status=live}}</ref> Saat ini, kata ''Allah'' juga digunakan dalam pengertian yang mirip, meskipun tidak secara khusus, oleh penganut [[Babisme]], penganut [[Baháʼí]], penganut [[Mandean]], [[Kekristenan di Indonesia|umat Kristen Indonesia]] dan [[Kekristenan di Malta|Malta]], umat [[Yahudi Sefardi]] dan [[Yahudi Mizrahi]].<ref name="Columbia">[[Columbia Encyclopedia]], ''Allah''</ref><ref name="Britannica">"Allah." [[Encyclopædia Britannica]]. 2007. Encyclopædia Britannica</ref><ref name="EncMMENA">Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref><ref>Willis Barnstone, Marvin Meyer ''The Gnostic Bible: Revised and Expanded Edition'' Shambhala Publications 2009 {{ISBN|978-0-8348-2414-0}} page 531</ref> Umat [[Sikh]] dan [[Kekristenan di Malaysia|umat Kristen Malaysia]] juga menggunakannya, meskipun hal tersebut menyebabkan permasalahan politik dan hukum.<ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=10620032 Sikhs target of 'Allah' attack], Julia Zappei, 14 January 2010, ''The New Zealand Herald''. Accessed on line 15 January 2014.</ref><ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=11139915 Malaysia court rules non-Muslims can't use 'Allah'], 14 October 2013, ''The New Zealand Herald''. Accessed on line 15 January 2014.</ref><ref>[https://www.reuters.com/article/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102 Malaysia's Islamic authorities seize Bibles as Allah row deepens], Niluksi Koswanage, 2 January 2014, Reuters. Accessed on line 15 January 2014. [https://www.reuters.com/article/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102]</ref><ref>{{cite web|url= http://aliran.com/web-specials/bahasa-malaysia-bibles-10-point-solution/|title= Bahasa Malaysia Bibles: The Cabinet's 10-point solution|date= 25 January 2014}}</ref><ref>{{cite news|url= http://www.thestar.com.my/News/Nation/2014/01/24/Najib-Kalimah-Allah/|title= Najib: 10-point resolution on Allah issue subject to Federal, state laws|newspaper= [[The Star (Malaysia)|The Star]]|date= 24 January 2014|access-date= 25 June 2014}}</ref>
== Etimologi ==
Etimologi dari kata ''Allāh'' telah dibahas secara luas oleh para filolog Arab klasik.<ref name="D.B. Macdonald. 1093">D.B. Macdonald. ''Encyclopedia of Islam'', Edisi ke-2, Brill. "Ilah", Vol. 3, Hal. 1093.</ref> Ahli tata bahasa dari aliran Basra menganggapnya sebagai salah satu yang dibentuk secara spontan (''murtajal'') atau sebagai bentuk ''lāh'' (dari akar kata bahasa ''lyh'' dengan makna luhur atau tersembunyi).<ref name="D.B. Macdonald. 1093"/> Yang lain berpendapat bahwa itu dipinjam dari bahasa Syria atau Ibrani, tetapi sebagian besar menganggapnya berasal dari kontraksi kata Arab itu sendiri yang menggabungkan kata ''al-'' (sang) dan ''ilāh'' (sesembahan) menjadi ''al-lah'' yang berarti Sang Sesembahan atau Tuhan.<ref name="D.B. Macdonald. 1093"/><ref>{{Cite web|url=https://www.etymonline.com/word/allah|title=Allah|last=|first=|date=|website=Online Etymology Dictionary|others=Arabic name for the Supreme Being, 1702, Alha, from Arabic Allah, contraction of al-Ilah, literally "the God," from al "the" + Ilah "God," which is cognate with Aramaic elah, Hebrew eloah|access-date=5/24/2020}}</ref> Mayoritas sarjana modern dengan skeptis meyakini teori yang terakhir, dan melihat kemungkinan kata ini merupakan pinjaman.<ref>Gerhard Böwering. ''Encyclopedia of the Quran'', Brill, 2002. Vol. 2, Hal. 318</ref>
Akademisi lain ada yang menyatakan nama ''Allāh'' ini ada dalam [[Rumpun bahasa Semit|bahasa-bahasa Semit]] lainnya, termasuk bahasa Ibrani dan Aram yang beasal dari dewa [[Kanaan]], [[El]].<ref>''Columbia Encyclopedia'': "Derived from an old Semitic root referring to the Divine and used in the Canaanite ''El'', the Mesopotamian ''ilu'', and the biblical ''Elohim'' and ''Eloah'', the word Allah is used by all Arabic-speaking Muslims, Christians, Jews, and other monotheists".</ref> Bentuk bahasa Aram yang sesuai adalah ''Elah'' (אלה), tetapi bentuk empatiknya adalah ''Elaha'' (אלהא). Kata tersebut ditulis sebagai ܐܠܗܐ (''ʼĔlāhā'') dalam bahasa Aram Alkitab dan ܐܲܠܵܗܵܐ (''ʼAlâhâ'') dalam bahasa Suryani sebagaimana digunakan oleh [[Kekristenan Suriah|Gereja Suriah Timur]], keduanya berarti ''Tuhan''.<ref>[http://cal.huc.edu/ ''The Comprehensive Aramaic Lexicon'']–Kata Kunci ''ʼlh,'' Diarsipkan pada 18 Oktober 2013 di ''the Wayback Machine''</ref>
== Penggunaan sebagai kata khusus ==
=== Arab-pra Islam ===
Variasi dari kata ''Allah'' ditemukan di prasasti pra-Islam pagan dan Kristen.<ref name="Robin304">{{cite book|author=Christian Julien Robin|year=2012|url=https://books.google.com/books?id=GKRybwb17WMC&pg=PA304|title=Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity|publisher=OUP USA|isbn=9780195336931|pages=304–305}}</ref><ref>{{cite book | last = Hitti | first = Philip Khouri | title = History of the Arabs | publisher = Palgrave Macmillan | year = 1970 | pages = 100–101}}</ref> Beberapa teori yang berbeda muncul mengenai peran ''Allah'' dalam kultus politeisme pra-Islam. Beberapa penulis menyebut bahwa orang-orang Arab politeistik menggunakan nama ini sebagai referensi kepada dewa pencipta atau dewa tertinggi dari jajaran mereka.<ref name="EoI">Encyclopaedia of Islam, ''Allah''</ref><ref>Zeki Saritopak, ''Allah'', The Qu'ran: An Encyclopedia, ed. by Oliver Leaman, p. 34</ref> Istilah ini mungkin terdapat dalam Agama asli Mekkah.<ref name="EoI" /><ref name="GodEoQ">Gerhard Böwering, ''God and his Attributes'', Encyclopedia of the Qur'an, ed. by [[Jane Dammen McAuliffe]]</ref> Menurut satu hipotesis, dari peneliti [[Julius Wellhausen]], Allah walaupun disebutkan atau kata yang merujuk nama Tuhan dari Abraham dari tiga agama besar (Yahudi, Kristen, dan Islam) tapi pada saat itu
=== Kristen ===
Penutur bahasa Arab dari semua agama Abraham, termasuk Kristen dan Yahudi, menggunakan kata "Allah" untuk berarti "Tuhan".<ref name="Columbia"
Orang Kristen Arab, menggunakan istilah Allāh al-ab (الله الأب) untuk Allah Bapa, Allāh al-ibn (الله الابن) untuk Allah Anak, dan Allāh al-rūḥ al-quds (الله الروح القدس) bagi Allah Roh Kudus di dalam banyak ritual Tradisi Gereja. Contoh tradisi Tanda Salib berdoa, memasuki ruang ibadah, dan juga pembaptisan.<ref>Matius 28:19 TB LAI "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus"</ref> mereka juga menciptakan ''bismillāh'' mereka sendiri di awal abad ke-8 di mana Islam mengadopsi ''bismillāh'' <ref name="Thomas">Thomas E. Burman, ''Religious Polemic and the Intellectual History of the Mozarabs'', [[Brill Publishers|Brill]], 1994, p. 103</ref> berbunyi: "Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Sedangkan ''Bismillāh'' Trinitias berbunyi: "Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Satu Tuhan." Doa Syria, Latin, dan Yunani tidak memiliki kata "Satu Tuhan" di akhir. Penambahan ini dibuat untuk menekankan aspek monoteistik dari keyakinan Trinitarian dan juga untuk membuatnya lebih familiar di kalangan Muslim.<ref name="Thomas" />
Baris 39 ⟶ 31:
Dalam konsep [[Islam]], '''Allah''' ([[bahasa Arab]]: الله) adalah nama Tuhan, dan diyakini sebagai [[Dzat]] Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22</ref>
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (''[[tauhid]]'').<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.88</ref> Dia itu ''wahid'' dan Esa (''ahad''), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.<ref name="Britannica"
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.<ref>Britannica Encyclopedia, ''Islam'', Hal. 3</ref> Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." ([[Surah Al-An'am|Al-'An'am]] 6:103).<ref name="John L. Esposito 1998">John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.22.</ref>
Baris 45 ⟶ 37:
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada [[urat nadi]] manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”<ref name="John L. Esposito 1998"/> Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok [[agama Abrahamik]] lainnya seperti [[Kristen]] dan [[Yahudi]].<ref>"...dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (Surah Al-'Ankabut 29:46)</ref><ref>F.E. Peters, ''Islam'', p.4, Princeton University Press, 2003.</ref>.
== Penggunaan sebagai kata serapan ==
[[Berkas:Vocabularium, ofte Woordenboek, in 't Duytsch en Maleys (IA vocabulariumoft00dancgoog).djvu|page=78|thumb|Kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens (terbit tahun 1650) mencantumkan kata "Allah" sebagai padanan kata [[bahasa Belanda|Belanda]] "''Godt''"|pra=Berkas:Vocabularium,_ofte_Woordenboek,_in_'t_Duytsch_en_Maleys_(IA_vocabulariumoft00dancgoog).djvu%3Fpage=78]][[Umat Kristen]] di [[Indonesia]] dan [[Malaysia]] sudah lama menggunakan kata ''Allah'' di Alkitab sebagai terjemahan kata [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] ''Elohim, El, dan Eloah'' di [[Perjanjian Lama]] serta kata [[Bahasa Yunani Kuno|bahasa Yunani]] ''Theos'' (θεός, ''theós'') di [[Perjanjian Baru]] pada Alkitab-Alkitab terjemahan [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Melayu Malaysia]]. Kedua bahasa ini merupakan bentuk baku dari [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa resmi]] di negara keduanya.▼
=== Arab ===
Kata "Allah" sudah digunakan [[bangsa Arab]] semenjak [[Arabia pra-Islam|zaman pra-Islam]].<ref name="Robin304" /> Umat berbagai [[agama samawi]] yang menuturkan [[bahasa Arab]] sama-sama menggunakan kata "Allah" sebagai sebutan bagi Sang Sembahan menurut keyakinan masing-masing.<ref name="Columbia" /> Umat Kristen Arab sekarang ini juga memakai kata "Allah" untuk Tuhan,<ref name="Cambridge" /> sama seperti [[bangsa Asyur|umat Kristen Asyur]] yang hanya mengenal kata "''Alaha''" (ܐܠܗܐ) untuk menyebut Sang Sembahan. Sebagai contoh, umat Kristen Arab memakai istilah ''Allahul Ab'' (الله الأب) untuk [[Allah Bapa]], ''Allahul Ibin'' (الله الابن) untuk [[Allah Anak|Allah Anak/Putra]], dan ''Allahur Ruhul Quds'' (الله الروح القدس) untuk [[Roh Kudus|Allah Roh Kudus]].
=== Indonesia dan Malaysia ===
Sejarah penggunaan kata ''Allah'' dapat ditelusuri jauh pada waktu masuknya Kekristenan di Nusantara, terutama pada penggunaan kata tersebut oleh [[Fransiskus Xaverius]] saat menerjemahkan nas-nas Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada abad ke-16.<ref>The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society Sneddon, James M.; University of New South Wales Press; 2004</ref><ref>The History of Christianity in India from the Commencement of the Christian Era: Hough, James; Adamant Media Corporation; 2001</ref> Di dalam kamus bahasa Belanda–Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl]], Justus Heurnius, Caspar Wiltens pada tahun 1650, kata ''Allah'' dicantumkan sebagai padanan kata Belanda ''Godt''.<ref>{{cite book|last1=Wiltens|first1=Caspar|last2=Heurnius|first2=Justus|year=1650|url=https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&q=allah|title=Justus Heurnius, Albert Ruyl, Caspar Wiltens. "Vocabularium ofte Woordenboeck nae ordre van den alphabeth, in 't Duytsch en Maleys". 1650:65|access-date=14 Januari 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20131022172808/https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&v=onepage&q=allah&f=false|archive-date=22 Oktober 2013}}</ref>.▼
▲[[Berkas:Vocabularium, ofte Woordenboek, in 't Duytsch en Maleys (IA vocabulariumoft00dancgoog).djvu|page=78|thumb|Kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens (terbit tahun 1650) mencantumkan kata "Allah" sebagai padanan kata [[bahasa Belanda|Belanda]] "''Godt''"|pra=Berkas:Vocabularium,_ofte_Woordenboek,_in_'t_Duytsch_en_Maleys_(IA_vocabulariumoft00dancgoog).djvu%3Fpage=78]]
[[Umat Kristen]] di [[Indonesia]] dan [[Malaysia]] menggunakan kata "''Allah''" sebagai terjemahan kata [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] ''Elohim'' (אֱלֹהִים, ''elohím'') dan kata-kata serupa di [[Perjanjian Lama]] serta kata [[Bahasa Yunani Kuno|bahasa Yunani]] ''Theos'' (θεός, ''theós'') dan kata-kata serupa di [[Perjanjian Baru]] pada Alkitab-Alkitab terjemahan [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Melayu Malaysia|bahasa Malaysia]] (keduanya merupakan bentuk baku dari [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa resmi]] di negara terkait), terutama dalam [[Alkitab Terjemahan Baru]] yang dipakai oleh Gereja-Gereja [[denominasi Kristen]] arus utama (termasuk [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]]) di Indonesia. Pelafalannya juga menggunakan pelafalan {{IPA|[ˈal.lah]}} alih-alih pelafalan {{IPA|[ʔaɫ.ɫaːh]}}.
Perlu dicatat bahwa kata "''Tuhan''" sendiri digunakan sebagai terjemahan untuk kata Ibrani ''Adonai'' (אֲדֹנָי, ''ăḏônāy'') dan kata-kata serupa di Perjanjian Lama serta kata Yunani ''Kirios'' (κῡ́ρῐος, ''kū́rios'') dan kata-kata serupa di Perjanjian Baru; sedangkan kata "''T<small>UHAN</small>''" untuk menerjemahkan nama [[Yahweh]] (יהוה, YHWH, [[Tetragrammaton]]) dan nama-nama serupa di Perjanjian Lama.
▲Sejarah penggunaan kata
[[Albert Cornelius Ruyl]], seorang pedagang Belanda yang juga ikut menyusun kamus [[bahasa Belanda]]–[[Bahasa Melayu|Melayu]] tersebut, menerjemahkan Alkitab ke [[Bahasa Melayu]] pada tahun 1962.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Matius Terjemahan Ruyl|url=https://sejarah.co/artikel/sejarah_penerjemahan_alkitab_bahasa_melayu_indonesia_ruyl.htm|website=Sejarah Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Di dalam terjemahannya ini sudah memuat nama Allah.<ref>{{Cite book|last=Herlianto|first=|date=2001|title=Siapakah yang bernama Allah itu?|location=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|pages=101|url-status=live}}</ref> Saat itu, bahasa yang dipakai adalah Bahasa Melayu, sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] (''lingua franca'') bukan hanya di Kepulauan [[Nusantara]], melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Budaya|archive-url=https://web.archive.org/web/20200523172516/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|archive-date=2020-05-23|dead-url=yes|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Kata "Tuhan" belumlah digunakan. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah ''Ensiklopedi Populer Gereja'' oleh Adolf Heuken SJ pada tahun 1976. Menurut buku tersebut, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu ''tuan'' yang berarti atasan/penguasa/pemilik.<ref>Heuken, Adolf (1976), ''Ensiklopedi Populer Gereja''</ref> Jadi yang terjadi pada umat Kristen di Nusantara dulu seperti yang terjadi pada umat Kristen di Arab, mereka hanya mengenal kata Allah sebagai pengganti kata Yunani "''Theos''".
==== Kontroversi
Proses penerjemahan Alkitab yang dimulai sejak abad ke-17 oleh pihak [[Hindia Belanda]] diambil alih oleh [[Lembaga Alkitab Indonesia]] (LAI) yang mulai berdiri secara resmi pada 9 Februari 1954.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sejarah Lembaga Alkitab Indonesia|url=http://indonesian.bible/ibs-history/|website=Lembaga Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Versi terjemahan LAI yang dipakai saat ini adalah [[Alkitab Terjemahan Baru|Terjemahan Baru]] yang sudah diselesaikan sejak 1974. Dalam perjalanan waktu, pemerintah pusat menerbitkan [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] (KBBI) yang menjadi pedoman definisi kata atau istilah yang mulai terbit pada tahun 1988
Ada banyak pihak menuntut LAI agar merevisi terjemahan mereka. Bukan hanya kalangan Kristen, pihak Muslim juga mengambil inisiatif untuk menegur LAI serta Bimas Kristen di bawah Departemen Agama. Isi kedua surat tersebut pada intinya adalah:<ref>{{Cite book|last=Herlianto|first=|date=|title=Gerakan Nama Suci: nama Allah yang dipermasalahkan|location=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|pages=19|url-status=live}}</ref>
Baris 74 ⟶ 66:
# Meminta menegur para rohaniawan Kristen yang masih menggunakan nama Allah juga.
Pihak LAI sempat dituntut ke [[pengadilan]],<ref>{{Cite news|last=|first=|date=16 April 2008|title=Tabloid Reformata Edisi 81 April Minggu II 2008|url=https://books.google.co.id/books?id=Cw6YBwAAQBAJ&pg=PA14&lpg=PA14&dq=LAI+dimejahijaukan&source=bl&ots=5JdiUHyPRd&sig=ACfU3U0xwFWFTxeWNgXSKBoBhZvhEJ9frA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwilnbDbrc7pAhUGU30KHeDrD5MQ6AEwAHoECAoQAQ#v=onepage&q=LAI%20dimejahijaukan&f=false|work=|access-date=25 Mei 2020}}</ref>
==== Kontroversi
Pada tahun 2007, [[Pemerintah Malaysia]] melarang pemakaian kata
{{cite web|author=Idris Jala|author-link=Idris Jala|date=24 Februari 2014|title=The 'Allah'/Bible issue, 10-point solution is key to managing the polarity|url=http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2014/02/24/My-take-on-the-Allah-issue-10point-solution-is-key-to-managing-the-polarity/|work=The Star|access-date=25 Juni 2014}}
</ref>
|