Bangkong kolong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Kebiasaan: add |
|||
Baris 15:
[[Gambar:B melano 060504 1598 spr resize.jpg|thumb|left|Bangkong kolong kawin di kolam, Sampora, Palabuan Ratu]]
Bangkong ini kawin di [[kolam]]-kolam, [[selokan]] berair menggenang, atau ''belumbang'', sering pada malam [[bulan (satelit)|bulan purnama]]. Kodok jantan mengeluarkan suara yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali sampai pagi. Bunyinya: ''rrrk, ..rrrk'', atau ''...oorek-orek-orek-orekk !'' riuh rendah.
Pada saat-saat seperti itu, dapat ditemukan beberapa pasang sampai puluhan pasang bangkong yang kawin bersamaan di satu kolam. Sering pula terjadi persaingan fisik yang berat di antara bangkong jantan untuk memperebutkan betina, terutama jika betinanya jauh lebih sedikit. Oleh sebab itu, si jantan akan memeluk erat-erat punggung betinanya selama prosesi perkawinannya. Kadang-kadang dijumpai pula beberapa bangkong yang mati karena luka-luka akibat kompetisi itu; luka di moncong hewan jantan, atau luka di ketiak hewan betina.
Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah sebarannya mengikuti aktifitas manusia. Iskandar (1998) mencatat bahwa kodok ini tak pernah terdapat di dalam hutan hujan tropis.
|