Tasawuf Underground: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nirwanjerryson (bicara | kontrib)
Penambahan catatan kaki sebagai sumber rujukan dan penelitian ilmiah
Nirwanjerryson (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor
Baris 10:
}}
 
'''Tasawuf Underground''' adalah komunitas, lembaga pendidikan dan pemberdayaan sosial, serta merupakan pondok [[pesantren|pondok pesantren]] yang didirikan [[Halim Ambiya]] pada 8 Februari 2012. Sejak awal pendiriannya, Halim Ambiya mengenalkan kampanye ilmu [[Sufisme|tasawuf]] di [[media sosial]] dan melakukan gerakan dakwah yang ''concern'' terhadap anak-anak [[punk]] dan jalanan. Tasawuf Underground pun tumbuh menjadi pesantren yang unik dan secara khusus mendidik kalangan marjinal dengan pendekatan ilmu [[Sufisme|tasawuf]] dan [[psikoterapi]].
 
=== Komunitas Tasawuf Underground ===
Sebagai [[komunitas]], Tasawuf UndergrounUnderground pertama kali dikenalkan oleh [[Halim Ambiya]] dan Ade Irfan Abdurrahman pada tanggal 8 Februari 2012 melalui akun ''fans page'' dengan akun pribadinya di [[Facebook]] dengan nama “Tasawuf Underground.” Melalui unggahan artikel-artikel ilmiah tentang [[Sufisme|tasawuf]] yang ringan, inspiratif, dan penuh hikmah, Halim Ambiya menyebarkan virus-virus cinta tasawuf dan dakwah yang ramah dan penuh cinta kasih.
 
Menurut Halim Ambiya, tujuan pendirian Tasawuf Underground untuk menjawab kegelisahan intelektualnya yang melihat miskinnya tradisi ilmiah di [[media sosial]] seperti [[Facebook]] dan [[Instagram]]. Dia melihat lemahnya pembelajaran ilmu tasawuf melalui media sosial. Dirinya merasa geram ketika melihat pembahasan tasawuf berkutat pada masalah [[klenik]] dan [[Mistisisme|mistis]] semata.
 
Sejak itu, Halim Ambiya mulai mengunggah kutipan dan kajian hikmah tasawuf yang bersumber dari kitab-kitab rujukan ilmu tasawuf seperti, kitab Al-Hikam karya [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari|Syekh Ibnu Atha'illah]]; kitab Sirrul-Asrar, Fathu Rabbani, Al-Ghunyah, Futuhul-Ghaib, Tafsir Al-Jailani karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]; kitab [[Ihya Ulumuddin]], [[Minhajul Abidin]], Bidayatul Hidayah, Al-Mawaizh fi Al-Ahadis Al-Qudsiyyah karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]]; kitab Risalah Al-Qusyairiyah karya [[Al-Qusyairi|Imam Al-Qusyairi]]; kitab Matsnawi dan Fihi Ma Fihi karya [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi,]] dan kitab-kitab rujukan ilmu tasawuf lainnya. Tujuannya agar masyarakat di media sosial mendapatkan pelajaran ilmu tasawuf dari rujukan ilmu yang representatif.
 
Lebih dari 3.000 artikel dan kutipan mengenai tasawuf ditulis oleh Halim Ambiya dan diunggah melalui [[Facebook]] dan [[Instagram]] Tasawuf Underground. “Secara ''underground'', jemaah saya bisa membaca kalimat-kalimat hikmah dari tokoh dan ulama tasawuf yang otoritatif sekaligus sumber kitab rujukannya. Mereka bisa membaca materi tasawuf di bus, kantor, kamar atau kampus, secara sembunyi-sembunyi, secara ''underground'' melalui Facebook dan Instagram Tasawuf Underground,” tuturnya.
 
==== Sufi After Hours ====
Untuk mengembangkan dakwahnya, [[Halim Ambiya]] pun tak hanya menyelenggarakan pengajian ''online'', tetapi juga pengajian ''off air''. Dia membuat pengajian di rumah, kantor, dan dari kafe ke kafe dalam sebuah program yang disebutnya sebagai ''Sufi After Hours''. Kebanyakan jemaahnya adalah mereka yang mengikuti Tasawuf Underground di [[Facebook]] atau [[Instagram]]. Halim Ambiya mengangkat diskusi [[Sufisme|tasawuf]] secara akademik dan uraian ilmiah. Hal ini merupakan langkah yang tidak biasa. Dia mengundang profesor-profesor yang mendalami ilmu tasawuf dan filsafat Islam dalam forum pengajian yang diselenggaran oleh Tasawuf Underground dalam ''Sufi After Hours''.
 
Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian ''Sufi After Hours'' ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, beliau dikenal luas sebagai guru besar ilmu tasawuf yang mendalami filsafat dan tasawuf [[Ibnu Arabi|Syekh Ibnu Arabi]]; Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, beliau bicara seputar puisi-puisi [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi]], karena sang profesor adalah pakar dalam pemikiran [[Jalaluddin Rumi|Rumi]]; begitu juga Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., beliau adalah profesor ilmu tasawuf dan pengamal [[Tarekat (Islam)|tarekat]] yang diberi kepercayaan mengupas tentang terminologi-terminologi tasawuf kepada majelis ''underground''; serta Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A., seorang guru tarekat sekaligus akademisi yang mengenyam tradisi [[pesantren]] yang kuat dan menjadi dosen pascasarjana. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
 
Langkah dakwah [[Halim Ambiya]] di media sosial mendapat sambut besar. Akun ''fans page'' [[Facebook]] Tasawuf Underground mencapai 343K ''likes'' dan 462K ''followers''.<ref>{{Cite web|title=Tasawuf Underground|url=https://www.facebook.com/tasawufunderground|website=www.facebook.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> Sedangkan di akun [[Instagram]] mencapai 106K ''followers''.<ref>{{Cite web|title=Halim Ambiya (@tasawufunderground) • Foto dan video Instagram|url=https://www.instagram.com/tasawufunderground/|website=www.instagram.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> Halim Ambiya dengan Tasawuf Underground-nya berhasil viral dan menjadi perbincangan saat mengunggah video [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/1550999718283290/ Shalawat Jaran Goyang], [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/1578111578905437/ Shalawat Versi Despacito], [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/1564546626928599/ Shalawat Versi Baby Shark], dan [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/305129443580045/ Shalawat Versi Doraemon] yang dibuat oleh [[Nasyid|grup nasyid]] Aleehya, pimpinan Ari Zaenal.
 
Secara organisatoris, Tasawuf Underground sebagai [[komunitas]] dan [[Pesantren|pondok pesantren]] berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04. Tahun 2015. Namun, Halim Ambiya tidak menjadikan yayasan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau jabatan apa pun sebagai 'baju' yang melekat pada dirinya untuk melakukan pendekatan terhadap anak [[punk]] dan jalanan. Dia hadir sebagai Halim Ambiya secara pribadi untuk meyakinkan anak-anak binaanya.
 
==== '''Merangkul Anak Punk dan Jalanan''' ====