Mahāpajāpatī Gotamī: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
== Kehidupan awal ==
Seorang penatua (''Therī'') yang terkenal, Mahapajapati dilahirkan di Devadaha, dari keluarga Suppabuddha, adik perempuan dari Mahamaya. Ia diberi nama Mahapajapati karena, pada saat kelahiran, dinubuatkan bahwa ia akan memiliki banyak pengikut; Gotami adalah nama keluarganya. Dia diramalkan oleh orang-orang bijaksana untuk menjadi seseorang yang membuat Sang Buddha mengizinkan wanita bergabung dengan peraturan suci-nya. Pada saat kematian Ratu Maya, tujuh hari setelah kelahiran Pangeran Siddharta, Mahapajapati Gotami menjadi permaisuri dari Raja Suddhodana. Pada waktu itu, putra kandungnya sendiri, Nanda, baru berusia lima hari. Ia rela anak kandungnya diberi makan oleh pembantu, dan dirinya sendiri memberi makan Pangeran Siddharta, calon Buddha. Maka, Mahapajapati Gotami telah melakukan pengorbanan besar bagi Pangeran Siddharta.<ref>{{cite web|url=http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_di=632|title=Kisah Mahapajapati Gotami Theri|accessdate=29-07-2009}}</ref>
== Penahbisan Wanita pertama ==
Ketika suaminya, Raja Suddhodhana, meninggal dunia, Pajapati memutuskan untuk meninggalkan keduniawian. Ketika Sang Buddha sedang berjalan di hutan Mahavana dekat Vesali, Mahapajapati, disertai oleh lima ratus wanita, berjalan dari Kapilavatthu menuju Vesali, dan ia menunggu kesempatan untuk meminta persetujuan dari Sang Buddha. Mahapajapati pada saat itu sudah mencapai tingkat Sotapanna. Ia mencapai tingkat ini ketika Sang Buddha mengunjungi kediaman ayahnya (Raja Suddhodhana) dan menyampaikan khotbah Mahadhammapala Jataka. Ia dinubuatkan oleh orang-orang bijak untuk menjadi orang pertama yang membuat Sang Buddha mengiznkan wantita untuk bergabung dengan ajaran sucinya. Ia mendapatkan kesempatan ketika Sang Buddha berkunjung ke Kapilavatthu untuk menyelesaikan perselisihan antara Sakiyan dan Koliyan mengenai hak mengambil air dari sungai Rohini. Ketika perselisihan telah diselesaikan, Sang Buddha menyampaikan khotbah Kalahavivada Sutta, dan lima ratus Sakiyan muda bergabung bersama. Istri orang-orang Sakiyan ini, dipimpin oleh Pajapati, mendatangi Sang Buddha dan meminta izin untuk ditahbiskan. Sang Buddha menolak dan meneruskan perjalannya ke Vesali. Tetapi Pajapati dan rombongannya, tidak patah semangat, mereka mencukur rambut mereka, dan memakai jubahkuning, berjalan kaki mengikuti Sang Buddha hingga ke Vesali. Dengan kaki terluka, mereka tiba di biara Sang Buddha dan mengulang permohonan mereka untuk ditahbiskan sebagai biarawati. Sang Buddha kembali menolak. Ananda, yang bertindak sebagai perantara, memohon kembali kepada Sang Buddha dan Sang Buddha memenuhi permintaan mereka dengan delapan syarat khusus (garudhamma). Sejalan dengan waktu, terpikir oleh beberapa bhikkhuni bahwa Mahapajapati Gotami diterima secara tidak sah oleh pasamuan bhikkhuni karena ia tidak mempunyai seorang pembimbing.
{{cquote|Apabila seseorang yang tidak melakukan eprbuatan keliru dengan tubuh, ucapan, dan pikiran, ketiganya selalu terkendali. Orang seperti itu Aku sebut sebagai brahmana sejati.
|4=Dhammapada 391
|5=}}
For details see Vin.ii.253ff.; also A.iv.274ff. There was some question, which arose later, as to the procedure of Pajāpatī's ordination, which was not formal. When the nuns discovered this some of them refused to hold the uposatha with her. But the Buddha declared that he himself had ordained her and that all was in order (DhA.iv.149). Her upasampada consisted in acquiescing in the eight conditions laid down for nuns (Sp.i.242).
== Referensi ==
|