Mahāpajāpatī Gotamī: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 6:
== Penahbisan Wanita pertama ==
Ketika suaminya, Raja Suddhodhana, meninggal dunia, Pajapati memutuskan untuk meninggalkan keduniawian. Ketika Sang Buddha sedang berjalan di hutan Mahavana dekat Vesali, Mahapajapati, disertai oleh lima ratus wanita, berjalan dari Kapilavatthu menuju Vesali, dan ia menunggu kesempatan untuk meminta persetujuan dari Sang Buddha. Mahapajapati pada saat itu sudah mencapai tingkat Sotapanna. Ia mencapai tingkat ini ketika Sang Buddha mengunjungi kediaman ayahnya (Raja Suddhodhana) dan menyampaikan khotbah Mahadhammapala Jataka. Ia dinubuatkan oleh orang-orang bijak untuk menjadi orang pertama yang membuat Sang Buddha mengiznkan wantita untuk bergabung dengan ajaran sucinya. Ia mendapatkan kesempatan ketika Sang Buddha berkunjung ke Kapilavatthu untuk menyelesaikan perselisihan antara Sakiyan dan Koliyan mengenai hak mengambil air dari sungai Rohini. Ketika perselisihan telah diselesaikan, Sang Buddha menyampaikan khotbah Kalahavivada Sutta, dan lima ratus Sakiyan muda bergabung bersama. Istri orang-orang Sakiyan ini, dipimpin oleh Pajapati, mendatangi Sang Buddha dan meminta izin untuk ditahbiskan. Sang Buddha menolak dan meneruskan perjalannya ke Vesali. Tetapi Pajapati dan rombongannya, tidak patah semangat, mereka mencukur rambut mereka, dan memakai jubahkuning, berjalan kaki mengikuti Sang Buddha hingga ke Vesali. Dengan kaki terluka, mereka tiba di biara Sang Buddha dan mengulang permohonan mereka untuk ditahbiskan sebagai biarawati. Sang Buddha kembali menolak. Ananda, yang bertindak sebagai perantara, memohon kembali kepada Sang Buddha dan Sang Buddha memenuhi permintaan mereka dengan delapan syarat khusus (garudhamma). Sejalan dengan waktu, terpikir oleh beberapa bhikkhuni bahwa Mahapajapati Gotami diterima secara tidak sah oleh pasamuan bhikkhuni karena ia tidak mempunyai seorang pembimbing. Mengenai hal ini, Sang Buddha menjawab,
{{cquote|Mengapa
{{cquote|Apabila seseorang yang tidak melakukan eprbuatan keliru dengan tubuh, ucapan, dan pikiran, ketiganya selalu terkendali. Orang seperti itu Aku sebut sebagai brahmana sejati.
Baris 13 ⟶ 15:
For details see Vin.ii.253ff.; also A.iv.274ff. There was some question, which arose later, as to the procedure of Pajāpatī's ordination, which was not formal. When the nuns discovered this some of them refused to hold the uposatha with her. But the Buddha declared that he himself had ordained her and that all was in order (DhA.iv.149). Her upasampada consisted in acquiescing in the eight conditions laid down for nuns (Sp.i.242).
== Kehidupan rohani ==
Setelah penahbisannya, Pajapati datang kepada Sang Buddha dan memohon untuk diberikan pelajaran.
Pajapati mencapai tingkat Arahat bersama dengan lima ratus pengikut lainnya ketika mendengarkan Nandakovada Sutta. Pada pasamuan bhikkhu dan bhikkhuni di Jetavana, Buddha menyatakan Pajapati sebagai "Pemimpin Mereka yang Telah Mengalami (rattaññūnam)" (A.i.25). Tidak lama kemudian, ketika berada di Vesali, ia menyadari bahwa hidupnya sudah sampai kepada kesudahan. Ia berusia seratus dua puluh tahun; ia meninggalkan Sang Buddha, melakukan berbagai keajaiban, dan kemudian meninggal dunia, kelima ratus pengikutnya meninggal dunia bersama-sama dengan dia.
Mahapajapati Gotami dinubuatkan akan mencapai kebuddhaan sempurna pada kelahiran yang akan datang sebagaimana disampaikan oleh Sang Buddha dalam "Sutra Teratai"<ref> Saddharman Pundarika Sutra - Sumber : "The Lotus Sutra" by Soothil and Kern, Diterjemahkan oleh Giriputra Soemarsono dan Drs. Oka Diputhera, Terbiatan : Departemen Agama Republik Indonesia </ref>
== Referensi ==
|