Kabinet Kuroda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abiedestar (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Abiedestar (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
 
Peran dari Kabinet Kuroda adalah untuk memperkuat penumpasan [[Gerakan Kebebasan dan Hak Rakyat (Jepang)|Gerakan Kebebasan dan Hak Rakyat]], yang diperkirakan akan kembali menguat setelah Konstitusi dijalankan dan [[Parlemen Jepang|Parlemen]] dibentuk, serta untuk memperbaiki perjanjian-perjanjian yang tidak adil dengan kekuatan negara Barat.
[[Berkas:Tokyo-Rokumeikan-zenmen-1883-1900.jpg|kiri|jmpl|[[Rokumeikan]], lokasi di mana Kuroda menyampaikan pidatonya.]]
 
Pada 12 Februari 1889, satu hari setelah Konstitusi Kekaisaran Jepang dan Undang-Undang Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan disahkan, Kuroda menyampaikan {{Nihongo|pidato luar biasa|超然主義演説|Chōzenshugi enzetsu}} saat pesta makan siang di [[Rokumeikan]]. Menunjukkan sikap konfrontasi menyeluruh dengan partai politik. Sementara, [[Ōkuma Shigenobu]], mantan presiden dari partai [[Rikken Kaishintō]] dipertahankan dalam kabinet dan menjabat sebagai [[Menteri Luar Negeri Jepang|Menteri Luar Negeri]] serta bertanggung jawab terhadap revisi dari perjanjian dengan pihak Barat. Setelah dibunuhnya Mori Arinori yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, [[Ōyama Iwao]] menjadi pelaksana tugas sampai [[Enomoto Takeaki]] dilantik sebagai Menteri Pendidikan yang baru. Jabatan [[Menteri Komunikasi Jepang|Menteri Komunikasi]] yang sebelumnya diemban oleh Tateaki kemudian diambil alih oleh [[Gotō Shōjirō]].
 
Pada revisi perjanjian, pemerintahan Jepang pada masa kepemimpinan Kuroda berhasil menyelesaikan traktat yang adil yaitu [[Traktat Persahabatan dan Perdagangan Jepang-Meksiko|Traktat Persahabatan dan Perdagangan antara Jepang dan Meksiko]], dan negosiasi traktat lain dengan negara Barat lainnya juga berjalan dengan baik. Namun, terungkapnya draf revisi yang disusun oleh Kementerian Luar Negeri yang meliputi "[[Pengangkatan Pejabat Peradilan Asing Jepang|penunjukan hakim asing]]" sebagai kompromi dalam draf traktat tersebut mengakibatkan kegaduhan di kalangan masyarakat. Gerakan Solidaritas Daido, yang sudah dibubarkan kemudian muncul kembali dengan [[Itagaki Taisuke]] sebagai pimpinan gerakan dan beberapa anggota dari dalam kabinet diantaranya [[Yamagata Aritomo]], [[Gotō Shōjirō]], Ito Hirobumi dan [[Inoue Kaoru]] juga menentang rencana adanya kompromi tersebut.
[[Berkas:木島恒喜之墓.jpg|jmpl|Makam dari Tsuneki Kurushima di [[Fukuoka]]]]
 
Kuroda melindungi Ōkuma, namun negosiasi revisi traktat dihentikan sementara. Pada 18 Oktober 1889, ketika Okuma pulang ke kediaman resmi Menteri Luar Negeri mengendarai kereta kudanya. Tsuneki Kurushima, seorang anggota kelompok [[Ultranasionalisme]] [[Gen'yōsha]], melemparkan bahan peledak yang melukai serta membuat kaki kanan Ōkuma harus diamputasi. Satu minggu kemudian, pada tanggal 25 Oktober, Kuroda mengirimkan surat pengunduran dirinya ke seluruh anggota kabinet kecuali Ōkuma.