Ginkaku-ji: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Baris 39:
:Ashikaga Yoshimasa mendirikan kuil pribadi pada tahun [[1486]]. Kuil tersebut oleh biksu bernama [[Ōsen Keisan]] diberi nama Tōgudō. Dibangun berhadapan dengan kolam, bangunan ini berbentuk [[bujur sangkar]] keempat sisi yang panjanganya 6,4 meter. Di sisi bagian dalam tampak muka bangunan terdapat altar Buddha (''butsuma''), sedangkan di sisi kanan terdapat ruang kerja (''shōin'') milik Yoshimasa. Di sisi sebelah utara ruang kerja Yoshimasa terdapat sudut ruang dengan model {{nihongo|Tsukeshoin|付書院}} dan rak model {{nihongo|Chigaidana|違棚}}. Keduanya merupakan peninggalan tertua dalam sejarah arsitektur ruangan tradisional Jepang, dan keduanya hingga sekarang digunakan sebagai model dalam pembangunan ruangan tradisional bergaya arsitektur Shoinzukuri dan ruangan upacara minum teh.
* {{nihongo|Ginkaku|銀閣}} (pusaka negara)
:Ginkaku adalah nama untuk Aula Kannon (Kannon-den) yang didirikan Yoshimasa di Istana Higashiyama. Nama "Ginkaku" digunakan untuk menandingi Kinkaku-ji yang dibangun [[Ashikaga Yoshimitsu]]. Pemancangan tiang pertama dilakukan tahun [[1489]]. Bangunan dibuat bertingkat, atap berbentuk hōgyō-zukuri [http://www.aisf.or.jp/~jaanus/deta/h/hougyouzukuri.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220707140406/https://www.aisf.or.jp/~jaanus/deta/h/hougyouzukuri.htm |date=2022-07-07 }}, dengan penutup dari kokerabuki.[http://www.aisf.or.jp/~jaanus/deta/k/kokerabuki.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230416100853/https://www.aisf.or.jp/~jaanus/deta/k/kokerabuki.htm |date=2023-04-16 }}. Bila dilihat dari atas, panjang dan lebar bangunan adalah 8,2 x 7 meter. Lantai dasar disebut Shinkūden, dan bergaya arsitektur rumah tinggal. Lantai pertama disebut Kannon-kaku yang berfungsi sebagai butsudō (kuil). Sejak awal, pendiri bangunan ini memang tidak memiliki rencana untuk melapisi bangunan dengan lembaran perak. Alasannya, halaman bangunan sudah penuh dengan batu kerikil dan pohon-pohon yang bagus. Bahan bangunan yang digunakan juga bahan bangunan kelas satu. Penggunaan lembaran perak untuk melapisi bangunan tidak sesuai dengan konsep [[Kebudayaan Higashiyama]] yang berintikan budaya [[upacara minum teh]] dan ajaran [[Zen]].
 
<gallery>