TVR Parlemen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 79:
TVR Parlemen diresmikan sebagai saluran televisi terbatas TV Parlemen pada tanggal [[8 Januari]] 2007 oleh ketua DPR RI saat itu [[Agung Laksono]] ([[Golkar]]).<ref name="tvrp">{{cite web |title=TVR Parlemen |url=https://www.dpr.go.id/serba-serbi/radio-parlemen |access-date=19 Juni 2021 |archive-date=2021-06-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210624201409/https://www.dpr.go.id/serba-serbi/radio-parlemen |dead-url=yes }}</ref> Setelah satu tahun berjalan, efektivitas TV Parlemen mulai dipertanyakan oleh Ketua Fraksi [[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]] Effendi Choirie. TV Parlemen, yang saat itu hanya disaksikan di layar televisi yang dipasang di sudut-sudut [[Gedung MPR/DPR]], dinilainya "hanya untuk dilihat sendiri dan tidak bisa dilihat rakyat" serta "buang-buang uang".<ref>{{Cite news|last=Kompas.com |year=2008 |title=TV Parlemen Dipertanyakan |url=https://nasional.kompas.com/read/2008/04/02/1527560/tv.parlemen.dipertanyakan |work=[[Kompas.com]] |access-date=27 Juni 2021|date=2008-04-02 }}</ref>
Pada tahun 2013, PT First Media News – anak perusahaan [[Lippo Group]] yang menaungi saluran televisi berlangganan BeritaSatu (sekarang [[BTV (Indonesia)|BTV]]) – menandatangani kerjasama dengan Sekretariat Jenderal DPR RI. Melalui kerjasama tersebut, saluran baru direncanakan akan disiarkan melalui penyedia televisi berlangganan [[First Media]] pada awal Juni 2013 dengan nama '''BeritaSatu Swara'''<ref>{{cite web |last=[[BTV (Indonesia)|BeritaSatu]] ([[YouTube]]) |year=2013 |title=Kerjasama Siaran TV Parlemen Dengan DPR |url=https://www.youtube.com/watch?v=W2mNh7rG1QI |access-date=27 Juni 2021}}</ref> – kemungkinan sebagai upaya menghidupkan kembali Swara. Namun, upaya tersebut tidak terealisasi; saat ini saluran tersebut bersiaran di First Media dengan nama TV Parlemen.<ref>{{cite web |title=Pilih Paket |url=https://www.firstmedia.com/get/basic/packages |website=First Media |access-date=27 Juni 2021}}</ref>
Pada tahun 2015, TV Parlemen sempat tidak dapat meliput secara langsung pemeriksaan ketua DPR RI saat itu [[Setya Novanto]] (Golkar) oleh [[Mahkamah Kehormatan Dewan]].<ref>{{Cite news|last=Cicilia |first=Sanny |year=2015 |title=TV Parlemen pun tak bisa meliput sidang MKD |url=https://nasional.kontan.co.id/news/tv-parlemen-pun-tak-bisa-meliput-sidang-mkd |work=[[Kontan|Kontan.co.id]] |access-date=27 Juni 2021|date=2015-12-07 |editor-last=Cicilia |editor-first=Sanny }}</ref> Pemeriksaan ini terkait dengan kasus pelanggaran kode etik, imbas pertemuannya dengan salah satu calon presiden Amerika Serikat tahun 2016 [[Donald Trump]].
|