Stasiun Parung Panjang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Enchanwiki11 (bicara | kontrib)
k Merapikan.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nononia01 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 38:
 
== Sejarah ==
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] menuju [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] membangun sebuah jalur kereta api beserta stasiun-stasiunnya (termasuk Stasiun Parung Panjang) yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]], melewati daerah [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dilayani berbagai kereta api reguler yang melayani rute tersebut.<ref>{{cite web|title=Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|publisher=Studiegroep Zuid-West Pacific|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref><ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref>
 
Pada awal era 1990-an, sempat terdengar sebuah rancangan atau ''masterplan'' mengenai pembangunan jalur kereta api lingkar luar Jakarta yang dibuat oleh [[Departemen Perhubungan Republik Indonesia]] dari dan ke Stasiun Parung Panjang, dengan tujuan agar kereta api barang tidak memasuki wilayah DKI Jakarta. Perencanaan rute ini menghubungkan antara Stasiun Parung Panjang menuju ke [[Stasiun Cikarang]] dan juga ke [[Stasiun Sungai Lagoa]]. Namun, karena [[krisis finansial Asia 1997|krisis finansial yang menimpa Asia pada tahun 1997]] menyebabkan rancangan rute ini terhenti di tengah jalannya proyek, sehingga jalur kereta api yang sudah terbangun hanya mulai dari [[Stasiun Citayam]] hingga ke [[Stasiun Nambo]] saja.<ref>{{cite web|url=https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/25067/sejarah-dan-drama-di-balik-pengoperasian-krl-jalur-nambo|title=Sejarah dan Drama di Balik Pengoperasian KRL Jalur Nambo|date=4 April 2015|publisher=Kaori Nusantara|accessdate=6 Agustus 2017}}</ref>
Baris 46 ⟶ 45:
Dalam rangka meningkatkan pelayanan [[Kereta komuter|kereta api komuter]], jalur kereta api antara [[Stasiun Serpong]] hingga Stasiun Parung Panjang pun [[Elektrifikasi perkeretaapian|dielektrifikasi]] pada tahun 2009, dilanjutkan dengan Stasiun Parung Panjang hingga Stasiun Maja pada 17 April 2013.
 
Pada awalnya, stasiun ini memiliki total 4 jalur, dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 3 yang mengarah ke [[Stasiun Cicayur|Cicayur]] ikut menjadi sepur lurus pasca ''double track'' atau jalur ganda di segmen Serpong-Parung Panjang dioperasikan pada 17 April 2013,<ref name=":2">{{Cite news|url=http://news.liputan6.com/read/244385/jalur-ganda-krl-serpong-parungpanjang-beroperasi|title=Jalur Ganda KRL Serpong-Parungpanjang Beroperasi|date=16 September 2009|accessdate=16 Oktober 2017|publisher=Liputan6.com|language=id|work=[[Liputan6.com]]}}</ref> dilanjutkan dengan jalur 3 yang mengarah ke [[Stasiun Cilejit|Cilejit]] juga menjadi sepur lurus setelah jalur ganda di segmen Parung Panjang-Maja dioperasikan pada 17 Desember 2015.
 
Dibangun sebuah gudang penyimpanan di area dekat Stasiun Parung Panjang, gudang ini digunakan untuk tempat menyimpan material-material perkeretaapian yang sudah tidak dipakai lagi, seperti contohnya sinyal kereta ali. Selain gudang, emplasemen Stasiun Parung Panjang juga dibangun jalur-jalur baru yang digunakan untuk tempat bongkar muat dan menyimpan atau ''stabling'' rangkaian gerbong angkutan batu balas, serta jalur-jalur baru ini juga digunakan untuk tempat ''stabling'' rangkaian [[Kereta rel listrik|KRL]].
 
Untuk meningkatkan okupansi penumpang [[Kereta rel listrik|KRL]] ''Green Line'', maka pada tahun 2014-2016 [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] mulai merenovasimerevitalisasi secara besar-besaran Stasiun Parung Panjang, Stasiun Maja, serta Kebayoran menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang sangat lengkap. Pada tanggal 11 Mei 2016, ketiga stasiun itu pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko bersama dengan Bupati Lebak, [[Iti Octavia Jayabaya]], di Stasiun Maja.<ref name=":0">{{Cite news|last=Sari|first=Nursita|date=11 Mei 2016|title=Menengok "Wajah Baru" Stasiun Parung Panjang|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2016/05/11/16201011/Menengok.Wajah.Baru.Stasiun.Parung.Panjang|publisher=Kompas.com|accessdate=18 September 2017|editor-last=Ali|editor-first=Fidel|work=[[Kompas.com]]}}</ref>
 
== Bangunan dan tata letak ==