Haji Misbach: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Empat Tilda (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
Baris 18:
Pada usia sekolah, dia ikut pelajaran keagamaan dari pesantren, selain di sekolah [[bumiputera]] "Ongko Loro". Basis pesantren serta lingkungan [[keraton Surakarta]] inilah yang kemudian mempengaruhi sosok Misbach nantinya menjadi seorang [[Mubaligh]]. Meski orang tuanya menjabat sebagai pejabat keagamaan keraton, hal tersebut tidak membuat dia jauh dari persoalan-persoalan yang dihadapi oleh rakyat.
<ref>{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Haji Misbach, Haji Revolusioner yang Memadukan Islam & Komunisme|url=https://tirto.id/haji-misbach-haji-revolusioner-yang-memadukan-islam-komunisme-dw2b|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-06-30|archive-date=2023-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230630144357/https://tirto.id/haji-misbach-haji-revolusioner-yang-memadukan-islam-komunisme-dw2b|dead-url=no}}</ref>
Perkenalannya dengan dunia aktivis menarik minatnya untuk mulai melibatkan diri secara penuh dengan bergabung dalam [[Inlandsche Journalisten Bond]] (IJB) bentukan Mas [[Marco Kartodikromo]] pada tahun [[1914]].
Baris 98:
''"…agama berdasarkan sama rata sama rasa kepada [[Tuhan]] Yang Maha Kuasa hak persamaan untuk segenap manusia dalam dunia tentang pergaulan hidup, tinggi dan hinanya manusia hanya tergantung atas budi kemanusiaannya. Budi terbagi tiga bagian: budi kemanusiaan, budi binatang, budi setan. Budi kemanusiaan dasarnya mempunyai perasaan keselamatan umum; budi binatang hanya mengejar keselamatan dan kesenangan diri sendiri; dan budi setan yang selalu berbuat kerusakan dan keselamatan umum."''
Ditengah ganasnya alam di tempat pembuangannya, dia terserang [[malaria]] dan meninggal di pada [[24 Mei]] [[1926]] dan dimakamkan di kuburan [[Fanindi]], [https://potretmaluku.id/haji-misbach-sosok-kiri-tokoh-pergerakan-ri/ Manokwari] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220831144751/https://potretmaluku.id/haji-misbach-sosok-kiri-tokoh-pergerakan-ri/ |date=2022-08-31 }}, di samping kuburan istrinya. Tjipto Mangunkusuma dalam surat kabar Panggoegah, 12 Mei 1919 melukiskan keberanian Misbach dalam melawan kolonialisme Belanda sebagai "seorang ksatria sejati" yang mengorbankan seluruh hidupnya untuk pergerakan.
== Tulisan Haji Misbach ==
|