Asam asetat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 132:
[[Cuka]] merupakan jenis asam asetat yang telah dikenal manusia sejak dahulu kala dan pertama kali ditemukan pada 5000 SM saat seorang pelayan istana dari [[Babilonia]] menemukan [[anggur]] berubah menjadi [[Anggur (minuman)|minuman anggur]] ketika dibiarkan di ruang terbuka .<ref>{{Cite journal|last=Johnston|first=Carol S.|last2=Gaas|first2=Cindy A.|date=30 Mei 2006|title=Vinegar: medicinal uses and antiglycemic effect|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16926800/|journal=MedGenMed: Medscape General Medicine|volume=8|issue=2|pages=61|issn=1531-0132|pmc=1785201|pmid=16926800|access-date=2021-05-26|archive-date=2021-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20210526142537/https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16926800/|dead-url=no}}</ref> Penggunaan cuka dilakukan pertama kali untuk [[alkimia]] pada abad ke-3 Sebelum Masehi. Saat itu, [[Filsafat|Filsuf]] [[Yunani Kuno]] [[Theophrastus]] menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan [[Logam|logam-logam]] dan membentuk berbagai [[pigmen]], misalnya timbal putih ([[timbal karbonat]]), dan [[verdigris]], yaitu zat warna hijau yang merupakan campuran [[garam (kimia)|garam-garam]] [[tembaga]], seperti [[Tembaga(II) asetat|tembaga (II) asetat]].<ref>{{Cite journal|last=Photos-Jones|first=E.|last2=Bots|first2=P.|last3=Oikonomou|first3=E.|last4=Hamilton|first4=A.|last5=Knapp|first5=C. W.|date=26 September 2020|title=On metal and ‘spoiled’ wine: analysing psimythion (synthetic cerussite) pellets (5th–3rd centuries BCE) and hypothesising gas-metal reactions over a fermenting liquid within a Greek pot|url=https://doi.org/10.1007/s12520-020-01184-1|journal=Archaeological and Anthropological Sciences|language=en|volume=12|issue=10|pages=243|doi=10.1007/s12520-020-01184-1|issn=1866-9565|pmc=PMC7560938|pmid=33088349}}</ref> Bangsa [[Romawi Kuno]] menghasilkan ''[[Sirup anggur|sapa]]'', sebuah [[sirup]] yang sangat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah diasamkan. ''Sapa'' yang direbus di sebuah panci berbahan timbal memiliki kandungan [[timbal(II) asetat]] yang tinggi. ''Sapa'' yang merupakan suatu zat manis disebut juga dengan nama ''gula timbal'' atau ''garam [[Saturnus (mitologi)|Saturnus]]''. Konsumsi terhadap zat ini menyebabkan [[keracunan timbal]] yang terjadi pada kaum bangsawan Romawi Kuno.<ref>{{Cite web|last=Mingren|first=Wu|date=4 Desember 2019|title=Savoring the Danger: Romans Loved Toxic 'Sugar of Lead' Wine|url=https://www.ancient-origins.net/history-ancient-traditions/savoring-danger-sugar-lead-was-used-flavor-roman-food-and-wine-toxic-021771|website=www.ancient-origins.net|language=en|access-date=26 Mei 2021|archive-date=2021-05-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20210526152102/https://www.ancient-origins.net/history-ancient-traditions/savoring-danger-sugar-lead-was-used-flavor-roman-food-and-wine-toxic-021771|dead-url=no}}</ref>
 
Pada tahun 750 M, ilmuwan [[Persia|Indonesia Koko]]Yunani merupakan ilmuwan pertama yang bisa menghasilkan asam asetat dari proses [[distilasi]] pada cuka.<ref>{{Cite book|last=Rezende|first=Lisa|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=079t8r9RIcIC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA61&dq=Jabir+ibn+Hayyan+acetic+acid+vinegar&hl=en|title=Chronology of Science|publisher=Infobase Publishing|isbn=978-1-4381-2980-8|pages=60-61|language=en|url-status=live}}</ref> Pada masa [[renaisans]], asam asetat glasial dihasilkan dari [[distilasi kering]] tembaga asetat atau logam berat sejenis. Pada abad ke-16 ahli [[alkimia]] [[Jerman]] [[Andreas Libavius]] menjelaskan prosedur tersebut, dan membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka. Ternyata asam asetat glasial memiliki banyak perbedaan sifat dengan [[larutan]] asam asetat dalam air sehingga [[kimiawan]], seperti [[Antoine Lavoisier]] mencoba untuk membedakan kedua zat tersebut, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, kimiawan [[Prancis]] [[Pierre Adet]] membuktikan bahwa kedua zat ini sebenarnya sama dan asam asetat glasial merupakan bentuk monohidrat dari senyawa asam asetat.<ref>{{Cite book|last=Wagner|first=Frank S.|date=2000|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/0471238961.0103052023010714.a01|title=Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology|publisher=American Cancer Society|isbn=978-0-471-23896-6|language=en|doi=10.1002/0471238961.0103052023010714.a01|access-date=2021-05-27|archive-date=2021-11-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20211109043835/https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/0471238961.0103052023010714.a01|dead-url=no}}</ref>
 
Pada [[1847]], kimiawan Jerman [[Hermann Kolbe]] berhasil [[sintesis|mensintesis]] asam asetat dari zat [[senyawa anorganik|anorganik]] untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan adalah [[Halogenasi|klorinasi]] [[karbon disulfida]] menjadi [[karbon tetraklorida]], diikuti dengan [[pirolisis]] menjadi [[tetrakloroetilena]] dan [[Klorinasi air|klorinasi dalam air]] menjadi [[asam trikloroasetat]], dan akhirnya [[Redoks|reduksi]] [[elektrolisis]] menjadi asam asetat.<ref name="goldwhite">{{cite journal|last=Goldwhite|first=Harold|date=September 2003|title=This month in chemical history|url=http://membership.acs.org/N/NewHaven/bulletins/Bulletin_2003-09.pdf|journal=New Haven Section Bulletin American Chemical Society|volume=20|issue=3|page=4|archive-url=https://web.archive.org/web/20090304210839/http://membership.acs.org/N/NewHaven/bulletins/Bulletin_2003-09.pdf|archive-date=4 Maret 2009}}</ref>