Halim Ambiya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan dua foto baru. |
Penambahan paragraf di segmen pendidikan. Tag: referensi YouTube VisualEditor |
||
Baris 68:
Menurutnya, nama "[[Tasawuf Underground]]" adalah istilah yang pernah disampaikan oleh [[Abdul Aziz Dahlan|Prof. Dr. H. Abdul Aziz Dahlan]] (Guru Besar Ilmu Tasawuf [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]) dalam sebuah sidang skripsi mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Halim mengungkapkan:<blockquote>''"Istilah Tasawuf Underground ini berasal dari Prof. Aziz Dahlan, untuk menyebut fenomena seorang tokoh yang berkiprah dalam dakwah tasawuf dengan cara sembunyi-sembunyi terhadap para preman di Tanjung Priok, Jakarta. Dia tidak dikenal di bumi, tapi dikenal di langit."'' </blockquote>"Alhamdulillah. Mereka bisa membaca kalimat hikmah dari sumber yang jelas. Bisa dibaca di mobil, di halte, di tempat kerja, di dapur, di kantor. Mereka secara ''underground'' belajar ilmu tasawuf secara sembunyi-sembunyi melalui [[Facebook]] dan [[Instagram]]," tuturnya.
Halim Ambiya tak hanya merambah dakwahnya di media sosial. Para pecinta ilmu tasawuf melalui akun Facebook dan Instagram [[Tasawuf Underground]] pun kian bertambah. Di tahun 2016, ''fans page'' Tasawuf Underground diikuti lebih dari 300.000 ''followers'' dan di akun Instagram mencapai 60.000 lebih ''followers''. Bahkan, Halim Ambiya akhirnya dikenal sebagai ''influencer'' ketika membuat viral puluhan lagu-lagu shalawat melalui akun Facebooknya. Jutaan viewers Facebook, Instagram, dan [[YouTube]] meramaikan video [[Selawat|shalawat]] yang dikenalkannya. [[Nasyid|
Pendakwah ini tak hanya menimba ilmu tasawuf secara akademik di [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] dan [[ISTAC]], namun juga [[Baiat|berbaiat]] dan mengikuti [[Pondok Pesantren Suryalaya|Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya]]. Di tahun 2012, Halim Ambiya berbaiat melalui Wakil Talqin [https://www.laduni.id/post/read/80669/biografi-kh-zezen-zainal-abidin-bazul-asyhab K.H. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab]. Konon, pertemuannya dengan K.H. Zezen—Pangersa Uwak—demikian Halim biasa memanggil, merupakan peristiwa penting yang mengubah dirinya. "Kyai Zezen-lah yang membuat saya klepek-klepek kepada TQN. Beliau mampu menjelaskan makna-makna rumit dalam terminologi tasawuf dengan cara mudah. Beliau adalah seorang penyelam yang luar biasa,"<ref>{{Cite news|date=17 April 2021|via=YouTube|title=Podcast Tasawuf #93 - Dulu Anti Tarekat, Kini Lanjutkan Perjuangan Abah Anom|url=https://www.youtube.com/watch?v=7QyancwPCII|work=TQN News|type=Video|access-date=18 Agustus 2023}}</ref> tutur Halim.
Berkat dukungan dan saran Sang Guru, Halim Ambiya diminta untuk fokus dan serius untuk berdakwah di media sosial, serta berkiprah di dunia pendidikan dan penelitian serta terlibat aktif dalam dakwah Suryalaya, yang terhimpun dalam [https://ldtqn.or.id/ Lembaga Dakwah Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah (LDTQN) Suryalaya]. Atas saran Pangersa Uwak Zezen dan K.H. Dr. Hamdani Muin, akhirnya Halim Ambiya pun bergabung dalam kepengurusan MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah) dan [[Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah|Jami'yyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN)]].
Dari sini, Ustadz Halim Ambiya mulai membuat pengajian secara ''off air''. Dibantu sejumlah jemaah, dia membuka pengajian [[Tasawuf Underground]] di rumah dan kantor penerbitannya. Lalu, membuat pengajian yang disebutnya sebagai '''Sufi After Hours'''. Halim Ambiya membuka pengajian dari kafe ke kafe di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref>{{Cite news|last=Tohir|first=Jaisy Rahman|date=25 April 2021|title=Tasawuf Underground, Pesantren Anak Punk Menuju Kemapanan|url=https://jakarta.tribunnews.com/2021/04/25/tasawuf-underground-pesantren-anak-punk-menuju-kemapanan|work=TribunJakarta.com|access-date=2 Agustus 2023}}</ref> Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian [[tasawuf]] ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., dan Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A.. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
|