Seni kecerdasan buatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Hak cipta di Indonesia: Menyesuaikan kalimat |
k →Gambar |
||
Baris 13:
Sejumlah mekanisme untuk membuat seni kecerdasan buatan telah dikembangkan, termasuk pembuatan prosedural dengan pola matematis, algoritme yang mensimulasikan sapuan kuas dan efek lukis lainnya, dan algoritme pembelajaran seperti jaringan adversarial generatif dan transformer.
Salah satu sistem seni kecerdasan buatan pertama adalah AARON, yang dikembangkan oleh Harold Cohen mulai pada akhir tahun 1960-an di Universitas
[[Berkas:Scenic_Valley_in_the_Afternoon_Artistic.jpg|jmpl|Sebuah contoh gambar yang dibuat dengan VQGAN+CLIP (NightCafe Studio)]]
Jaringan adversarial generatif dirancang pada tahun 2014. Sistem ini menggunakan sebuah "generator" untuk membuat gambar baru dan sebuah "discriminator" untuk menentukan apa saja gambar yang dianggap sukses. [[DeepDream]], yang dirilis oleh [[Google]] pada tahun 2015, menggunakan sebuah jaringan saraf konvolusional untuk mencari dan meningkatkan pola pada gambar melalui [[Algoritma|algoritme]] [[pareidolia]], yang berakibat pada gambar dengan ciri khas tertentu. Setelah rilisnya DeepDream, sejumlah perusahaan merilis aplikasi yang mengubah foto menjadi gambar mirip lukisan dengan gaya berdasarkan kumpulan lukisan yang terkenal.<ref>{{Cite news|date=18 November 2019|title=A.I. photo filters use neural networks to make photos look like Picassos|url=https://www.digitaltrends.com/mobile/best-ai-based-photo-apps/|work=Digital Trends|language=en|access-date=9 November 2022}}</ref><ref>{{Cite news|last=Biersdorfer|first=J. D.|date=4 December 2019|title=From Camera Roll to Canvas: Make Art From Your Photos|url=https://www.nytimes.com/2019/12/04/technology/personaltech/turn-photos-into-paintings.html|work=The New York Times|access-date=9 November 2022}}</ref>
|