Tenggelamnya RMS Titanic: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 141:
Sementara itu, awak kapal lainnya berjuang mempertahankan layanan vital karena air terus mengalir ke geladak bawah kapal. Para teknisi dan juru api berupaya mengeluarkan uap dari ketel untuk mencegahnya meledak saat bersentuhan dengan air dingin. Mereka membuka kembali pintu kedap air untuk memasang pompa portabel tambahan di kompartemen depan guna mengurangi luapan air, meskipun usaha ini sia-sia. Para awak juga mengupayakan generator listrik tetap menyala agar penerangan dan daya di seluruh kapal tetap hidup. Awak kabin [[Frederick Dent Ray]] nyaris tersapu air sewaktu dinding kayu di antara baraknya dan kabin kelas tiga di dek E runtuh, memerangkapnya di air setinggi pinggang.{{sfn|Lord|1976|p=78}} Dua orang teknisi, Herbert Harvey dan Jonathan Shepherd (yang kaki kirinya patah setelah jatuh ke dalam ceruk beberapa menit sebelumnya), tewas pada pukul 00.45 di ruang ketel No. 5 ketika pintu bunker yang memisahkan ruang ketel No. 5 dan No. 6 ambruk dan tersapu oleh "gelombang busa hijau", sebagaimana diutarakan oleh juru api [[Frederick Barrett]], yang juga hampir terperangkap di ruang ketel tersebut.{{sfn|Halpern|Weeks|2011|p=126}}
 
Menurut pengakuan seorang penyintas bernama Trimmer George Cavell, pada pukul 01.20 di ruang ketel No. 4, air mulai meluap dari pelat lantai logam di bawah, menandakan bahwa dasar kapal juga telah bocor akibat menabrak gunung es. Luapan air juga membanjiri ruang pompa, yang memaksa juru api dan juru batu bara untuk mengevakuasi ruang ketel.{{sfn|Lord|1976|p=76}} Di buritan, Kepala Teknisi Bell dan rekan-rekannya serta sejumlah juru api dan juru minyak tetap tinggal di ruang ketel No. 1, 2, 3 serta di ruang [[motor bakar torak]] dan turbin yang belum kebanjiran. Mereka terus menyalakan ketel dan generator listrik agar lampu dan pompa kapal bisa terus beroperasi, dengan demikian radio bisa tetap menyala dan sinyal mara bahaya dapat dikirim.{{sfn|Ballard|1987|p=25}} Beberapa sumber mengungkapkan bahwa para awak initersebut tetap beradabertahan di tempat tersebut sampai ''Titanic'' tenggelamtempatnya, memastikan bahwa listrik ''Titanic'' tetap menyala sampai menit-menit terakhir menjelang tenggelam. Menurut juru api Frederick Scott, kira-kira pukul 02.05, ketika jelas bahwa usaha untuk mempertahankan kapal sia-sia dan banjir di kompartemen depan terlalu parah untuk diatasi oleh pompa, ia bersama sejumlah teknisi dan awak lainnya naik ke geladak terbuka ''Titanic'', tetapi saat itu semua sekoci telah berangkat. Scott bersaksi melihat 8 dari 35 orang teknisi kapal berkumpul di ujung belakang geladak di sisi kanan.<ref>{{cite web |url=https://www.titanicinquiry.org/BOTInq/BOTInq06Scott02.php |title=Day 6 – Testimony of Frederick Scott (Greaser, SS Titanic) |work=British Wreck Commissioner's Inquiry |date=10 May 1912 |access-date=9 April 2020 |archive-date=6 January 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210106101508/https://www.titanicinquiry.org/BOTInq/BOTInq06Scott02.php |url-status=live }}</ref> Tidak ada teknisi dan juru listrik ''Titanic'' yang selamat.{{sfn|Butler|1998|p=226}} Begitu pula dengan 5 petugas pos di ''Titanic'', yang terlihat terakhir kali sedang berjibaku menyelamatkan kantong surat yang mereka angkut dari ruang surat yang kebanjiran. Kesemuanya terperangkap oleh air yang membanjiri dek D.{{sfn|Butler|1998|p=225}}
 
Sebagian besar penumpang kelas tiga juga berjuang menerobos air yang membanjiri kabin penumpang di dek E, F, dan G. Carl Jansson, salah seorang dari sedikit penyintas kelas tiga, mengutarakan:
Baris 152:
 
{{listen |filename=RMS Titanic distress signal simulated as morse code.wav |title=Sinyal mara bahaya |description=Simulasi sinyal mara bahaya Titanic dalam [[kode Morse]]. "SOS SOS CQD CQD – MGY WE ARE SINKING FAST PASSENGERS BEING PUT INTO BOATS MGY"}}
Pada pukul 01.20, keseriusan situasi mulai terlihat di atas geladak atas tatkala para penumpang mulai saling mengucapkan selamat tinggal dan para suami mengawal istri dan anak-anak mereka ke sekoci. Suar mara bahaya ditembakkan setiap beberapa menit sekali untuk menarik perhatian kapal terdekat, dan operator radio berulang kali mengirimkan [[sinyal mara bahaya]] [[CQD]]. Operator radio [[Harold Bride]] menyarankankan agar rekannya, Jack Phillips, menggunakan sinyal [[SOS]], karena "mungkin ini adalah kesempatan terakhirmu untuk mengirimkannya". Bertentangan dengan ucapan Bride, SOS bukanlah sinyal baru, melainkan telah digunakan berkali-kali sebelumnya.{{sfn|Fitch|Layton|Wormstedt|2012|p=205}} Kedua operator radio tersebut menghubungi kapal lain untuk meminta bantuan. Beberapa kapal menanggapi, yang terdekat adalah [[RMS Carpathia|RMS ''Carpathia]], berjarak {{convert|58|mi}} dari ''Titanic''.{{sfn|Butler|1998|p=98}} Kecepatan ''Carpathia'' jauh lebih lambat daripada ''Titanic'', bahkan jika dikemudikan dengan kecepatan maksimum {{convert|17|kn|mph km/h|lk=in|abbr=on}}, kapal ini membutuhkan waktu empat jam untuk mencapai ''Titanic''.{{sfn|Butler|1998|p=113}} Kapal lainnya yang menanggapi adalah SS ''Mount Temple'', tetapi perjalanannya terhalang oleh bongkahan es saat hendak berlayar menuju ''Titanic''.<ref>{{cite web|url=http://www.titanicinquiry.org/USInq/AmInq09Moore01.php|title=Testimony of Henry James Moore at the US Inquiry|access-date=1 May 2017|archive-date=21 June 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20180621170144/http://www.titanicinquiry.org/USInq/AmInq09Moore01.php|url-status=live}}</ref>
 
Sebenarnya, kapal terdekat dari ''Titanic'' adalah [[SS Californian|SS ''Californian'']], yang telah memperingatkan ''Titanic'' mengenai bahaya es beberapa jam sebelumnya. Kapten ''Californian'', [[Stanley Lord]], khawatir bahwa kapalnya akan terjebak di ladang es hanyut dan memutuskan untuk berhenti kira-kira pukul 22.00 sembari menunggu datangnya siang untuk menemukan jalan melewati ladang es.{{sfn|Butler|1998|p=159}} Pada pukul 23.30, sepuluh menit sebelum ''Titanic'' menabrak gunung es, operator radio ''Californian'' bernama [[Cyril Furmstone Evans|Cyril Evans]] mematikan perangkatnya pada malam itu dan tidur.{{sfn|Butler|1998|p=161}} Di anjungan, Opsir Ketiga Charles Groves melihat sisi kanan sebuah kapal besar kira-kira berjarak {{convert|10|to|12|mi|abbr=on}} dari ''Californian'', yang mendadak berbelok ke kiri dan berhenti. Seandainya operator radio ''Californian'' tetap di tempatnya lima belas menit lebih lama, ratusan nyawa mungkin bisa diselamatkan.{{sfn|Butler|1998|p=160}} Satu jam kemudian, Opsir Kedua Herbert Stone melihat lima roket putih meledak di atas kapal yang berhenti. Stone tidak memahami makna dari roket tersebut, ia lantas memanggil Kapten Lord yang sedang beristirahat di ruang peta dan melaporkan penampakan tersebut.{{sfn|Butler|1998|p=162}} Lord tidak melakukan tindakan apa pun terkait laporan tersebut, meskipun Stone bersikeras bahwa "Sebuah kapal tidak akan menembakkan roket di laut dengan sia-sia," ujarnya kepada salah seorang rekannya.{{sfn|Butler|1998|p=163}}
Baris 159:
Pada saat itu, para penumpang dan awak yang berada di ''Titanic'' sudah menyadari bahwa kapal benar-benar akan tenggelam dan sekoci tidak cukup untuk mengangkut semua orang. Ada yang masih berpegang teguh pada harapan bahwa hal terburuk tidak akan terjadi. [[Eloise Hughes Smith]] memohon apakah Lucian, suami yang baru dinikahinya dua bulan lalu, boleh naik sekoci bersamanya, tetapi Kapten Smith mengabaikannya, berteriak melalui megafonnya bahwa wanita dan anak-anak harus didahulukan. Lucian berkata, "Tidak apa-apa, kapten, mengenai masalah itu; saya akan memastikan dia naik sekoci", lalu ia memberi tahu Eloise, "Aku tidak pernah berharap memintamu untuk patuh, tetapi kali ini kau harus menurutiku. Ini hanyalah masalah mendahulukan wanita dan anak-anak. Peralatan di kapal ini lengkap dan semua orang akan diselamatkan."{{sfn|Lord|1976|p=84}} Suami Charlotte Collyer, Harvey, berseru kepada istrinya saat ia dinaikkan ke atas sekoci, "Pergilah, Lottie! Demi Tuhan, beranilah dan pergilah! Aku akan mendapat tempat duduk di sekoci lain!". Tidak seorang pun dari pria ini yang selamat.{{sfn|Lord|1976|p=84}}
 
Ada juga pasangan yang menolak dipisahkan. [[Ida Straus]], istri pemilik [[toko serba ada]] [[Macy's]] dan mantan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat]] Isidor Straus, berkata kepada suaminya: "Kami telah hidup bersama selama bertahun-tahun. Ke mana kau pergi, aku ikut."{{sfn|Lord|1976|p=84}} Mereka berdua duduk di sepasang kursi di geladak dan bertahan sampai ''Titanic tenggelam'' tenggelam.{{sfn|Lord|1976|p=85}} Industriawan [[Benjamin Guggenheim]] mengganti baju pelampung dan sweternya dengan topi tinggi dan baju pesta dan bertekad untuk "berpulang selayaknya pria terhormat".{{sfn|Ballard|1987|p=25}}
 
Pada saat itu, sebagian besar penumpang yang menaiki sekoci berasal dari kelas satu dan dua. Segelintir penumpang kelas tiga berhasil naik ke geladak, sedangkan sebagian besar masih tersesat di labirin koridor atau terjebak di balik gerbang dan partisi yang memisahkan kabin penumpang kelas tiga dengan area kelas satu dan dua.{{sfn|Barczewski|2006|p=284}} Pemisahan ini bukan hanya karena alasan sosial, melainkan disyaratkan oleh undang-undang imigrasi Amerika Serikat, yang mewajibkan penumpang kelas tiga dipisah untuk mengontrol imigrasi dan mencegah penyebaran [[penyakit menular]]. Penumpang kapal kelas satu dan dua pada jalur lintas Atlantik turun di dermaga utama di [[Pulau Manhattan]], tetapi penumpang kelas tiga harus melewati pemrosesan dan pemeriksaan kesehatan di [[Pulau Ellis]].{{sfn|Howells|1999|p=96}} Di sejumlah tempat, awak ''Titanic'' diduga menghalangi penyelamatan penumpang kelas tiga. Beberapa gerbang dikunci dan dijaga oleh awak kapal untuk mencegah penumpang kelas tiga menyerbu sekoci.{{sfn|Barczewski|2006|p=284}} Seorang penyintas asal Irlandia bernama Margaret Murphy menulis pada bulan Mei 1912:
Baris 177:
==== Peluncuran sekoci terakhir ====
[[File:Leaving the sinking liner.jpg|right|thumb|upright|Sekoci No. 15 nyaris menimpa sekoci No. 13 (gambar oleh [[Charles Dixon (seniman)|Charles Dixon]]).|alt=Lukisan sekoci diturunkan di sisi Titanic, dengan satu sekoci akan diturunkan di atas sekoci lainnya di air. Sekoci ketiga terlihat di latar belakang.]]
Pada pukul 01.30, sudut kemiringan ''Titanic'' meningkat, meskipun tidak lebih dari 5 derajat, dengan peningkatan kemiringan ke sebelah kiri kapal. Situasi yang makin memburuk tercermin dari nada pesan yang dikirim dari kapal: "Kami menurunkan para wanita ke sekoci", yang dikirim pada pukul 01.25, "Ruang mesin kebanjiran" pada pukul 01.35, dan "Ruang mesin tergenang hingga ketel" pada pukul 01.45.{{sfn|Ballard|1987|p=26}} Ini adalah sinyal terakhir ''Titanic'' yang dapat dipahami, diduga dikirim saat sistem kelistrikan kapal mulai rusak; pesan-pesan selanjutnya campur aduk dan tidak dapat dipahami. NamunMeskipun demikian, kedua operator radio tersebut terus mengirimkan pesan mara bahaya sampai menit terakhir tenggelamnyasebelum ''Titanic''tenggelam.{{sfn|Regal|2005|p=34}}
 
Sekoci yang tersisa diisi sesuai kapasitas dengan tergesa-gesa. Sekoci No. 11 bermuatan lima orang lebih banyak dari kapasitas nominalnya. Ketika diturunkan, sekoci ini nyaris kebanjiran air yang dipompa keluar dari kapal. Sekoci No. 13 juga menghadapi permasalahan yang sama, dan awak yang berada di kapal tidak bisa melepaskan tali pengerek. Sekoci tersebut mengayun ke belakang, bertepatan dengan diturunkannya sekoci No. 15. Tali pengerek berhasil dipotong tepat waktu dan kedua sekoci berangkat dengan selamat.{{sfn|Eaton|Haas|1994|p=153}}
Baris 242:
Hanya segelintir orang yang berada di air yang selamat. Di antaranya adalah Archibald Gracie, Jack Thayer, dan Charles Lightoller, yang berhasil menaiki sekoci lipat B yang terbalik. Kira-kira 12 ABK berhasil mencapai sekoci lipat B dan berupaya menyelamatkan orang-orang sebisa mereka, tetapi banyak orang mulai memepet lambung sekoci yang terbalik. Sadar akan risiko sekoci dipenuhi oleh kerumunan orang, mereka mengayuh perlahan, mengabaikan permintaan tolong puluhan orang yang meminta naik ke sekoci. Dalam tulisannya, Gracie takjub akan sikap orang-orang yang berada di air: "Tanpa bermaksud menyinggung, saya dengan senang hati mengatakan, saya tidak pernah mendengar kata-kata teguran apa pun dari orang-orang itu karena menolak memberi bantuan... [salah satu penolakan]] dijawab dengan jantan oleh seorang pria... 'Baiklah anak-anak, semoga beruntung dan Tuhan memberkatimu'."{{sfn|Gracie|1913|p=89}} Gracie mengungkapkan ia mendengar salah seorang penumpang di sekoci B mengatakan bahwa Kapten Smith bergelantungan di sekoci, dan juru api Harry Senior serta juru masak Isaac Maynard berkata bahwa Smith ada di sana.{{sfn|Gracie|1913|p=95}} Juru api Walter Hurst menduga orang yang mengatakan "Baiklah anak-anak, semoga beruntung dan Tuhan memberkatimu" adalah Smith. Hurst mengungkapkan ada seorang pria yang memiliki "suara berwibawa" menyemangati mereka dengan mengatakan "Good boys! Good lads!". Hurst sangat tersentuh oleh keberanian pria itu dan mengulurkan dayung padanya, sayangnya pria tersebut sudah tewas.{{sfn|Lord|2005|p=98}} Lebih dari 20 orang lainnya berhasil mencapai sekoci lipat A, yang mengambang tetapi setengah tergenang air karena sisi-sisinya tidak dibuka dengan benar. Penumpang sekoci harus duduk berjam-jam di air yang sangat dingin, dan banyak dari mereka yang tewas akibat hipotermia sepanjang malam itu.{{sfn|Bartlett|2011|p=224}}
 
TakTidak jauh dari sana, delapan belas sekoci lain yang memiliki banyak tempat kosong sedang berlayar di kala para penumpangnya memperdebatkan apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang tersebut. Sekoci No. 4 yang letaknya paling dekat, kira-kira berjarak {{convert|50|m}} dari lokasi tenggelamnya kapal. Sekoci ini berhasil menyelamatkan tiga orang sebelum kapal tenggelam,<ref>{{cite web|url=http://www.titanicinquiry.org/BOTInq/BOTInq05Ranger01.php|title=Testimony of Thomas Ranger|access-date=6 October 2014|archive-date=4 October 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20181004093605/http://www.titanicinquiry.org/BOTInq/BOTInq05Ranger01.php|url-status=live}}</ref> dan tujuh orang lagi berhasil dinaikkan ke sekoci setelah kapal tenggelam, tetapi dua di antaranya tewas. Sekoci lipat D menyelamatkan seorang penumpang pria yang melompat ke laut dan berenang ke sekoci tak lama setelah sekoci diturunkan. Para penumpang di sekoci lainnya memutuskan untuk tidak kembali, kemungkinan karena takut sekoci akan terbalik dalam upaya penyelamatan. Sejumlah penumpang mengajukan keberatan secara blak-blakan atas tindakan ini; Intendans Hichens, yang mengomandoi sekoci No. 6, memberi tahu para wanita di sekocinya bahwa tidak ada gunanya kembali karena "hanya ada banyak orang mati di sana".{{sfn|Bartlett|2011|pp=226–267}}
 
Kira-kira 20 menit kemudian, suara tangisan mulai berkurang karena orang-orang di laut sudah pingsan atau tewas.{{sfn|Bartlett|2011|p=228}} Opsir Kelima Lowe, yang mengurusi sekoci No. 14, "menunggu sampai suara teriakan dan jeritan mereda" sebelum melakukan upaya penyelamatan.{{sfn|Bartlett|2011|p=230}} Ia mengumpulkan lima sekoci dan saling memindahkan penumpang antar sekoci agar lebih banyak tempat di sekoci No. 14. Lowe kemudian membawa tujuh awak dan seorang sukarelawan penumpang pria, lalu mendayung menuju lokasi tenggelamnya kapal. Keseluruhan operasi ini memakan waktu kira-kira tiga perempat jam. Ketika sekoci No. 14 kembali ke lokasi tenggelam, nyaris semua orang yang ada di air sudah tewas dan hanya beberapa suara yang masih terdengar.{{sfn|Butler|1998|pp=144–145}}